Tak Melulu Pria, 3 Wanita Ini Jadi CEO Startup Teknologi

Ilustrasi women in tech startup. (Sumber: https://teknologi.bisnis.com/)
Isi Tabel

Pembahasan tentang women in tech kini tengah jadi perbincangan hangat karena kontribusi wanita yang terbilang minim di industri tersebut. Dikutip dari riset Badan Pusat Statistik (2017), persentase pekerja wanita di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) hanya mencapai sekitar 30 persen. 

Meski kontribusinya minim dibandingkan laki-laki, namun ternyata mereka dapat membuktikan bahwa wanita juga bisa terjun di bidang teknologi untuk melakukan sebuah perubahan. Dengan tekad tersebut, para wanita ini mampu mendirikan startup yang berdampak bagi masyarakat.

Di Indonesia, ada beberapa wanita yang ternyata mampu mendirikan startup di bidang teknologi. Kira-kira, siapa sajakah women in tech tersebut? Yuk, kenali beberapa women in tech berikut ini!

Baca juga: Di Tengah Gelombang PHK, 4 Startup Indonesia Ini Bertahan

Amanda Susanti Cole, CEO Sayurbox 

Amanda Susanti, CEO startup Sayurbox

Melihat kesulitan yang dialami para petani lokal untuk menjual dan mendistribusikan hasil pertaniannya, Amanda Susanti akhirnya menciptakan sebuah platform Sayurbox. Melalui platform tersebut, wanita kelahiran tahun 1990 itu ingin memecahkan rantai distribusi hingga para petani dapat menemukan pasarnya sendiri. 

Wanita lulusan The University of Manchester itu bahkan rela keluar dari pekerjaannya demi membangun startup Sayurbox. Hingga pada tahun 2017 lalu, Amanda bertemu dengan co-founder Sayurbox lainnya, yakni Meta dan Rama.

Selama berdiri sekitar lima tahun, Sayurbox telah bekerja sama dengan 300 perkebunan lokal. Di tahun 2019, perusahaan rintisan Amanda ini mampu menjual sayuran dan buah-buahan sebesar 1.810.585,12 kg. Mereka juga telah melayani sebanyak 50 ribu pelanggan dengan jumlah mencapai 1.000 pengiriman dalam sehari.

Di balik keberhasilan Sayurbox itu, ada sosok wanita yang mampu memimpin perusahaan teknologi. Berkat inisiatif Amanda untuk membantu petani lokal, dirinya berhasil masuk ke dalam daftar 30 Under 30 Forbes pada tahun 2019. 

Alamanda Shantika, CEO Startup Binar Academy

Sosok CEO startup Binar Academy, Alamanda Shantika

Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan merupakan mimpi seorang Alamanda Shantika. Demi mewujudkan mimpinya tersebut, wanita lulusan Bina Nusantara (Binus) itu rela melepas jabatannya sebagai Vice President of Product Gojek pada tahun 2016 lalu.

Setahun setelah resign, Ala, sapaan akrabnya, mendirikan startup pendidikan bernama Binar Academy. Melalui Binar Academy, wanita berusia 34 tahun itu berusaha mencetak talenta digital berkelas dunia. Tak hanya itu, Binar Academy juga berhasil meraih sertifikat Education Alliance Finland 2021. 

Dengan kehadiran Binar Academy, mimpi Ala satu per satu pun terwujud. Tak hanya sebagai wadah untuk belajar, startup pendidikan yang digagasnya tersebut sebagai bukti bahwa perempuan juga bisa terjun ke dalam dunia digital.

Melalui Binar Academy, wanita berkacamata itu memberikan program kelas gratis kepada siapapun tanpa batasan gender. Dengan program tersebut, Ala membuktikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk terjun ke dunia teknologi.

Fenny Herianto, CEO Tokobay

CEO startup Tokobay Fenny Herianto

Selain deretan pemimpin wanita di atas, Indonesia juga punya sosok perempuan inspiratif lainnya seperti Fenny Herianto. Wanita lulusan Thames Business School Singapore ini memang tertarik mengulik seputar dunia teknologi dan kuliner.

Ketertarikannya terhadap kedua bidang itu membuat dirinya menciptakan sebuah social marketplace di bidang kuliner, yakni Tokobay. Dengan kehadiran Tokobay, Fenny bertekad untuk mempermudah para pelaku usaha kuliner dalam mengembangkan usahanya dengan bebas biaya komisi.

Di samping mempermudah pelaku usaha, wanita kelahiran tahun 1981 itu juga menciptakan aplikasi kuliner tanpa markup harga menu. Jadi, hanya dari rumah saja para pengguna dapat membeli makanan dengan harga yang sama seperti di outlet.

Setelah resmi meluncurkan aplikasinya pada bulan Juni lalu, startup ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 700 merchant yang tersebar di area Jabodetabek. Selain itu, mereka juga telah didukung oleh tiga mitra pengiriman seperti GrabExpress, Lalamove, dan Borzo.

Dunia teknologi yang biasanya identik dengan laki-laki, kini ditepis oleh wanita berusia 40 tahun itu. Melalui Tokobay, ia membuktikan bahwa ada kesetaraan kesempatan (equal opportunity) untuk menggeluti dunia teknologi.


Itulah tiga sosok CEO startup wanita yang sukses menunjukkan kiprahnya di industri teknologi. Mereka telah berhasil membuktikan bahwa gender bukanlah sebuah keterbatasan untuk berkembang. Semangat dari wanita-wanita kuat ini dapat menjadi inspirasi kamu untuk berkarir!

Baca juga: Startup Gugur Lagi, Kini Giliran Beres.id Tutup

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments