Mahasiswa IPB Gagas Pengelolaan Sampah Jadi Listrik

Ilustrasi sampah. (Sumber: Unsplash)
Isi Tabel

Dari tahun ke tahun, sampah memang kerap menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Semakin hari sampah-sampah itu semakin menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA). Keberadaan sampah ini tentu akan berdampak pada pencemaran lingkungan. Bila sampah-sampah tersebut diolah dengan benar, maka tidak akan mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, Tim Kujang, mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan manajemen pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik di PLTSA Sumur Batu, Bekasi.  

“Menanggapi permasalahan tersebut, kami pun mengagas solusi inovatif yang bernama Trust in Trash,” ungkap Syalma Nabila Kamal, dikutip dari laman resmi IPB, Sabtu (26/3).

Apa Itu Trust in Trash?

Trust in Trash ini sendiri merupakan program terintegrasi yang terdiri dari tiga program utama. Mulai dari trust in collaboration, aplikasi trust in trash, dan program trust in society.

Syalma mengungkapkan, bahwa Trust in Trash ini adalah sebuah gagasan pengelolaan sampah hingga menjadi listrik. Untuk mengubahnya jadi tenaga listrik, tentu perlu dilakukan beberapa langkah.

Baca juga: Hidroponik Vertikultur Berbasis IoT Karya Mahasiswa Telkom

Bagaimana Cara Kerjanya?

Pertama, sampah yang terkumpul dipilah terlebih dahulu. Sampah tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yakni sampah kering dan sampah basah. Kemudian, sampah yang telah dipilah tersebut dimasukkan ke dalam vending machine bank sampah.

Selanjutnya, limbah tersebut pun akan dipisahkan menggunakan sensor kelembaban dan instrumen pengukuran. Sensor ini yang akan memilah sampah menjadi dua kategori.

“Jika kadar air yang terkandung lebih dari 60 persen, maka akan dikategorikan sebagai sampah basah oleh mesin,” jelasnya.

Bila vending machine tersebut sudah penuh, sistem akan memberikan informasi kepadapihak PLTSa untuk mengangkut jenis sampah yang penuh. Truk pun akan mengangkut sebanyak 2,5 ton sampah dari mesin tersebut.

Sebelum memasuki area PLTSa, sampah akan dipindai dan ditimbang untuk memastikan jumlah yang masuk. Kemudian, sampah kering akan dimasukkan ke sistem gasifikasi untuk langsung dibakar.

“Berbeda dengan sampah basah yang akan diolah terlebih dahulu untuk mengurangi kadar airnya,” imbuhnya.

Fungsi dari Aplikasi Sampah Buatan Mahasiswa IPB

Sementara itu, aplikasi Trust in Trash yang digagas mahasiswa IPB ini berfungsi untuk memantau jumlah berat dan jenis sampah. Kemudian, si pembuang sampah ini juga akan mendapatkan poin di aplikasi tersebut.

Lewat aplikasi Trust in Trash, masyarakat hanya perlu scan barcode yang ada pada vending machine. Selanjutnya, data mengenai sampah yang dibuang pun akan muncul.

Baca juga: Mahasiswa UNY Ciptakan Inovasi Pembangkit Listrik Portabel


Masyarakat pun akan mudah untuk memantau sampah yang dihasilkannya. Dengan begitu, sistem praktis ini bisa meningkatkan masyarakat untuk peduli dengan sampah.

“Melalui gagasan ini, akan memudahkan pihak PLTSa untuk pengelolaan sampah menjadi listrik secara lebih efektif. Lalu, meningkatkan masyarakat agar lebih peduli dengan sampahnya masing-masing,” tutupnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments