Mengenal Kondisi Academic Burnout di Kalangan Pelajar

Ilustrasi academic burnout. (Sumber: Unsplash)
Isi Tabel

Sebagai seorang pelajar, tentu kamu dihadapkan dengan berbagai ujian dan tugas-tugas sekolah atau kuliah setiap harinya. Terkadang, kepadatan tugas ini membuat diri menjadi capek. Lebih parahnya, kita bisa mengalami lelah psikis akibat belajar.

Kondisi tersebut biasa dikenal sebagai academic burnout. Dikutip dari laman University of The People, istilah academic burnout ini merupakan reaksi mental, fisik, dan emosi negatif karena kegiatan akademik yang terlalu padat.

Hal ini membuat para pelajar tersebut menjadi kelelahan, frustasi, dan berkurangnya motivasi dalam kegiatan akademik. Tentunya, kondisi kelelahan secara psikis dan fisik seperti itu tidak baik bagi perkembangan mereka.

Akan tetapi, terkadang kita tidak menyadari bila sedang mengalami kondisi seperti itu. Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui ciri-ciri yang dialami seseorang pada kondisi academic burnout tersebut. Pertama, individu akan merasa lelah sebanyak apapun waktu tidur.

Kemudian, berkurangnya motivasi untuk memulai kegiatan akademik, baik belajar maupun mengerjakan tugas. Ketiga, biasanya mereka akan merasa insecure terhadap kemampuan akademik yang dimiliki.

Selanjutnya, mereka pun menjadi sulit berkonsentrasi saat kelas daring atau kegiatan belajar. Lalu, individu tersebut juga sulit mengatur waktu. Hingga akhirnya merasa bosan dengan kegiatan sekolah atau kuliah.

Meski begitu, dilansir dari Verywell Mind, kita dapat mengatasi kondisi academic burnout ini dengan melakukan perubahan pada pola hidup dan lingkungan kerjanya. Dengan menata kembali pola tersebut, seseorang bisa keluar dari kondisi melelahkan tersebut.

Baca juga: Tips Mengatasi Bossophobia di Lingkungan Kerja

Tidak Mengabaikan Kondisi Saat Burnout

Terkadang, kita memang tidak menyadari bila situasi yang tengah dialami tersebut adalah academic burnout. Beberapa pelajar mungkin kerap menganggap hanya lelah biasa. Akan tetapi, rasa lelah tersebut justru dialami dalam waktu yang cukup panjang.

Hal ini tentu bukan sekadar kelelahan yang biasa saja. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui ciri-cirinya. Bila sudah menyadari kondisi tersebut, maka kita bisa segera bertindak untuk mengatasinya.

Berikan Batasan Antara Belajar dan Bermain

Bagi para pelajar, belajar dan mengerjakan tugas merupakan hal yang wajib dilakukan oleh mereka. Namun, bukan berarti seluruh waktunya untuk kegiatan akademik tersebut. Hingga mereka tak punya waktu untuk beristirahat atau bermain.

Oleh sebab itu, penting bagi mereka untuk membagi waktunya agar bisa rehat sejenak. Dengan memberikan jeda waktu untuk bermain, tentu bisa membuat otak menjadi segar. Sebab, otak maupun pikirannya diberikan waktu untuk beristirahat dari kegiatan akademik.

Luangkan Waktu untuk Bersosialisasi

Tidak ada salahnya, bila meluangkan waktu untuk berumpul dengan teman-teman. Dengan keluar dari rutinitas aktivitas akademik sebentar, tentu mampu membuat pikiran dan fisik seseorang menjadi jernih kembali.

Selain itu, individu tersebut bisa juga sharing mengenai masalah yang dihadapi kepada orang terdekat. Lewat cara tersebut, kita bisa saja mendapatkan solusi agar bisa mengatasi burnout syndrome yang sedang dialami.


Dengan demikian, penting bagi kita untuk menyadari dan mengatasi kondisi burnout tersebut. Sebab, academic burnout ini dapat memengaruhi performa sesorang dalam belajar. Oleh karena itu, lebih baik berikan diri untuk istirahat sejenak, tanpa memforsir waktu belajar. 

Baca juga: Hustle Culture, Gaya Hidup Gila Kerja di Kalangan Milenial

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments