Crowdo, Startup Penolong Masalah Keuangan UMKM

logo crowdo
Isi Tabel

Besarnya potensi digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, masih menyimpan banyak permasalahan keuangan. Meski sudah ada P2P lending, ternyata inovasi tersebut tidak cukup mengatasi permasalahan tersebut.

Sebagai startup dari industri neobank, Crowdo menyediakan solusi keuangan digital UMKM. Dengan cara mengintegrasikan digitalisasi operasional melalui solusi pinjaman dan perbankan. Bahkan, kegiatan digitalisasi itu dibantu dengan mesin penilaian kredit bertenaga AI. 

Tak hanya itu, Crowdo juga menawarkan produk dan layanan keuangan, didorong prinsip lingkungan, sosial, serta tata kelola yang positif.

Baca juga: Lewat Saweria.co, Streamer Punya Penghasilan Tambahan

Crowdo Memiliki Izin OJK

Menjadi neobank, bukan berarti Crowdo memegang lisensi bank digital. Saat ini, stratup tersebut hanya mengantongi izin penuh dari OJK sebagai P2P lending. 

Sebagai informasi, OJK tengah melakukan finalisasi Peraturan OJK atau disebut POJK, berkaitan dengan Kegiatan Usaha Bank Umum yang akan mengakomodasi ketentuan bank digital. Targetnya, POJK ini akan dirilis pada pertengahan tahun ini.

Salah satu rencana ketentuan kebijakan dalam POJK tersebut, yakni modal disetor bank digital baru ditetapkan minimal sebesar Rp 10 triliun. Target OJK sendiri untuk finalisasi POJK bank digital ialah pertengahan tahun ini POJK tersebut diluncurkan.

Saat ini, menurut Crowdo, sebagian besar UMKM di Indonesia hanya mengelola data maupun transaksinya secara offline dan manual. Hal ini dianggap mengakibatkan produktivitas yang buruk. Sebab, pemilik bisnis harus menghabiskan banyak waktu untuk masalah nonkomersial. 

Alhasil, Crowdo pun menawarkan solusi digital sederhana yang memungkinkan UMKM dengan mudah mengelola transaksi supply chain secara daring. Bahkan, buka mengakses produk-produk keuangan lebih mudah.

Apa saja layanan Crowdo?

Crowdo pun menargetkan dapat membantu UMKM mendigitalisasi transaksi supply chain-nya yang bernilai lebih dari Rp14 triliun. Kemudian, bisa mengakses pinjaman dan produk keuangan lainnya lewat Crowdo.

Melalui layanan platform keuangan digitalisasi dari Crowdo, juga memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk membuka rekening bank. Dengan cara sederhana dan cepat, mengelola semua invoice dan pesanan pembelian secara digital, dan meminta/menerima pembayaran.

Sementara itu, untuk produk keuangan, terdiri dari tiga produk, ialah paylater yang terdiri dari Early Payment dan Micro Pay Later. Lalu, ada pinjaman modal kerja. 

Early Payment adalah pinjaman yang diperuntukkan buat pembayaran di muka berdasarkan tagihan yang diterbitkan dan pesanan pembelian. Sementara, Micro Pay Later untuk tagihan kecil dan pembayaran terduga.

Aplikasi tersebut pun akan menambah layanan digital jauh lebih baik untuk UMKM. Misalnya, manajemen biaya operasional, pengaturan tagihan, dan penggajian karyawan.

Perkembangan Aplikasi

Saat ini (24/2/2021), aplikasi ini telah memiliki 76 ribu pengguna per Desember tahun lalu, dengan total penyaluran di kisaran Rp600 miliar. Pada tahun ini, perusahaan memiliki target ingin mendigitalkan 1 miliar dolar Amerika Serikat dalam transaksi supply chain . Tujuannya untuk memfasilitasi komunitas UMKM dan melipatgandakan penyaluran pinjaman hingga dua kali lipat menjadi 1,2 triliun rupiah.

Ilustrasi uang

Untuk lender di Crowdo, saat ini sepenuhnya adalah lender institusi yang datang dari perbankan atau multifinance. 

Group CEO Crowdo, Reona Shimada menjelaskan, perusahaan berambisi menjadi institusi finansial, lending adalah salah satu produknya. Dari sisi konsumen UMKM, masih banyak solusi yang mereka butuhkan. 

“Jika melihat dari tren fintech di global, neobank itu sangat consumer-centric. Produknya simpel dan seamless consumer journey,” kata Reona (24/2).

Dengan menjadi neobank, bagi Reona, startup ini menjadi katalis buat industri keuangan digital. Sebab, membawa inovasi baru dengan proses yang lebih simpel. Dia menambahkan, Crowdo pun tengah berdiskusi dengan tiga bank digital yang akan hadir di platform tersebut. Hanya saja, identitas dari ketiga bank ini masih dirahasiakan. 

“Kita sedang proses dengan tiga bank digital untuk onboarding di Crowdo. Bagi mereka, kami sudah punya teknologi AI tentu akan sangat membantu mereka daripada harus bangun sendiri,” kata Reona.

Dimana saja aplikasi Crowdo beroperasi?

Perlu diketahui, stratup ini telah beroperasi di tiga negara, yakni Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Reona menerangkan, ketiga negara ini saling berkontribusi satu sama lain dalam menginspirasi setiap inovasi perusahaan. 

Menurutnya, Indonesia dan Malaysia punya kemiripan dari sisi regulatornya yang progresif untuk mendorong inovasi di industri teknologi finansial atau fintech.

Reona menambahkan, untuk Singapura, lebih terbatas dalam ukuran pasar tapi memiliki sumber daya yang lengkap seperti data scientist

“Berada di tiga pasar ini, Crowdo sangat diuntungkan. Crowdo Indonesia, melayani pasar terbesar di ASEAN sambil mengakses kemampuan yang kuat dari pasar kami yang lain,” ujar Reona,

Dalam mendorong target perusahaan, saat ini Crowdo sedang memproses penggalangan Seri B. Hal penting bagi tim adalah memiliki sekelompok investor yang bersemangat dengan misi untuk bergabung dalam putaran pengglaman dana.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments