UB Ciptakan Sistem Irigasi IoT untuk Budidaya Melon

Ilustrasi sistem irigasi berbasis IoT karya UB. (Sumber: Dok. Universitas Brawijaya)
Isi Tabel

Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan sistem pertanian presisi dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT). Inovasi ini dilakukan pada budidaya tanaman melon dengan teknologi bernama Drip Irrigation System.

Eka Maulana, S.T., M.T., M.Eng, pembimbing tim UB mengatakan, bahwa teknologi ini dikembangkan menggunakan metode penyiraman bermodelkan sistem tetes (drip). Kemudian, dikendalikan berdasarkan kadar air dari media tanam.

Secara logika, ketika tanah kering maka sistem drip ini aktif. Mulai dari berapa kadar air dalam media tersebut hingga kapan sistem drip itu aktif. Kemudian, semua data dan informasi terkait mekanismenya akan dikirim melalui IoT.

Baca juga: Mahasiswa UB Buat Baterai Mobil Listrik dari Limbah Kelapa

Bagaimana Cara Kerja Sistem Irigasi Berbasis IoT?

Eka menuturkan, bahwa secara prinsip yang sudah diterapkan dalam sistem ini adalah air dengan tambahan nutrisi saja. Meski begitu, sistem tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk mengairi tanaman saja.

Akan tetapi, sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi lainnya. Misalnya, digunakan untuk kebutuhan nutrisi, pencahayaan, suhu, hingga kelembaban green house kebun Melon tersebut.

Dalam prosesnya, sistem irigasi berbasis IoT tersebut bekerja sesuai dengan kebutuhan nutrisi masing-masing tanaman yang akan diairi. Jadi, bukan sekadar dari berapa banyak mengairi tanaman. Namun, disesuaikan dengan usia tanaman tersebut.

“Pengendalian sistem ini termonitor dari segi waktu dan variabel data yang sudah terekam dengan baik,” ungkapnya dikutip dari laman resmi Universitas Brawijaya, Sabtu (23/04).

Sementara itu, Suyadi, SP., MP., Manager Pertanian dan Pengembangan ATP mengatakan, proses pemberian nutrisi melalui air ini diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Air tersebut dialirkan ke media tanaman secara berkala.

Suyadi selaku perwakilan tim menuturkan, bahwa dalam sehari bisa dilakukan sebanyak 5 hingga 10 kali penyiraman. Lewat teknologi tersebut, masyarakat tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya.

“Dengan begitu, kita bisa tinggal untuk mengerjakan pekerjaan lain karena secara otomatis mesin tersebut akan menyala dan mengaliri nutrisi,” ujarnya.

Manfaat Drip Irrigation System untuk Budidaya Melon

Menurutnya, sistem irigasi berbasis IoT ini tentu akan mempermudah pekerjaan. Sebab, secara otomatis mesin akan menyala saat media tanam sudah membutuhkan nutrisi. Alhasil, tanaman tersebut tidak sampai terjadi kekurangan nutrisi.

Bila sistem budidaya ini masih bersifat manual, maka kita masih menggunakan insting kapan tanaman itu membutuhkan nutrisi. Berbeda dengan sistem otomatis yang memang sudah benar-benar tahu kapan nutrisi itu dibutuhkan.

Lewat penerapan sistem irigasi berbasis IoT ini, ternyata berhasil memberikan panen maksimal pada tanaman Melon. Hal ini terbukti karena telah diterapkan pada Kebun Melon Agro Techno Park, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

“Hasil buahnya bisa lebih bagus dan ideal, sebab ketersediaan nutrisinya stabil,” terangnya.

Bila nutrisinya tidak stabil, maka perkembangan buah melon tidak optimal. Hingga menyebabkan buah bisa pecah atau tingkat kemanisan melon tersebut menjadi akan rendah. 

Suyadi menambahkan, bahwa melon yang dihasilkan dari sistem inovasi ini menghasilkan produk berkualitas. Mulai dari rasa, kulit, dan berat yang ideal dibandingkan melon konvensional.

“Pasarnya eksklusif, jadi memang rasa pasti berbeda dengan yang dijual pada pasar konvensional. Di Jatikerto ada beberapa jenis dari yang jenis rock, golden, dan honey,” katanya.


Dengan demikian, hadirnya sistem budidaya melon dengan drip irrigation system berbasis IoT ini dapat meningkatkan kualitas buah. Kemudian, bisa mempermudah pekerjaan para pembudidaya melon untuk merawat tanaman tersebut.

Baca juga: Hidroponik Vertikultur Berbasis IoT Karya Mahasiswa Telkom

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments