Hidroponik Vertikultur Berbasis IoT Karya Mahasiswa Telkom

Ilustrasi hidroponik vertikultur. (Sumber: Pak Tani Digital)
Isi Tabel

Tanaman hidroponik tengah diminati masyarakat beberapa tahun belakangan ini. Hidroponik ini sendiri merupakan budidaya tanaman yang memanfaatkan air sebagai media tumbuhnya dengan menggunakan pipa paralon.

Apalagi budidaya seperti ini, tidak perlu lahan yang luas. Sebab itu, beberapa masyarakat tertarik dengan metode hidroponik. Bahkan, halaman rumah yang sempit saja bisa disulap sebagai tempat tanaman hidroponik.

Dengan metode seperti itu, tiga mahasiswa Telkom University pun membuat inovasi hidroponik vertikultur berbasis IoT yang lebih memudahkan penggunanya. Tim ini terdiri dari Kristian Noprianto, Muhammad Fajar Nugroho Alam, Peter Andresen Tarigan Tua.

Baca juga: Eden Farm Indonesia, Pertanian Berbasis Teknologi

Fitur-Fitur dari Hidroponik Vertikultur IoT

Kristian, ketua tim, mengatakan, pada inovasi hidroponik ini membuat pipa akan disusun secara vertikal. Kemudian, akan dibuat lubang tanam untuk meletakkan tanaman.

“Bukan hanya itu, kami memasangkan teknologi IoT pada alat tersebut sehingga terhubung dengan gadget,” tuturnya, dikutip dari laman resmi Telkom University, Kamis (17/03).

Ada beberapa fitur yang dipasangkan pada alat ini, antara lain dapat melakukan pemberian air nutrisi atau AB Mix, pengaturan pH, dan bisa mengisi air untuk hidroponik. Kemudian, pengguna dapat melakukan pengurasan bak hidroponik saat keruh melalui dashboard. Semuanya dilakukan secara otomatis.

Dengan begitu, pengguna dapat memantau kondisi hidroponik lewat aplikasinya saja. Pada bagian fitur dashboard di aplikasi itu juga akan tersaji beberapa data. Mulai dari tingkat konsentrasi air nutrisi, level pH, suhu air, dan tingkat keruhan air.

“Kita juga dapat melihat volume air pada bak hidroponik dan bak pH buffer,” imbuhnya.

Cara Kerja Alat

Sementara itu, cara kerja alat ini cukup mudah. Pengguna hanya menyiapkan larutan pH buffer dan AB Mix. Masing-masing larutan itu dimasukkan ke tempat yang sudah disediakan. Lalu, dihubungkan ke power supply sumber listrik.

Untuk proses budidayanya tergantung benih yang ditanam, sebab proses penyemaian tetap dilakukan di luar alat. Ketika telah melewati masa penyemaian, tanaman sudah bisa dipindahkan ke hidroponik vertikultur.

“Saat ini alat yang dibuat masih terbatas pada budidaya bayam. Namun, kedepannya akan dilakukan pengembangan lagi,” terangnya.


Kristian menambahkan, bahwa inovasi hidroponik vertikultur berbasis IoT ini ditujukan bagi pengguna rumah tangga. Dengan menggunakan alat ini, diharapkan pengguna bisa memanfaatkan lahan terbatas untuk bidang pertanian. Selain itu, teknologi IoT pada alat ini juga dapat membantu pengguna yang awam maupun ahli dalam melakukan budidaya hidroponik.

Baca juga: Mahasiswa UGM Sulap Plastik Jadi Speaker Bluetooth!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments