Istilah E-commerce Hijau Mulai Bermunculan, Tren atau Cuma Basa-basi Sustainability?

istilah e-commerce hijau
Isi Tabel

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “e-commerce hijau” atau ramah lingkungan semakin sering terdengar. Banyak platform belanja online yang mengklaim mendukung prinsip keberlanjutan, mulai dari pengemasan ramah lingkungan hingga program carbon offset. 

Tapi, apakah ini benar-benar menjadi tren yang serius, atau hanya sekadar strategi pemasaran untuk menarik konsumen yang semakin peduli pada isu lingkungan?

Baca juga: Pencapaian Menakjubkan, Daftar Startup E-commerce Indonesia yang Diincar Investor Dunia

Istilah E-commerce Hijau dan Manfaatnya

Ilustrasi Istilah E-Commerce Hijau. (Sumber: Unsplash)

Sektor e-commerce telah memberikan banyak kemudahan bagi konsumen, tetapi dampak lingkungannya tidak bisa diabaikan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa e-commerce hijau menjadi isu penting:

  1. Pengemasan Berlebih Barang yang dikirim melalui e-commerce sering kali dibungkus dalam beberapa lapis plastik atau karton untuk melindungi produk, menghasilkan limbah yang tidak sedikit.
  2. Jejak Karbon Pengiriman Pengiriman barang, terutama untuk layanan ekspres, meningkatkan emisi karbon karena transportasi yang intensif.
  3. Siklus Hidup Produk yang Singkat Tren fast fashion dan konsumsi impulsif di e-commerce sering kali membuat barang cepat usang atau dibuang, menambah volume sampah.

Upaya Platform E-commerce Menuju Keberlanjutan

Beberapa platform besar mulai mengambil langkah untuk lebih ramah lingkungan. Berikut adalah contoh nyata dari inisiatif mereka:

  1. Pengemasan Ramah Lingkungan Banyak platform, seperti Shopee dan Tokopedia, mulai menawarkan opsi pengemasan ramah lingkungan. Blibli bahkan meluncurkan kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik dalam pengiriman.
  2. Program Carbon Offset Lazada dan beberapa platform internasional, seperti Amazon, mulai memperkenalkan program carbon offset di mana konsumen dapat menyumbang untuk proyek lingkungan saat berbelanja.
  3. Mendorong Produk Berkelanjutan Beberapa e-commerce kini memiliki kategori khusus untuk produk ramah lingkungan, seperti produk daur ulang, barang organik, atau yang dibuat dengan proses ramah lingkungan.
  4. Kerjasama dengan UMKM Lokal Dengan mendukung UMKM lokal, platform e-commerce membantu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh impor barang dari luar negeri.

Apakah Konsumen Peduli?

Studi menunjukkan bahwa konsumen, terutama generasi milenial dan Gen Z, semakin peduli pada keberlanjutan. Mereka cenderung memilih merek atau platform yang dianggap memiliki nilai lingkungan. Namun, faktor harga dan kenyamanan masih menjadi prioritas utama bagi banyak orang.

Ini menciptakan tantangan bagi platform e-commerce: bagaimana membuat opsi hijau tetap terjangkau dan praktis untuk konsumen?

Kritik Terhadap E-commerce Hijau

Meski ada kemajuan, tidak semua inisiatif e-commerce hijau dianggap efektif. Berikut adalah beberapa kritik yang sering muncul:

  1. Greenwashing
    Banyak yang menilai bahwa klaim ramah lingkungan hanya menjadi alat pemasaran tanpa dampak nyata. Misalnya, pengemasan yang diklaim ramah lingkungan tetapi sulit didaur ulang.
  2. Kurangnya Transparansi
    Beberapa program keberlanjutan tidak memberikan laporan atau bukti nyata tentang dampaknya terhadap lingkungan.
  3. Biaya Tambahan untuk Konsumen
    Banyak inisiatif hijau, seperti carbon offset, memindahkan beban biaya ke konsumen, sehingga mengurangi insentif untuk menggunakan opsi ramah lingkungan.

Langkah Menuju E-commerce yang Lebih Hijau

Untuk memastikan keberlanjutan menjadi lebih dari sekadar tren, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh platform e-commerce:

  1. Edukasi Konsumen Platform perlu mendidik konsumen tentang pentingnya memilih opsi hijau, misalnya dengan memberikan informasi tentang dampak lingkungan dari pengemasan atau pengiriman cepat.
  2. Inovasi Teknologi Menggunakan teknologi AI untuk merencanakan rute pengiriman yang lebih efisien dapat membantu mengurangi emisi karbon.
  3. Standar Ramah Lingkungan Pemerintah dan industri dapat bekerja sama untuk menetapkan standar minimum untuk keberlanjutan di sektor e-commerce.
  4. Insentif untuk Opsi Hijau Memberikan diskon atau cashback bagi konsumen yang memilih opsi ramah lingkungan dapat meningkatkan adopsi.

E-commerce hijau memiliki potensi besar untuk mengurangi dampak lingkungan dari belanja online. Namun, agar menjadi lebih dari sekadar tren, inisiatif ini memerlukan komitmen jangka panjang, baik dari platform e-commerce, konsumen, maupun regulator.

Bagi konsumen, langkah sederhana seperti memilih opsi pengemasan ramah lingkungan atau mendukung produk lokal dapat menjadi kontribusi nyata. Di sisi lain, platform e-commerce harus memastikan bahwa klaim mereka bukan sekadar basa-basi, melainkan benar-benar membawa dampak positif bagi lingkungan.


Jadi, sudah paham dengan istilah e-commerce hijau adan apakah bisa menguntungkan di masa depan atau hanya sekadar strategi pemasaran sementara? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!

Baca juga: Platform Baru Bermunculan, Apakah E-Commerce Lokal Harus Waspada?

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments