Tempat Sampah Berbasis Mikroba Karya Mahasiswa UGM

Ilustrasi tempat sampah penghancur masker. (Sumber: Dok. UGM)
Isi Tabel

Hampir semua orang kini terbiasa untuk menggunakan masker saat keluar rumah. Hal ini tentu membuat penggunaan masker medis terus meningkat. Sayangnya, peningkatan ini ternyata dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Salah satunya terbentuk mikroplastik yang dapat mencemari lingkungan.

Situasi tersebut semakin diperparah, karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang masker sesuai pedoman yang benar. Hal itu membuat sampah masker medis tidak tertangani dengan benar.

Untuk mengatasi permasalahan itu, empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan tempat sampah pengolah limbah masker medis. Lewat alat tersebut, limbah masker medis dapat diolah menjadi bahan organik.

“Proses pengolahan sampah masker medis ini menggunakan cara yang paling ramah lingkungan. Sebab, tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai di lingkungan,” terang Muhammad Ardillah Rusydan, ketua tim pengembang, dikutip laman resmi UGM.

Baca juga: Crab Mentality, Kondisi Mental yang Menyulitkan Kelompok

Mengenal Inovasi Penghancur Masker Medis

Seperti yang diketahui, limbah masker akan diurai oleh mikroba dalam waktu sekitar 10 – 14 hari. Meski degradasi lama, tetapi dengan pengembangan alat melalui beberapa proses dapat mempercepat prosesnya.

“Proses pemanasan dan penambahan nutrient, serta penambahan jenis mikroba akan dapat mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis,” ujarnya.

Tempat sampah buatan UGM ini sendiri dirancang dengan ukuran 29x14x100 cm berkapasitas 28,5 L. Berbeda dari biasanya, tempat sampah tersebut dilengkapi dengan shredder yang berada pada bagian atasnya. Shredder itu berfungsi untuk mencacah masker medis menjadi cacahan kecil.

Kemudian, di bagian bawah shredder terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan mikrokontroler dan sprayer. Ketika jatuh melewati sensor itu, cacahan masker tersebut akan otomatis disemprot dengan sprayer berisi larutan bakteri.  

“Lalu, pada bagian dasar tempat sampah kami desain sedemikian rupa. Tujuannya agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan,” imbuhnya.


Sementara itu, Asyifa Rizki Daffa, anggota tim mengatakan, dengan inovasi alat tersebut, pengolahan sampah medis ini hanya menghasilkan sedikit polusi sehingga ramah lingkungan.

Sebab, mereka memanfaatkan mikroorganisme dengan kemampuan mendegradasi bahan anorganik. Kemudian, mengubahnya menjadi bahan organik.

“Harapannya alat yang kami kembangkan bisa menjadi solusi alternatif dalam mengurai masalah limbah masker di masyarakat dan bersifat ramah lingkungan,” pungkasnya.

Baca juga: Beeya, Tabir Surya Alami Karya Mahasiswa UB

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments