Hati-hati Review Palsu! Antisipasi dengan Hal Ini

review palsu merugikan penjual dan calon pembeli - awanapps.com
Isi Tabel

Penilaian terhadap produk memang sangat penting bagi penjual online  untuk mendapatkan calon pelangan baru. Tetapi, review palsu terhadap e-commerce adalah mimpi buruk untuk para penjual online. Bayangkan saja, hal ini yang akan membuat calon pelangan baru mengurungkan niat untuk membeli atau menggunakan jasa bisnis.

Survey oleh BrightLocal menemukan bahwa 66% pelanggan membentuk opini mereka mengenai sebuah bisnis setelah membaca empat review saja. Hasil survey tersebut menunjukan betapa buruk dampak dari satu review negative bagi bisnis atau penjual.

Ulasan atau review produk sangat penting dalam faktor penjualan, baik yang negative ataupun yang positif. Maka dari itu sebagai pembeli kita harus bijak dalam memberi komentar. Tentu saja hal i dan juga untuk penjual barang atau jasa juga harus memiliki sikap yang baik. Dari sana akan membangun kesamaan dalam penjual dan juga pembeli lalu saling menguntungan satu sama lain.

Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Belanja Online, Ada Favoritmu?

tetapi ulasan yang ada terkadang tidak benar-benar sesuai kenyataam. Bayak produsen yang membuat ulasan palsu agar produknya selalu mendapatkan penilaian positif. Ini kemudian mendorong mereka untuk melakukan kecurangan dengan menyewa jasa pemberi ulasan palsu.

Organisasi penelitian Mintel mengungkapkan, sekitar 57% dari konsumen yang disurvei curigai suatu perusahaan atau produk yang tidak memiliki ulasan negative. Selain itu, sekitar 49% juga percaya perusahaan mungkin memberi insentif kepada mereka yang memberi ulasan online. Inilah yang disebut dengan ulasan palsu.

Lalu bagaimana sih untuk membedakan ulasan yang asli atau palsu?

Bagaimana bisa tidak ragu untuk berbelanja online?

Masih ragu untuk berbelanja online karena takut dengan ulasan palsu? Kalian tidak perlu khawatir, memang banyak sekali ulasan yang palsu. Yng harus kita lakukan sebagai konsumen yang cerdas dan juga teliti agar tidak terjebak dengan ulasan palsu.

Bing Liu dalam bukunya “Sentiment Analysis and Opinion Mining” mengungkapkan opini adalah pusat dari hampir semua aktivitas dan perilaku kita. Keyakinan kita dan persepsi tentang realitas serta pilihan yang kita buat sebagia besar dikondisikan pada penilaian orang lain terhadap sesuatu.

Baca juga: Sebelum Belanja Online, Yuk Kenali 6 Istilah E-Commerce Ini

Pendapat orang lain memang sangat mempengaruhi kita, ini berlaku ketika kita ingin membeli sebuah barang atau memesan barang dan jasa. Maka dari itu sebagai konsemen harus cerdas dan teliti agar tidak terjebak dengan review palsu. Membedakan review palsu dan review yang benar-benar membeli produk atau jasa memang agak sulit. Karena jika kita hanya membaca tulisan tanpa memperhatikan produk yang belinya.

Membedakan Review Asli

Tetapi dari NBC News  memberi beberapa saran agar para pembeli bisa membedakan antara ulasan yang palsu dan ulasan yang asli. Hal yang pertama adalah perlu diperhatikan dari sebuah ulasan adalah dari segi bahasanya. Baik itu ulasan barang atau ulasan jasa. Untuk ulasan sebuah produk, ulasan palsu cenderung menggunakan bahasa yang berlebihan. Misalnya adalah “Ini sofa yang paling nyaman sedunia berasa duduk di awan”. Lalu untuk layanan jasa, ulasan cenderung berfokus pada alasan mereka ada di sana, seperti menggambarkan perjalanan liburan atau bisnis mereka.

Agak rumit ya kalau seperti ini, banyaknya ulasan palsu yang menjebak para konsumen. Yang berawal ingin membeli produk untuk keperluan malah terjebak dengan ulasan yang ada. Lagi-lagi sebagai konsumen harus lebih berhati-hati dan juga jadi pembeli yang cerdas.

Ciri-ciri Review Palsu

Menurut Louis Ramirez yang merupakan penulisan dari Dealnews, jika mereka hanya menulis satu ulasan untuk perusahaan tertentu, itu adalah tanda peringatan besar jika mereka bisa miliki kepentingan dalam bisnis itu. Hal lain adalah memperhatikan ulasan secara detail. Jika seseorang membuat ulasan asli, ia akan memberikan ulasan yang berisi keluhan terhadap produk yang saja dibeli. Keluhan ini termasuk emberi rincian mengapa ia tidak menyukai produk itu. Misalnya “Bajunya kotor, jahitannya tidak rapih dan tidak sesuai foto.” Sedangkan ulasan palsu, mereka tidak memperinci keluhan, misalnya “Saya tidak suka bajunya, tidak sesuai dengan harapan.”

Tetapi mulai sekarang e-commerce sudah menerapkan ulasan yang mengharus menggunakan foto dan video. Hal ini agar lebih memperjelas ulasan produk dan dapat meminimalisir menjamurnya ulasan palsu yang dapat merugikan.


Soo… kalian tidak perlu khawatir yang terlalu berlebih lagi untuk membeli dari situs online atau e-commerce. Kalian sebagai pembeli hanya perlu mejadi pembeli yang bijak dan juga cerdas dalam membeli produk. Membaca sebuah ulasan dengan teliti, tidak hanya ulasan saja tetapi membaca juga deskripsi produk.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments