Sierra, Sistem Pemusnah Sampah Plastik Jadi Paving Block

Ilustrasi Sierra, pemusnah sampah plastik. (Sumber: Unsplash)
Isi Tabel

Permasalahan limbah plastik yang tak pernah usai, tentu menjadi sebuah tantang nyata di lingkungan ini. Hingga akhirnya empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi sistem pemusnah sampah plastik. Mereka mengubah sampah plastik menjadi paving block yang ramah lingkungan. Alhasil, keempat mahasiswa tersebut sepakat untuk memberi sistem itu dengan nama Sierra. 

Sistem ini menggunakan konsep efisiensi daur ulang sampah plastik dengan mengurangi volumenya menjadi dua bentuk. Pertama, dibuang ke udara sebagai gas. Kemudian, bisa dimanfaatkan sebagai bubur plastik yang menjadi material komplementer paving block.

“Sierra ini adalah sistem pemusnah sampah plastik dengan output udara dan paving block yang ramah lingkungan. Terdapat tiga tahapan mekanisme kerja pada sistem ini yaitu burning, filtering, dan forming,“ ujar Ariz Wahyu Sampurna, perwakilan tim Sierra, dikutip dari laman resmi UB.

Baca juga: Sepeda Kayuh Pengolah Sampah Karya Mahasiswa UNS

Cara Kerja Sierra

Cara kerja sistem tersebut dimulai dengan tahap burning, yakni pengumpulan sampah plastik dalam jumlah besar. Kemudian, sampah yang terkumpul akan dibakar pada ruang bakar dilengkapi oleh burner. Alat pembakar itu memiliki suhu sebesar 500ºC – 800ºC.

Selanjutnya, ada proses filtering dari sampah-sampah tersebut. Biasanya, proses pembakaran plastik akan menimbulkan asap kotor yang mencemari udara. Berbeda dari biasanya, sistem Sierra justru menghasilkan asap yang melewati proses filtrasi melalui electrostatic precipitator.

“Kami melakukan proses filtrasi ini agar asap tersebut berubah menjadi udara bersih,” ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis tersebut.

Electrostatic precipitator itu sendiri adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan debu atau abu dari gas. Dengan alat tersebut, mereka berhasil menghasilkan udara lebih bersih daripada udara kotor hasil pembakaran plastik yang belum diproses.

Senada, Melisa Adam Jasmine, perwakilan tim, mengatakan, tahap terakhir dari Sierra adalah forming atau pembentukan limbah sisa pembakaran sampah plastik. Limbah yang tersisa berupa bubur plastik akan digunakan sebagai material campuran untuk pembuatan paving block.

“Limbah sisa plastik tersebut bertujuan sebagai pengganti semen yang digunakan untuk mengikat bahan-bahan lainnya,” imbuhnya, dikutip dari laman resmi UB.

Dengan sistem Sierra itu, sampah tersebut bisa diubah menjadi bubur plastik yang mudah dibentuk sebagai paving block. Selain bubur itu, mereka juga menyiapkan oli yang sudah dipanaskan hingga 80ºC. Tujuannya agar mengubah struktur bubur plastik dari tekstur padat menjadi sedikit cair.

Kedua bahan tersebut diaduk hingga larut dengan perbandingan 1100 gr bubur plastic dan 200 ml oli. Ketika keduanya telah larut, ditambahkan batu koral sebanyak 500 gr dan 200 gr pasir. Setelah semua bahan larut, lalu dituangkan ke dalam cetakan paving block.

Usai bahan tersebut, kering keluarkan dari cetakan dan dilanjutkan dengan proses penjemuran selama 3 – 4 hari. Alhasil, paving block dari limbah plastik itu menjadi lebih kuat, tidak mudah pecah, dan tahan lama.


Lewat inovasi sistem Sierra ini, keempat mahasiswa UB tersebut berhasil memusnahkan sampah dengan menghasilkan udara yang ramah lingkungan. Kemudian, mereka mampu memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan bangunan. Untuk kedepannya, para mahasiswa tersebut akan memperluas kampanye ini kepada masyarakat luas lewat media sosial.

Baca juga: 3 Srikandi ITS Gagas E-Trash, Guna Atasi Masalah Sampah

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments