Talk To Me, Aplikasi Bagi Korban Kekerasan Seksual

Ilustrasi kekerasan seksual. (Sumber: Pexels)
Isi Tabel

Tak bisa dimungkiri, kejadian kekerasan seksual memang sering kali terjadi. Pasalnya, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia memang tak kunjung usai, baik di ranah personal maupun komunitas. Berangkat dari peristiwa tersebut, akhirnya membuat tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan aplikasi bernama Talk To Me atau TTM. Aplikasi TTM ini dikembangkan oleh Cindy Aurellie Hutomo, Ali Naufal Ammarullah dan Muhammad Fauzan Ramadhan.

“Kami menciptakan TTM ini dengan sasaran pengguna aplikasinya adalah korban kekerasan seksual, terutama perempuan. Apalagi aplikasi ini memiliki keunggulan yang desainnya mudah dipahami oleh target pengguna,” ujar Ali Naufal Ammarullah, mahasiswa Departemen Ilmu Komputer dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi IPB, Selasa (26/04).

Mengenal Aplikasi Talk To Me

Ali mengatakan, aplikasi TTM ini memiliki tiga fitur, yakni pelaporan, konsultasi, dan panic button. Dalam fitur pelaporan tersebut akan memudahkan para pengguna untuk melaporkan terkait insiden yang dialami, sehingga mereka tidak perlu repot pergi ke tempat berwajib.

Menariknya, proses pelaporan tersebut akan diteruskan ke pelayanan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Apalagi di aplikasi ini juga tersedia fitur konseling, sehingga para korban memiliki wadah untuk berkonsultasi dengan dokter dan psikolog.

“Dalam fitur konseling juga tersedia sarana telepon yang tersambung dengan Layanan Sahabat Perempuan dan Anak,” katanya.

Selain itu, Muhammad Fauzan Ramadhan menjelaskan, fitur panic button dalam aplikasi ini berguna untuk menarik perhatian lingkungan sekitar. Apabila mengalami kekerasan seksual, maka pengguna bisa langsung menekan tombol help.

“Ketika menekan tombol tersebut, gadget pengguna akan mengeluarkan suara secara berulang, serta layar berisi tulisan permintaan tolong,” papar mahasiswa Departemen Ilmu Komputer tersebut.

Muhammad mengungkapkan, bahwa hasil survey yang dilakukan tim kepada 57 responden, 91,2 persen merasa software ini dapat mengimplementasikan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) secara konkrit pada elemen masyarakat.

Baca juga: INEO, Aplikasi Jual-Beli Ikan Karya Mahasiswa ITS


Akhirnya, aplikasi TTM yang diciptakan ketiga mahasiswa IPB tersebut berhasil meraih juara III dalam ajang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) IT Competition pada tahun 2021 lalu. Mereka mengikuti cabang Software Development Competition, yaitu tipe proyek IT yang berfokus pada pembuatan atau pengembangan perangkat lunak.

Cindy Aurellie Hutomo mengatakan, persiapan yang dilakukan oleh mereka hanya seminggu di tahap awal. Ada beberapa kendala juga yang sempat dihadapi oleh tim tersebut dalam kompetisi ini, yakni manajemen waktu antara kuliah maupun organisasi.

“Apalagi ketika tahap penyisihan, waktunya bertabrakan dengan ujian tengah semester. Sementara itu, rencana pengembangan software kami untuk kedepannya masih berupa sosialisasi,” pungkas mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments