Perang Diskon Gila-Gilaan! Apakah Marketplace Bakal Bangkrut?

marketplace bakal bangkrut
Isi Tabel

Dunia e-commerce semakin panas dengan perang diskon yang tak ada habisnya. Hampir setiap bulan, marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada berlomba-lomba memberikan promo gila-gilaan. 

Mulai dari diskon besar, cashback, gratis ongkir, hingga flash sale dengan harga yang bikin geleng-geleng kepala. Tapi, di balik pesta diskon ini, banyak yang bertanya: apakah marketplace bisa terus bertahan atau justru menuju kebangkrutan?

Baca juga: E-commerce Lokal vs Internasional, Siapa yang Bakal Jadi Raja di Indonesia?

Benarkah Marketplace Bakal Bangkrut?

Ilustrasi Marketplace Bakal Bangkrut. (Sumber: MBridge)

Marketplace saat ini sudah berkembang pesat dan menghadirkan berbagai kebutuhan dengan harga yang terjangkau. Namun, apakah marketplace bisa bangkrut? Jika penasaran dengan informasi tersebut, berikut ulasan lengkapnya.

Perang Diskon: Siapa yang Diuntungkan?

Sekilas, perang diskon ini menguntungkan pembeli karena mereka bisa mendapatkan produk dengan harga yang jauh lebih murah. Namun, jika dilihat lebih dalam, ada pihak-pihak yang sebenarnya menanggung kerugian akibat perang harga ini:

  • Marketplace itu sendiri
    Marketplace harus mengeluarkan dana besar untuk subsidi, seperti gratis ongkir dan cashback. Semakin besar diskonnya, semakin besar pula uang yang mereka bakar.
  • Penjual kecil dan UMKM
    Banyak penjual kecil yang merasa terjepit karena harus menurunkan harga agar bisa bersaing dengan toko besar yang mendapat subsidi lebih besar dari marketplace.
  • Konsumen dalam jangka panjang
    Meski saat ini konsumen diuntungkan, ada risiko bahwa perang diskon ini bisa berakhir tiba-tiba jika marketplace mulai kehabisan dana atau mengubah strategi bisnis mereka.

Dari Mana Marketplace Mendapatkan Uang?

Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana mungkin marketplace bisa terus memberikan diskon besar tanpa mengalami kerugian? Jawabannya ada pada beberapa sumber pendapatan berikut:

  • Komisi dari penjual
    Setiap transaksi yang terjadi di marketplace biasanya dikenakan komisi. Persentasenya berbeda-beda tergantung kategori produk dan platformnya.
  • Iklan berbayar
    Marketplace menyediakan fitur iklan untuk penjual yang ingin produknya muncul di halaman pencarian teratas. Semakin banyak seller yang beriklan, semakin besar pendapatan marketplace.
  • Investor dan pendanaan eksternal
    Beberapa marketplace masih dalam tahap membakar uang investor demi merebut pasar. Dengan strategi ini, mereka berharap bisa menguasai pasar lebih dulu sebelum akhirnya mulai menarik keuntungan.

Efek Domino: Marketplace Besar Mulai Mengubah Strategi

Meski perang diskon masih berlangsung, beberapa marketplace mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan strategi. Contohnya:

  • Shopee mengurangi subsidi gratis ongkir di beberapa kategori produk
  • Tokopedia lebih fokus ke program loyalitas pengguna ketimbang perang harga
  • Lazada dan TikTok Shop lebih agresif dalam menarik brand besar untuk masuk ke platform mereka

Perubahan ini menunjukkan bahwa marketplace mulai sadar bahwa perang diskon tanpa batas bisa merugikan mereka dalam jangka panjang.

Bisakah Marketplace Bangkrut Karena Perang Diskon?

Jawaban singkatnya: bisa saja!

Jika marketplace terus membakar uang tanpa mendapatkan keuntungan yang seimbang, maka risiko kebangkrutan tetap ada. Sejarah telah mencatat beberapa marketplace yang akhirnya tumbang karena strategi bisnis yang tidak berkelanjutan, seperti:

  • JD.ID (tutup di Indonesia karena kalah bersaing di perang harga)
  • Blanja.com (marketplace yang dulu didukung Telkom, tapi akhirnya tutup karena tidak bisa bersaing)

Jika marketplace besar seperti Shopee atau Tokopedia tidak segera menemukan keseimbangan antara diskon dan keuntungan, bukan tidak mungkin mereka juga akan mengalami nasib serupa di masa depan.

Masa Depan Marketplace: Akankah Perang Diskon Berakhir?

Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi dalam beberapa tahun ke depan:

  • Marketplace akan lebih selektif dalam memberikan diskon
    Diskon dan subsidi kemungkinan akan tetap ada, tapi lebih diarahkan ke pengguna loyal atau kategori produk tertentu.
  • Muncul model bisnis baru
    Marketplace bisa mulai beralih ke model bisnis yang lebih berkelanjutan, seperti membership premium atau layanan berbasis langganan.
  • Persaingan semakin ketat dengan masuknya pemain baru
    TikTok Shop, Amazon, dan platform baru lainnya bisa membuat persaingan semakin sengit, yang akhirnya memaksa marketplace untuk mencari cara lain dalam menarik pelanggan.

Perang diskon di marketplace memang menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, tapi tidak semua pihak bisa bertahan lama dalam strategi ini. Marketplace yang tidak hati-hati bisa berujung pada kebangkrutan jika terus membakar uang tanpa menemukan model bisnis yang menguntungkan.


Jadi, bagi pembeli, manfaatkan diskon selagi masih ada. Namun, jangan kaget kalau suatu hari marketplace mulai mengurangi subsidi dan harga produk mulai kembali normal!

Baca juga: Istilah E-commerce Hijau Mulai Bermunculan, Tren atau Cuma Basa-basi Sustainability?

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments