Clubhouse, Aplikasi Seumur Jagung di Indonesia

Ilustrasi aplikasi Clubhouse. (sumber: Tribunnews)
Isi Tabel

Pada suatu hari yang cerah di tengah pandemi tahun 2021, tiba – tiba media sosial kita dipenuhi dengan postingan yang membahas Clubhouse. Mendadak aplikasi media sosial berbasis audio itu menjadi viral dan dibahas dimana – mana. Namun, bagaimanakah kabar Clubhouse kini?

Sebelum membahas lebih lanjut nasib Clubhouse, mari kita sama – sama mengetahui apa itu aplikasi Clubhouse. Clubhouse adalah sebuah aplikasi, dimana kita bisa mendengarkan percakapan, wawancara, atau diskusi antara orang – orang akan suatu topik yang spesifik. Apabila anda akrab dengan yang dinamakan podcast, kurang lebih Clubhouse ini seperti mendengarkan podcast live tanpa melalui proses perekaman dan editing.

Baca juga: Canva, Aplikasi Desain Termudah dan Terpopuler!

Awal Mula Clubhouse Dikenal Masyarakat

Lantas mengapa aplikasi ini sempat viral dan dibicarakan dimana – mana? Yang pertama, eksklusivitas. Pada saat masa kejayaannya di Indonesia, aplikasi Clubhouse hanya bisa diunduh oleh para pengguna produk Apple, atau yang menjalankan sistem pengoperasian iOS. Menjadikan penggunanya merasa ‘eksklusif’, karena seperti yang kita ketahui mayoritas pengguna smartphone di Indonesia berbasis Android.

Kemudian banyaknya tokoh – tokoh ternama yang ikut berpartisipasi dalam aplikasi ini. Diawali oleh CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Kala itu Elon Musk sedang mengadakan ‘konferensi’ dengan Vladimir Tenev, pimpinan Robinhood Markets di aplikasi Clubhouse ini. Momen itulah yang memicu awal mula dikenalnya aplikasi tersebut oleh masyarakat luas.

Sejumlah artis papan atas dan selebgram di Indonesia mulai ikut menggunakan aplikasi ini. Menjadi salah satu daya tarik utama bagi masyarakat untuk mengunduh aplikasi ini, karena rasa kepo / penasaran apa yang orang – orang besar ini bicarakan. 

Oh ya, kita tidak bisa secara sepihak menjadi pembicara pada suatu room yang telah tersedia. Melainkan kita harus diundang menjadi pembicara oleh host baru kita bisa bersuara dan didengarkan oleh pendengar lainnya.

Tampilan aplikasi Clubhouse

Konsep yang Menarik, Tapi Tidak fresh

Oke, memang terdengar keren apabila kita bisa mendengarkan percakapan para artis papan atas atau orang yang kita kagumi. Namun apa tujuan sebenarnya aplikasi ini diciptakan? Sebagai media untuk berkomunikasi kah? Atau hanya hiburan semata? Itulah hal yang tidak bisa dijawab oleh aplikasi Clubhouse ini.

Apabila sebagai media berkomunikasi, tentu ada banyak aplikasi yang lebih baik dan sudah ada sebelumnya, seperti Zoom, Google Meet, bahkan Discord, sebuah aplikasi yang akrab dengan anak muda memiliki fitur yang kurang lebih sama dengan yang ditawarkan oleh Clubhouse ini.

Bukan hanya itu, ketika kita sedang melakukan siaran / membuka room pada aplikasi. Bagian room tersebut dapat dilihat. Lalu, didengarkan oleh pengguna aplikasi lainnya sehingga unsur privasi seakan tidak ada dalam aplikasi satu ini. 

Bayangkan kalian seorang artis ternama, sedang berbincang dengan teman kalian melalui aplikasi ini. Kemudian, secara tidak sengaja bercanda akan suatu brand yang kalian terikat suatu kontrak. Ternyata salah satu public relation dari brand ini mendengarkan percakapan anda.


Clubhouse hanyalah trend semata, bukan aplikasi yang inovatif ataupun fresh. Tidak banyak fitur yang mereka tawarkan. Bahkan, tidak lama setelah trend Clubhouse ini muncul, Twitter juga mengeluarkan fitur yang serupa. 

Hal tersebut pun membuat orang – orang lebih memilih fitur yang disediakan oleh Twitter. Mengapa? Karena mereka tidak ingin mengunduh aplikasi terpisah yang fungsinya hanya untuk mengobrol.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments