Munchausen Syndrome, Pura-Pura Sakit Demi Curi Perhatian

Ilustrasi pengidap munchausen syndrome. (Sumber: DokterSehat)
Isi Tabel

Apakah kamu pernah menemui seorang teman yang gemar pura-pura terluka atau sakit? Kemudian, mereka menggunakan cara tersebut untuk mencari perhatian? Pura-pura sakit merupakan salah satu alasan yang sering digunakan untuk mendapat perhatian atau menghindari sesuatu.

Cara seperti ini pun kerap digunakan anak sebagai alasan agar tidak masuk sekolah. Akan tetapi, bila terlalu sering seperti itu para orang tua wajib waspada. Sebab, ada dua kemungkinan, yakni anak memang benar sakit atau mengalami sindrom munchausen.

Sindrom tersebut pun masuk ke dalam jenis penyakit mental. Dikutip dari National Health Service (NHS), munchausen syndrome merupakan gangguan psikologis yang dialami seseorang dengan cara berpura-pura sakit atau sengaja menghasilkan gejala penyakit pada dirinya sendiri.

Ketika individu menderita sindrom munchausen, mereka cenderung akan berbohong, menyakiti diri sendiri, atau memalsukan informasi. Apabila memang memiliki masalah kesehatan, kemungkinan mereka untuk membesar-besarkan sakitnya akan semakin besar pula.

Sebab, penderita sindrom munchausen tersebut mendapatkan kepuasan tersendiri dari simpati yang diraih. Apabila mereka berhasil berpura-pura sakit atau menjadi korban dalam suatu peristiwa. Hingga akhirnya orang-orang di sekitarnya percaya dan merasa kasihan.

Sementara itu, dilansir dari Better Health, belum diketahui penyebab sindrom tersebut secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya gangguan mental tersebut. Ingin tahu apa saja? Yuk, simak informasinya di bawah ini!

Baca juga: Omi, Aplikasi Kencan dengan Tingkat Keamanan Tinggi

Pengidap Munchausen Trauma Masa Kecil

Gangguan munchausen ini bisa muncul disebabkan oleh orang tua yang menelantarkan anaknya. Hingga perlakuan seperti itu menimbulkan trauma bagi anak. Akibat trauma ini, anak mungkin memiliki masalah yang tidak terselesaikan dengan orang tua.

Akhirnya, mereka pun berpura-pura sakit atau memalsukan kondisinya. Bahkan, lebih parahnya beberapa dari mereka pun berani melukai dirinya sendiri. Hal ini karena mereka cenderung merasa dirinya tidak berharga.

Kurang Perhatian

Para pengidap gangguan mental ini juga kerap merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua. Akibat diabaikan atau ditelantarkan tersebut, mereka pun memilih cara berpura-pura sakit. Tujuannya agar orang tua maupun orang disekitarnya peduli dan memperhatikannya.

Selain itu, orang yang mengalami gangguan munchausen ini juga merasa perlu dianggap penting. Hingga dirinya harus terus menjadi pusat perhatian di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, mereka akan merasa puas saat banyak orang yang percaya.

Gangguan Kepribadian

Beberapa individu yang melakukan tindakan seperti itu juga bisa dipicu oleh gangguan kepribadian. Seperti gangguan kepribadian antisosial, mereka mungkin merasa senang saat memanipulasi dan menipu dokter. Hal ini membuat mereka merasa memiliki kekuatan untuk mengaturnya.

Selain itu, bisa dipicu juga oleh gangguan kepribadian narsistik yang dialami seseorang. Penderita tersebut merasa bahwa dirinya sangat spesial dan ia takut merasa tidak berharga. Hingga pura-pura sakit atau terluka dilakukan agar mereka tetap diperhatikan dan merasa berharga.


Meskipun sindrom ini terjadi atas kesadaran dari individu tersebut, tetapi tetap dapat diatasi dengan melakukan terapi perilaku-kognitif. Terapi ini dilakukan untuk mengungkap keadaan yang sebenarnya. Dengan cara ini, kita pun dapat mengatasi penyebab terjadinya perilaku tersebut.

Baca juga: Crab Mentality, Kondisi Mental yang Menyulitkan Kelompok

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments