Mahasiswa UB Buat Baterai Mobil Listrik dari Limbah Kelapa

Ilustrasi mengisi baterai mobil listrik. (Sumber: Unsplash)
Isi Tabel

Beberapa tahun belakangan ini, mobil listrik memang tengah populer. Keberadaan mobil terobosan terbaru ini dinilai lebih ramah lingkungan, dibandingkan dengan kendaraan roda empat pada umumnya. Sebab, mobil listrik ini hanya perlu menggunakan baterai agar kendaraan tersebut dapat beroperasi. Dengan begitu, polusi yang dikeluarkan dari kendaraan tersebut tak seburuk mobil berbahan bakar bensin.

Berangkat dari situasi saat ini, akhirnya lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berinisiatif membuat baterai yang bisa digunakan oleh mobil listrik. Tim ini terdiri dari Aditya Bayu Pratama, Akmal Estu Wijaya, Dyah Nurfitri Solikhah, Erina Azahra Amalia dan Prisma Ardaneshwari Khairina.

“Kami pun akhirnya membuat sebuah inovasi alternatif baterai dengan substitusi bahan yang ramah lingkungan dari limbah tempurung kelapa,” ujar Aditya, ketua tim, dikutip dari laman resmi UB, Senin (18/04).

Alasan Memanfaatkan Tempurung Kelapa sebagai Baterai Mobil Listrik

Aditya mengatakan, limbah tempurung kelapa (biochar) ini digunakan sebagai pengganti grafit pada anoda baterai lithium-ion. Bahan ini dipilih karena tempurung kelapa tersebut mudah ditemukan, permukaannya luas dan kondisi porinya bagus.

Penggantian bahan ini dilakukan agar secara ekonomis mampu menurunkan harga baterai lithium-ion yang mahal. Bahkan, memiliki kapasitas simpan spesifiknya yang tinggi (372 mAh/g).

Baca juga: 5 Mobil Listrik Tercepat di Dunia, Tesla Bukan Urutan Pertama 

Selain itu, mampu menghasilkan sel baterai berkerapatan energi tinggi (0.1 A/g). Di sisi lain, struktur pori tempurung kelapa yang besar ini berpotensi meningkatkan performa baterai lithium-ion. 

“Inovasi yang kami teliti ini sangat mendukung Sustainable Low Carbon Development. Sebab, baterai lithium-ion sangat dianjurkan untuk mobil listrik dengan banyak keunggulannya,” terangnya.

Dengan modifikasi komponen baterai lithium-ion ini, tentu berpotensi meningkatkan performa baterai. Kemudian, juga mampu mengurai harga baterai tersebut yang mahal sehingga lebih ekonomis.

Oleh karena itu, kelima mahasiswa tersebut melakukan uji performa dan simulasi pada baterai sebelum diaplikasikan. Dengan begitu, mereka mampu memperkirakan jarak dan kecepatan optimal untuk baterai mobil listrik yang akan dikembangkan.


Melalui penelitian ini, para mahasiswa UB tersebut berharap bisa membantu sektor energi terbarukan. Sebab, adanya peralihan ketergantungan skema sektor transportasi dari berbasis energi fosil menuju energi yang terbarukan.

Baca juga: Catat! 3 Mobil Listrik Murah Ini Masuk ke Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments