Intip! 4 Hal Penyebab Gagalnya Startup

Ilustrasi untuk menghindari kegagalan dalam membangun startup. (sumber: Pexels)
Isi Tabel

Ketika membangun sebuah startup, tentu bukanlah hal yang mudah. Mulai dari membangun ide, konsep, hingga meningkatkan startup tersebut. Meski begitu, hal yang paling sulit dilakukan adalah mempertahankan perusahaan. Dengan cara menyeimbangkan, meningkatkan, atau bahkan mengurangi aspek bisnis tersebut. Pada kenyataannya tidak sedikit startup yang mengalami kegagalan.

Bahkan, perusaahaan yang sudah memiliki pendapatan lebih dari puluhan miliar juga dapat mengalami kegagalan tersebut. Entah karena faktor internal maupun external, kegagalan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Namun, kegagalan dapat dicegah. Penasaran apa saja penyebab gagalnya suatu startup? Yuk, kita intip penyebabnya di bawah ini!

Baca juga: Perhatikan Ini untuk Menyelamatkan Startup dari Kegagalan!

Intip Permasalahan yang Kurang Tepat di Startup

Pertama, kita akan intip soal pemilihan masalah yang kurang tepat. Banyak perusahaan membangun startup dengan tujuan penyelesaian masalah dengan solusi yang tidak memiliki peluang pasar yang cukup. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya sasaran konsumen dari bisnis tersebut. Jadi, perusahaan itu tidak tahu peluang dari pasar yang akan dimasuki.

Dimulai tujuan dari startup-nya sendiri, kemudian memberikan solusi bagi permasalahan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apakah solusi tersebut dibutuhkan oleh masyarakat? Apakah solusi tersebut akan memudahkan masyarakat? Apakah solusi tersebut merupakan suatu yang baru sehingga menarik masyarakat untuk menggunakannya?

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membantu menentukan sasaran konsumen dari bisnis perusahaan tersebut. Dengan menentukan sasaran konsumen, perusahaan dapat menentukan target pasar yang harus dimasuki. Alhasil, perusahaan bisa melihat dan mencari peluang yang bisa menjadi pasar bagi bisnis tersebut. 

Kegagalan Startup Akibat Membakar Uang

Banyak perusahaan startup mengumpulkan uang sebagai biaya untuk mempercepat perkembangan bisnisnya. Hal tersebut dapat tercapai dengan beberapa dukungan, seperti peluang pasar yang terbuka. Keudian, memiliki solusi baru dari masalah atau produk yang sudah ada, atau mereka bisa menghasilkan keuntungan di masa depan. Setelah biaya tersebut terkumpul, perusahaan akan mulai mengembangkan bisnisnya mulai dari pengembangan internal hingga advertensi. Dengan begitu, dapat membuka banyak peluang suatu perusahaan bisa meningkatkan keuntungannya. 

Awalnya, dalam menjalankan suatu bisnis akan mengeluarkan biaya lebih banyak daripada yang dihasilkan. Namun, banyak perusahaan lupa dengan keuntungan yang pasti tidak akan langsung dihasikan. Hal tersebut membuat mereka ‘keasyikan’ mengumpulkan pelanggan pasif dengan menawarkan produk gratis. Upaya ini memang akan menarik pelanggan. Akan tetapi, advertensi yang berlebihan dapat membawa perusahaan ke kerugian besar. Sebab, perusahaan melakukan pengeluaran biaya yang besar pula. Oleh sebab itu, terdapat periode waktu yang tepat untuk melakukan pembakaran uang, yaitu sekitar 18 hingga 24 bulan.

Setelah periode tersebut, terdapat tiga tipe tindak lanjut perusahaan yang umumnya dilakukan. Mulai dari kembali mengumpulkan pemutaran dana, melanjutkan pendanaan mandiri atau self-sufficient, atau rugi dan akhirnya bangkrut. Untuk menghindari kerugian dan kegagalan tersebut, startup dapat membuat suatu perencanaan. Caranya dengan memperkirakan berapa biaya yang akan ‘dibakar’ per bulannya selama periode tersebut.

Tidak Mengetahui Jumlah Biaya yang Harus Dikeluarkan

Biaya yang didapat dan dikeluarkan dalam perusahaan tidaklah sedikit, sebab mereka pasti mengeluarkan gaji pegawai dengan jumlah tidak kecil. Apalagi bagi perusahaan teknologi yang harus menggaji pegawai di bidang IT, seperti engineer, programer, dan developer. Bukan hanya itu, ditambah lagi dengan bonus yang harus dikeluarkan pada periode tertentu. 

Banyak yang belum mengetahui tentang hal ini, namun selain gaji dari para pegawai. Banyak hal-hal yang dianggap ‘remeh’ , tetapi menjadi penumpukkan pengeluaran tak diduga. Contohnya adalah subsidi transportasi, gadget, makanan, asuransi kesehatan, furniture, dan lain sebagainya. Selain itu, banyak juga pengeluaran tak terduga yang harus direlakan. Tak lupa biaya perlengkapan kantor yang juga banyak dan tak kecil jumlahnya.

Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan tersebut harus mencari banyak cara dan strategi untuk mengumpulkan uang yang mereka butuhkan. Contohnya adalah menawarkan kepada investor, ‘bakar uang’, dan lain sebagainya.

Company Bet yang Gagal

Terakhir, kita akan intip soal company bet yang secara harfiah merupakan taruhan perusahaan. Namun, yang dimaksud adalah bagaimana sebuah startup dapat memperkirakan outcome dan income yang akan dilalui oleh bisnis. Hal ini memang merupakan ketidakpastian. Namun, harus tetap dilakukan untuk bisa membuat suatu proyeksi bagi bisnis.

Banyak startup yang fokus untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin dengan menawarkan produk secara gratis. Jadi, mereka lupa bahwa mempunyai pelanggan setia dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena kurang cepatnya fase perkembangan perusahaan. Selain itu, bisa juga karena tidak memiliki kemampuan dan keinginan untuk mengurangi biaya perusahaan. Kondisi itu dapat menyebabkan berkurangnya investor yang ingin berinvestasi. Tentunya, hal tersebut akan mengakibatkan startup mengalami kerugian. 


Setelah kita intip penyebabnya, apakah kamu sudah menyiapkan hal-hal di atas untuk bisnismu? Jangan lupa untuk selalu persiapkan semua hal dalam bisnis startup kamu sekecil apapun sedini mungkin agar tidak mengalami kegagalan.

Jangan sampai hal-hal tersebut menghalangi kamu untuk membangun dan terus mengembangkan bisnis kamu. Hingga mencapai kesuksesan yang kamu inginkan. Terus fokus kejar mimpimu demi menggapai kesuksesan!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments