5 Startup yang Terpaksa Bangkrut Selama Pandemi

stratup bangkrut - awanapps.com
Isi Tabel
Beberapa Usaha Terkena Dampak Pandemi

Dampak pandemi covid-19 benar-benar luar biasa dan dirasakan oleh banyak pihak dari berbagai macam sektor. Dari semua sektor yang ada, ekonomi bisa dibilang menjadi salah sektor yang terdampak sangat besar. Hal itu dibuktikan dari banyaknya startup bangkrut selama pandemi virus corona.

Seperti diketahui, virus corona mulai merebak pada akhir tahun 2019 dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tak berselang lama, pemerintah pusat pun menghentikan segala aktivitas publik dalam kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tujuannya adalah untuk menghambat sekaligus mencegah laju penyebaran virus.

Kebijakan PSBB yang berlangsung cukup lama membuat banyak perusahaan termasuk startup terguncang. Hingga akhirnya tak sedikit startup di yang tak lagi mampu menanggung beban finansial dan memutuskan untuk berhenti beroperasi. Berikut adalah deretan startup yang bangkrut selama pandemi virus corona.

Sorabel

Selama pandemi berlangsung, e-commerce memang disebut-sebut sebagai pihak yang sedikit diuntungkan. Sebab, banyak masyarakat yang akhirnya berbelanja secara online melalui pasar elektronik. Namun, ternyata tak semua e-commerce yang untung. E-commerce yang bergerak di bidang fashion, Sorabel termasuk startup yang bangkrut terkena dampak pandemi yang akhirnya tutup pada Juli 2020.

Mengutip dari Warta Ekonomi, Co-Founder dan CEO Sorabel saat itu, Jeffrey Yuwono mengatakan cadangan kas perusahaan habis selama pandemi. Meskipun sempat mendapat tawaran investasi dari luar negeri, namun sang calon investor membatalkan verifikasi operasional fisik Sorabel. Hal ini karena sang calon investor tak bisa datang langsung ke Indonesia.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid Terhadap E-commerce

Walaupun sudah dinyatakan tutup, namun startup ini tidak sepenuhnya habis. Saat ini Sorabel bekerjasama dengan Shopee dengan membuka Sorabel Official Shop di Shopee Mall. Jadi, masyarakat masih bisa berbelanja koleksi busana Sorabel di e-commerce Shopee.

Startup yang Terpaksa Bangkrut, Stoqo

Selain Sorabel, startup e-commerce model Business to Business (B2B) bernama Stoqo juga terpaksa berhenti beroperasi karena bangkrut pada April tahun lalu. E-commerce yang bergerak di bidang penyediaan bahan baku makanan bisnis kuliner ini tutup dikarenakan pandemi Covid-19.

Melansir dari laman Tech In Asia, Stoqo sebenarnya sempat mengalami peningkatan tujuh kali lipat pada tahun 2019. Namun, lesunya perekonomian akibat virus corona membuat pendapatan perusahaan menurun drastis dan memutuskan untuk menutup layanannya.

Eatsy

Masih dari bidang kuliner, Eatsy merupakan startup pertama di Indonesia yang terpaksa bangkrut dan menutup layanannya selama pandemi. Ditutupnya startup ini pada April 2020 sebenarnya sangat disayangkan. Sebab, operasional Eatsy di Tanah Air belum lama, bahkan tidak ada setahun. Ya, startup ini baru membuka layanannya di Indonesia pada November 2019.

Baca juga: Dampak E-Commerce Terhadap Masyarakat Saat Pandemi

Berdasarkan informasi yang dilansir dari situs Daily Social, Eatsy berhenti beroperasi diakibatkan masifnya penyebaran virus corona di Indonesia. Sayangnya, Country Manager Eatsy Indonesia, Geoffrey Wadiman tidak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai penutupan layanannya.

Startup yang Terpaksa Bangkrut, Airy Rooms

Semua tentu paham adanya pandemi covid-19 membuat masyarakat tidak bisa bepergian jauh atau melakukan traveling untuk sementara waktu. Hal ini menjadikan sektor pariwisata dan hospitality jadi sektor yang terkena pukulan sangat telak.

Airy Rooms, startup yang berfokus pada pemesanan penginapan hotel ini pun menjadi korban karena kehadiran virus corona. Ya, startup yang diluncurkan sejak tahun 2015 itu secara resmi menghentikan pengoperasiannya pada Mei 2020.

Mengutip berita dari CNBC Indonesia, CEO Airy Rooms Indonesia kala itu, Louis Alfonso Kodoatie mengatakan dalam siaran persnya bahwa keputusan untuk menghentikan segala layanan Airy Rooms sangatlah sulit dan disesalkan. Walaupun berbagai upaya sudah dilakukan, namun kondisi pasar yang tumbang memaksa Airy Rooms untuk tutup layanan.

Hooq

Kabar tutupnya layanan streaming film legal Hooq pada akhir April 2020 sangatlah mengejutkan. Sebab, bisnis di bidang tersebut sedang ramai digunakan oleh masyarakat untuk mencari hiburan sekaligus menghilangkan rasa jenuh. Namun, hal itu nampaknya tidak berlaku bagi Hooq. Startup asal Singapura itu nyatanya harus bangkrut di masa pandemi ini.

Sebelum tutup, Hooq sempat mengajukan likuidasi pada akhir Maret karena tak mendapatkan penghasilan berkelanjutan dan biaya operasional terus meningkat. Bahkan perusahaan asal Singapura itu sudah tidak lagi mengenakan biaya berlangganan kepada konsumennya.

Selain itu, menyadur dari Warta Ekonomi, tingginya biaya berlangganan konten dan minimnya konsumen untuk membayar juga jadi salah satu alasan mengapa Hooq kesulitan di Asia Tenggara. Hooq juga dikatakan kalah dari pesaingnya di Asia, yakni Netflix.


Lima startup yang bangkrut selama pandemi virus corona sepanjang tahun 2020 sebenarnya sangat disayangkan. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa hadirnya virus membuat semua pihak dari berbagai macam sektor pun mengalami kerugian dan terkena dampaknya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments