Wow! Limbah Agar-Agar Bisa Disulap Jadi Pembalut Alami

Ilustrasi pembalut. (Sumber: KlikDokter)
Isi Tabel

Semua wanita pasti akan menghadapi siklus bulanan atau biasa disebut sebagai masa menstruasi. Ketika menghadapi siklus tersebut, mereka membutuhkan pembalut untuk menyerap darah dari vagina. Dengan begitu, darah yang keluar tidak akan meleleh kemana-mana.

Namun, ternyata pembalut memiliki bahan sintetis yang kurang baik untuk tubuh, Misalnya, bahan sintetis dioxin, pewangi, hingga pemutih yang sering diaplikasikan pada lapisan tersebut. Bahan-bahan tersebut dapat menjadi salah satu penyebab kanker serviks.

Baca juga: Produk Zero Waste Merajalela di E-commerce

Kasus Kanker Serviks

Di Indonesia sendiri, pengidap kanker leher rahim itu jumlahnya cukup banyak. Berdasarkan data dan informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2015, jumlah penderita penyakit kanker serviks mencapai 98.692 kasus. Sebagian besar para pengidap itu masih termasuk ke dalam usia subur.

“Sebenarnya, ada beberapa alternatif lain yang dapat digunakan untuk masa menstruasi, seperti menstrual cup dan pembalut kain. Akan tetapi, pembalut dengan bahan sintetis itu masih menjadi kebutuhan utama wanita,” ujar Galuh Zhafirah Gafnie, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), dikutip dari laman resmi UB.

Inovasi Pembalut Alami

Untuk mengurangi kasus kanker tersebut, empat mahasiswa UB lainnya berinisiatif merancang pembalut wanita yang berasal dari bahan alami. Empat rekannya tersebut adalah Riska Sulistianti Putri, Rafifa Bunga Jashinta, Nur Amalani Saputri, dan Abdul Gafur.

“Kami pun membuat inti penyerap pembalut ini berasal dari limbah agar-agar. Tujuannya untuk mencegah kanker serviks akibat bahan pembalut yang berbahaya,” ungkap Galuh.

Limbah agar-agar ini memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, sekitar 27,38%  hingga 39,45%. Selulosa tersebut yang akan diubah menjadi hydrogel, nantinya akan dicampurkan dengan kitosan. Untuk kitosan sendiri memiliki sifat antibakteri yang tidak berbau dan berbahaya bagi tubuh.

Tentunya, inti penyerap dari pembalut ini memiliki sifat yang ramah lingkungan. Sebab, dibuat dari pemanfaatan limbah hasil produksi agar-agar dan limbah karapas (kulit) udang. Jadi, pembalut tersebut akan lebih mudah didegradasi oleh bakteri pengurai.

“Kemudian, inti penyerap ini juga aman bagi pengguna karena terkandung kitosan didalamnya,” imbuh mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) tersebut.


Lewat hadirnya inovasi ini, Galuh bersama empat kawannya ingin mencegah efek samping yang dapat ditimbulkan dari lapisan pembalut. Di samping aman bagi kesehatan, pembalut alami ini juga bisa mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah agar-agar dan kulit udang.  

Baca juga: DamoGo, Berikan Solusi Untuk Mengatasi Limbah Makanan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments