Keren! ITB Buat Prototipe Baterai Organik dari Alga Merah

Ilustrasi pencipta prototipe baterai organik dari alga merah. (Sumber: Dok. ITB)
Isi Tabel

Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki potensi rumput laut berlimpah. Untuk meningkatkan value rumput laut itu, dua mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan inovasi prototipe baterai organik dari alga merah.

Kira-kira, seperti apa inovasi prototipe yang dibuat oleh mahasiswa ITB tersebut? Yuk, simak informasinya di bawah ini!

Baca juga: Outer Anti Pelecehan Seksual Ciptaan Mahasiswa Unsoed

Mengenal Baterai Organik Buatan Mahasiswa ITB

Yumna, perwakilan tim, mengatakan, bahwa inovasi ini dibuat berdasarkan pada hasil riset dirinya dan rekannya tersebut bersama tim dari sebuah start-up yang bergerak di bidang Small Medium Enterprise (SME). Mereka menemukan pemanfaatan rumput laut di Indonesia masih kurang optimal, terutama karena petani hanya menjual dalam bentuk kering yang nilai jualnya lebih rendah.

“Ketika kita menemukan rumput laut mempunyai potensial yang lebih, kita berangkat dengan ide ini,” ungkap Yumna dikutip dari laman resmi ITB, Jumat (29/04).

Senada, Richie menjelaskan, bahwa prototipe baterai ini tersusun atas komponen elektroda dari bahan organik dan komponen elektrolit dari ekstrak rumput laut bernama karagenan. Baterai tersebut termasuk kategori baterai sekunder bersifat rechargeable.

“Prototipe ini dibuat pada temperatur lingkungan dan telah dilakukan uji terhadap komponen elektrolit,” katanya dikutip dari laman resmi ITB.

Performa baterai organik dengan gabungan elektroda organik dan biopolimer elektrolit menghasilkan performa yang komparabel dengan baterai Li-ion. Hal tersebut didasarkan pada studi literatur.

Tentunya, baterai organik ini mempunyai keunggulan dari sisi lingkungan. Hal ini karena proses pembuatan baterai hingga pengolahan limbahnya memperhatikan aspek lingkungan maupun kesehatan. Keunggulan ini yang membuat nilai lebih pada prototipe baterai organik buatan kedua mahasiswa ITB tersebut.

“Dengan masyarakat mengetahui tentang baterai ini, secara tidak langsung masyarakat akan lebih aware akan masalah lingkungan,” ujar Richie.


Itulah beberapa informasi tentang prototipe baterai organik dari alga merah. Dengan kesungguhan kedua mahasiswa itu, mereka berhasil menduduki peringkat pertama pada ajang Schneider Go Green 2021 di tingkat Asia Pasifik.

Keberhasilan keduanya menciptakan prototipe baterai organik ini memunculkan sebuah harapan, agar ke depannya proyek ini tidak hanya berhenti sampai perlombaan usai. Namun, proyek ini dapat dilanjutkan hingga bisa berdampak pada kehidupan masyarakat.

“Masyarakat dapat menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, melihat suatu produk dari seluruh rantai nilainya, dan pada akhirnya berkontribusi dalam mewujudkan dunia lebih green dan sustainable,” pungkasnya.

Baca juga: Chilator, Alat Deteksi Kelayakan Ayam Karya Mahasiswa IPB

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments