Metaverse Udah Mati atau Justru Makin Gila? Begini Update Terbarunya!

update terbaru metaverse
Isi Tabel

Beberapa tahun lalu, Metaverse sempat jadi buzzword yang mengguncang dunia teknologi. Perusahaan raksasa seperti Meta (Facebook), Microsoft, dan banyak startup berbondong-bondong mengembangkan ekosistem digital ini. 

Mark Zuckerberg bahkan sampai mengganti nama perusahaannya menjadi Meta sebagai bentuk keseriusannya dalam membangun dunia virtual ini.

Tapi sekarang, Metaverse terasa semakin sepi. Isu tentang kegagalannya mulai bermunculan, beberapa proyek ditinggalkan, dan hype yang dulu membara kini mulai meredup. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? 

Apakah Metaverse benar-benar sudah mati, atau justru diam-diam berkembang makin gila?

Sebentar, Apa Itu Metaverse?

Sebelum masuk ke update terbaru, mari kita ingat kembali apa sebenarnya Metaverse itu. Secara sederhana, Metaverse adalah dunia virtual yang menggabungkan teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan blockchain. Dalam Metaverse, pengguna bisa berinteraksi secara digital menggunakan avatar, bekerja, berbelanja, bermain game, dan bahkan memiliki properti virtual.

Bayangkan dunia seperti di film Ready Player One, di mana kamu bisa masuk ke dunia digital dan melakukan aktivitas layaknya di dunia nyata. Konsep ini menarik banyak perusahaan besar dan investor, sehingga Metaverse digadang-gadang sebagai masa depan internet.

Kenapa Hype Metaverse Meredup?

Meskipun awalnya dianggap sebagai revolusi digital berikutnya, Metaverse mengalami banyak tantangan. Ada beberapa alasan kenapa Metaverse mulai kehilangan pamornya:

1. Kurangnya Teknologi yang Mendukung

Metaverse membutuhkan perangkat canggih seperti headset VR dan AR yang masih tergolong mahal dan belum nyaman digunakan dalam waktu lama. Selain itu, koneksi internet di banyak negara masih belum siap untuk mendukung pengalaman Metaverse yang mulus.

2. Biaya Pengembangan yang Fantastis

Membangun dunia virtual yang imersif bukanlah hal yang murah. Meta sendiri sudah menggelontorkan lebih dari USD36 miliar (sekitar Rp550 triliun) untuk proyek Metaverse mereka, Reality Labs. Sayangnya, hasilnya belum sesuai ekspektasi, bahkan mereka terus mengalami kerugian besar.

3. Belum Ada Kebutuhan Nyata

Saat ini, kebanyakan orang masih nyaman dengan internet dalam bentuknya yang sekarang. Media sosial, aplikasi komunikasi, dan platform video sudah cukup memenuhi kebutuhan digital kita. Metaverse, di sisi lain, masih terasa sebagai konsep yang “terlalu futuristik” dan belum punya alasan kuat untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

4. Fokus Bergeser ke AI

Ketika hype Metaverse mulai memudar, tren baru muncul: AI (Artificial Intelligence). Teknologi AI seperti ChatGPT, Midjourney, dan berbagai model kecerdasan buatan lainnya justru menarik perhatian lebih banyak perusahaan dan investor.

Bahkan Meta sendiri mulai mengalihkan fokus mereka ke pengembangan AI, meskipun mereka tetap menyatakan bahwa Metaverse masih menjadi bagian dari visi jangka panjang mereka.

Metaverse Mati? Tunggu Dulu, Justru Makin Canggih!

Meskipun banyak yang mengira Metaverse sudah mati, kenyataannya, teknologi ini masih berkembang. Beberapa proyek justru semakin matang dan siap untuk diadopsi lebih luas. Berikut beberapa update terbaru dari dunia Metaverse:

1. Meta Masih Berinvestasi di Metaverse

Walaupun banyak mengalami kerugian, Meta tetap berkomitmen terhadap Metaverse. Mark Zuckerberg baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan terus mengembangkan perangkat VR seperti Quest 3 dan bekerja sama dengan perusahaan lain untuk membuat dunia virtual yang lebih inklusif.

2. Dunia Game dan Metaverse Makin Menyatu

Salah satu sektor yang paling dekat dengan Metaverse adalah industri game. Game seperti Fortnite, Roblox, dan Minecraft sebenarnya sudah mengimplementasikan konsep Metaverse dalam skala yang lebih kecil.

Misalnya, Roblox memungkinkan pemain membuat dunia sendiri dan berinteraksi secara bebas dengan pengguna lain. Konsep ini sangat mirip dengan visi Metaverse, hanya saja dikemas dalam bentuk yang lebih ringan dan lebih mudah diakses.

3. Perusahaan Besar Tetap Tertarik

Beberapa perusahaan teknologi tetap percaya bahwa Metaverse adalah masa depan. Apple baru saja merilis Apple Vision Pro, sebuah perangkat VR/AR canggih yang disebut-sebut bisa menghidupkan kembali minat terhadap Metaverse.

Microsoft juga masih berinvestasi dalam pengembangan teknologi VR dan AR, terutama untuk keperluan bisnis dan industri.

4. Blockchain dan NFT Masih Berperan dalam Metaverse

Meskipun hype NFT juga mulai meredup, beberapa proyek blockchain tetap mengembangkan ekosistem Metaverse mereka. Dunia seperti Decentraland dan The Sandbox masih aktif membangun platform virtual berbasis blockchain, di mana pengguna bisa memiliki tanah digital dan berinteraksi dalam dunia virtual.

Bahkan beberapa merek besar seperti Adidas dan Gucci masih terus bereksperimen dengan kehadiran mereka di dunia virtual ini.

Masa Depan Metaverse: Masih Ada Harapan?

Metaverse memang tidak berkembang secepat yang diprediksi banyak orang, tapi bukan berarti konsep ini sudah mati. Justru, saat ini adalah masa di mana Metaverse sedang mengalami perbaikan dan penyesuaian agar lebih relevan dengan kebutuhan manusia.

Beberapa hal yang bisa kita harapkan dari perkembangan Metaverse ke depannya adalah:

1. Teknologi VR dan AR yang Lebih Canggih dan Terjangkau

Ketika perangkat VR menjadi lebih ringan, murah, dan nyaman digunakan, Metaverse bisa semakin mudah diakses oleh lebih banyak orang.

2. Integrasi dengan AI untuk Pengalaman yang Lebih Nyata

AI bisa membantu menciptakan dunia virtual yang lebih interaktif dan realistis. Dengan AI, avatar dalam Metaverse bisa lebih hidup, lingkungan bisa beradaptasi dengan perilaku pengguna, dan pengalaman pengguna bisa lebih imersif.

3. Penggunaan dalam Dunia Nyata

Saat ini, Metaverse masih banyak digunakan untuk hiburan dan game. Tapi ke depannya, kita bisa melihat penerapan Metaverse dalam pendidikan, bisnis, dan bahkan kesehatan.

Misalnya, perusahaan bisa mengadakan rapat dalam ruang virtual yang lebih interaktif dibandingkan dengan video call biasa. Atau dokter bisa menggunakan Metaverse untuk melakukan simulasi operasi sebelum benar-benar melakukan tindakan di dunia nyata.

Apakah Metaverse Mati?

Jawabannya: tidak.

Metaverse memang tidak seheboh dulu, tapi bukan berarti proyek ini ditinggalkan. Justru, banyak perusahaan masih berinvestasi dan mengembangkan teknologi yang mendukung Metaverse agar lebih matang dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Mungkin kita belum melihat Metaverse seperti yang ada di film Ready Player One, tapi bukan berarti konsep ini akan hilang. Dalam beberapa tahun ke depan, dengan kemajuan teknologi VR, AR, AI, dan blockchain, bukan tidak mungkin kita akan melihat kebangkitan Metaverse yang lebih kuat dan lebih realistis.

Jadi, buat kamu yang masih penasaran dengan Metaverse, jangan khawatir! Dunia virtual ini masih terus berkembang dan siapa tahu, suatu hari nanti kita semua benar-benar akan hidup di dalamnya.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments