Perhatikan Ini untuk Menyelamatkan Startup dari Kegagalan!

penyebab kegagalan startup - awanapps.com
Isi Tabel

Keberhasilan sejumlah startup atau perusahaan rintisan di era industri 4.0 memang sangat menggembirakan. Hal itu mendorong banyak anak muda dan pengusaha untuk membuat startup mengembangkannya. Namun, sebelum kalian bersemangat dalam membangun startup, kalian perlu mengetahui fakta bahwa sebanyak 90% startup yang mengalami kegagalan.  Kegagalan ini terjadi tanpa tebang pilih. Bahkan perusahaan startup yang didukung oleh perusahaan besar sekalipun, bisa mengalami kegagalan.

Lalu, apa saja penyebabkegagalan startup? Berikut penyebab-penyebab mengapa sebuah perusahaan rintisan bisa gagal.

Eksekusi Ide yang Gagal

Ide bisnis sesederhana apapun, jika dieksekusi dengan benar maka akan memberikan hasil yang sangat memuaskan. Kesalahan yang kerap dilakukan pendiri startup adalah bahwa mereka terlalu fokus dalam mengembangkan ide, membuat rencana untuk pengembangan produk. Memang hal ini sah-sah saja dilakukan, namun kebanyakan mereka lupa untuk mematangkan cara eksekusi ide-ide tersebut.  Tak jarang pula pendiri startup melupakan masalah keuangan kantor, masalah-masalah tagihan, masalah tren, dan sebagainya.

Baca juga: 5 Startup yang Terpaksa Bangkrut Selama Pandemi

Salah satu siasat menangani permasalahan ini adalah dengan memiliki tim eksekusi dalam perusahaan . Tim eksekusi ini terdiri dari beberapa orang ahli, yang mengurus eksekusi dari ide bisnis. Para ahli ini pun hendaklah berkompeten dengan bidangnya. Seperti bidang pemasaran, survei pasar, hingga bagian akuntansi perusahaan. Dengan tim eksekusi yang baik, tentu ide bisnis sederhana akan menghasilkan hasil yang memuaskan.

Produk Tidak Cocok dengan Pasar

Seorang pebisnis harus punya sikap realistis. Semenarik apapun ide produk yang mau dipasarkan, jika pasar tidak membutuhkannya hal tersebut sama saja dengan mendorong startup menuju kegagalan.  Hal ini terjadi karena tidak ada konsumen yang berminat pada produk tersebut, apalagi membelinya karena tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Akibatnya, startup hanya akan merugi.

Oleh karena itu, maka pebisnis seharusnya tidak terlalu fokus terhadap produk tetapi juga terhadap target pasar mereka. Segala pertimbangan harus dipikirkan, agar terjadi kecocokan antara kebutuhan calon konsumen dengan produk yang ditawarkan oleh startup. 

Untuk itu, pebisnis perlu melakukan riset mengenai preferensi pasar untuk menyesuaikannya ide bisnis yang akan dieksekusi dan pasar. Riset bisa berupa analisis produk, rentang harga yang mau dikeluarkan, hingga warna dan bentuk produk yang diinginkan konsumen.

Meniru Ide yang Sudah Ada

Bisnis memang kadang naik dan kadang turun. Ada masanya satu produk menjadi tren dan digemari oleh masyarakat luas. Akibatnya, sebagian calon pengusaha akan melihat bahwa produk itu merupakan satu pasar bisnis yang sangat menjanjikan. 

Bahkan, banyak pebisnis akan meniru ide tersebut dengan menggunakan nama merek yang berbeda. Walaupun hal ini merupakan langkah instan untuk masuk ke pasar bisnis, tapi ide ini tidak jarang mengantarkan startup mengalami kegagalan. Hal ini karena sebagian besar konsumen tetap akan memilih merek dari produk, yang pertama kali menciptakan produk tersebut. Ibaratnya adalah sang pelopor. 

Ada sensasi tersendiri bagi konsumen saat membeli produk dari sang pelopornya, ketimbang merek-merek yang meniru sang pelopor. Untuk itu, ide bisnis haruslah yang orisinil sehingga dapat menarik minat konsumen. Siapa tahu ide tersebut menjadi tren terbaru dan justru ditiru oleh perusahaan lain.

Kegagalan Startup Merancang Model Bisnis

Salah satu hal yang sering diabaikan para perusahaan startup baru adalah model bisnis. Model bisnis ini meliputi cara bisnis akan menghasilkan uang, permainan akhir, hingga model bisnis untuk memenangani pasar yang dituju. Tak sampai situ saja, analisis kompetitor pun harus dicermati dengan baik dalam model bisnis ini. Semua rencana bisnis pada sebuah stratup harus dirancang dengan baik dalam satu model bisnis. Bila model bisnis yang dimilki oleh startup tidak memiliki arah gerak yang jelas, kemungkinan besar startup akan mengalami kegagalan.

Ide Bagus tapi Tidak Ada Modal

Modal adalah hal yang penting dalam keberlangsungan bisnis di sebuah startup. Bahkan modal bisa memainkan peran penting sebagai poros suatu produk barang atau produk jasa yang ditawarkan. Tanpa adanya modal, tidak akan tercipta produk bisnis yang akan dipasarkan. Maka sebagus apapun suatu ide bisnis tanpa modal yang mencukupi, ide tersebut hanyalah sampah.

Baca juga: Daftar Perusahaan Venture Capital untuk Pemodalan Startup

Ada banyak sumber modal yang dapat digunakan sebagai alternatif jika pendiri perusahaan rintisan kekurangan modal. Caranya ialah perusahaan rintisan bisa melakukan pinjaman melalui program-program pemerintah, mencari sponsor, hingga mencari investor. Jika ada kemauan dan tekad yang tinggi untuk mengeksekusi ide pembuatan perusahaan rintisan maka mendapatkan modal bukanlah hal sulit.

Kegagalan Startup dalam Pemilihan Waktu

Satu hal yang penting dalam menciptakan kegagalan dan kesuksesan suatu startup adalah momentum. Dengan momentum yang tepat, sebuah ide sederhana pun bisa menjadi kesuksesan yang mencengangkan. Oleh sebab itu, diperlukan kejelian dari pengelola startup untuk mengetahui kebutuhan dan minat pasar serta tren yang akan berlangsung.  Sederhananya, pendiri harus bisa melihat peluang bisnis serta bisa melihat waktu kapan yang tepat untuk mengeksekusi ide bisnis.


Itulah penyebab ide-ide perusahaan rintisan, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa tidak ada ide yang gagal, hanya eksekusinya yang gagal. Dengan perencanaan yang matang, jiwa yang tak kenal lelah dan tekad yang tinggi, tentu bisa menciptakan ide bisnis yang berhasil. 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments