Maraknya Bank Digital di Indonesia, Siapkah Kamu?

bank digital - awanapps.com
Isi Tabel

Kemarin, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dikabarkan akan melakukan konversi menjadi bank digital. Bank yang akan dimiliki oleh Sea Group ini merupakan induk usaha dari Shopee. Kabarnya, bank ini turut serta akan meramaikan persaingan bank digital di Tanah Air. 

Menurut laporan Nikkei Asia Review, Sea Group telah menjadi pemegang saham mayoritas Bank BKE melalui anak usahanya, Turco Cash. Turco Cash mengakuisisi saham dua perusahaan milik Bank BKE, yakni Danadipa Artha Indonesia (DAI) dan Koin Investama Nusantara (KIN). Lewat kepemilikan saham ini Turco Cash akan konsentrasi menghubungkan kerjasama dengan Shopee, terutama Shopee Indonesia. Bahkan lewat kepemilikan saham ini akan merambah ke industri game Indonesia. 

Perlu diketahui, BKE merupakan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp 1,3 triliun per September 2020. Total aset bank ini per akhir Desember 2020 tercatat sebesar Rp 3,6 triliun.

Definisi Bank Digital

Bank digital ialah bank yang menawarkan jenis layanan perbankan yang sama seperti bank konvensional. Namun, operasionalnya berjalan di platform daring, tanpa infrastruktur fisik, seperti kantor cabang bank pada umumnya.

Menurut OJK, dalam pendirian bank digital ini terbagi menjadi dua kelompok. Pertama ialah bank yang murni sepenuhnya bank digital sejak awal. Kedua yaitu bank konvensional yang bertransformasi.

Syarat lain yang harus dipenuhi untuk mengelola bisnis digital yang prudent dan berkesinambungan ialah harus paham mitigasi risiko digital. Seperti kejahatan secara digital, perlindungan data nasabah. Jajaran direksi harus memiliki kompetensi di bidang teknologi dan informasi, karena bank digital harus punya kontribusi kepada inklusi keuangan.

OJK tengah melakukan finalisasi Peraturan OJK atau POJK yang berkaitan dengan Kegiatan Usaha Bank Umum yang mengakomodasi ketentuan bank digital. Targetnya, POJK ini akan dirilis pada pertengahan tahun ini.

Salah satu rencana ketentuan kebijakan dalam POJK tersebut, yakni modal disetor bank digital baru ditetapkan minimal sebesar Rp 10 triliun. Target OJK sendiri untuk finalisasi POJK ialah pertengahan tahun ini POJK tersebut diluncurkan.

Baca juga: Aplikasi Flip, Transfer Uang Antar Bank Tanpa Biaya

Peraturan Bank Digital di Indonesia

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Kristiyana (18/2/2021), mengatakan bahwa peraturan mengenai bank digital Indonesia masih digodok. Dia juga menegaskan bahwa digitalisasi pada perbankan tak memangkas pekerja, justru hal ini menjadi penciptaan lapangan kerja baru. 

Bagi Heru, tidak ada kemungkinan digitalisasi menjadi disrupsi para tradisional banker atau worker. Melainkan, efeknya akan ada penciptaan lapangan kerja baru yang terkoneksi dengan transaksi digital. Dia juga mengatakan, dengan ekosistem full digital, tak hanya lapangan kerja baru namun pangsa pasar baru juga akan tercipta. “

“Jadi akan tercetak konversi atau tercipta lapangan kerja baru yang mana IT content nya akan menjadi besar. Kemudian trickle down effect nya juga banyak nanti penciptaan lapangan kerja baru yang connect dengan transaksi digitalisasi ini,” ujar Heru.

Perlu diketahui, saat ini sudah ada beberapa bank yang akan fokus dan disiapkan menjadi bank digital. Antara lain milik Bank BCA, yang sebelumnya bernama Bank Royal. Hal itu terjadi karena Bank Royal diakuisisi oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Lalu, ada PT Bank Jago Tbk (ARTO), setelah Gojek masuk menjadi pemegang saham mayoritasnya. Anak usaha milik Bank BRI, yaitu PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) juga sedang dalam proses pendaftaran ke OJK. Digital bank di Indonesia yang sudah diakui OJK ialah kerjasama antara JENIUS dengan Bank BTPN, serta TMRW dengan UOB Bank. Digibank yang bekerjasama dengan DBS Bank. 

Perbedaan dengan NeoBank

Neobank ialah bank tanpa ada kantor cabang. Biasanya neobank dimiliki oleh platform media sosial atau perusahaan berbasis teknologi. Contohnya dalah WeBank punya wechat, KakaoBank punya kakaotalk. dan Yandex.Money punya yandex.

Baca juga: 5 Dompet Digital Indonesia yang Populer Digunakan

Pendiri atau pengelola neobank, mengajukan izin perbankan sendiri tanpa kantor fisik bank tradisional. Neobank sendiri ini  menjadi the challenger perbankan karena tak punya kantor cabang fisik tetapi mereka memberi semua layanan perbankan secara digital. Misalnya saja, pembayaran secara daring, transfer daring hingga peminjaman dan anggunan kredit secara daring.

Nasabah neobank nasabah tidak diberikan kartu visa/mc, alhasi saldo nasabah neobank mengendap di akun pemilik neobank tertsebut.  Walau tak diberikan kartu debit, neobank tetap mendorong nasabah untuk menabung. Bahkan ada neobank yang menawarkan tabungan deposito dengan bunga yang tinggi.


Maraknya rencana munculnya bank digital dan adanya neobank di luar Indonesia, membuat kita harus bisa mengadaptasi kebiasaan perbankan. Hal ini tentu saja akan berpengaruh dalam segi transaksi maupun pengajuan peminjaman.  Bahkan, bank digital dan neobank ini bisa jadi salah satu ide untuk menciptakan suatu perusahaan startup. 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments