Google mengumumkan peluncuran Bard, sebuah chatbot yang dapat berbicara dengan pengguna secara lebih alami dan menarik. Saat ini, Bard masih dalam tahap uji coba sebelum disebarluaskan ke pasar global dalam waktu dekat. Teknologi baru ini merupakan bagian dari upaya Google membantu meningkatkan pengalaman pengguna di berbagai platform.
Peluncuran ChatGPT pada November lalu seolah menjadi penanda bagi banyak raksasa teknologi untuk mendominasi Artificial Intelligence (AI). Google pun tak mau ketinggalan. Bard, menjadi chatbot yang didukung teknologi kecerdasan buatan untuk menyaingi popularitas ChatGPT dari OpenAI.
Saat ini, Google masih melakukan uji coba terhadap Bard untuk beberapa pengguna sebelum disebarluaskan kepada ke pasar global. Simak pembahasan selanjutnya untuk mengenal Bard di bawah ini!
Baca juga: Situs AI Video Generator Ini Permudah Pembuatan Konten!
Tentang Bard: AI Buatan Google
Bard adalah turunan dari bahasa Google yang dibuat menggunakan model AI dan sebelumnya sudah pernah dikembangkan, yang disebut Lamda, namun tidak pernah sepenuhnya dirilis ke publik. Chatbot yang digunakan Bard diklaim akan terasa hidup hingga mirip seperti manusia karena diprogram menggunakan bahasa yang alami. Semakin sering pengguna berinteraksi dengan Bard, maka AI akan menjadi lebih familiar dengan preferensi mereka dan dapat menyesuaikan responsnya dengan lebih sesuai. Hal ini membantu menciptakan pengalaman yang lebih personal dan menarik bagi pengguna, karena memberikan pengalaman yang lebih memuaskan.
Bard juga berupaya untuk menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan power, kecerdasan, dan kreativitas dari model Google. Bard akan memiliki kemampuan untuk terintegrasi dengan layanan dan API Google lainnya. Ini berarti ia dapat mengakses berbagai data dan informasi, termasuk berita, cuaca, dan konten relevan lainnya, dan menyediakan informasi ini kepada pengguna dengan cara yang mulus dan intuitif.
Google juga menekankan pentingnya privasi dan keamanan dalam pengembangan Bard. Chatbot ini dirancang untuk melindungi data pengguna dan memastikan bahwa semua interaksi aman dan rahasia. Ini adalah pertimbangan penting dalam lanskap digital saat ini, di mana pelanggaran data dan kekhawatiran privasi semakin umum terjadi.
Oleh karena itu, Google menegaskan bahwa Bard akan memiliki batasan yang memang memuat informasi yang salah dan bias. Selain itu, Bard juga memberikan batasan penggunanya yang dimulai dari usia 18 tahun ke atas.
Secara umum, Bard berfungsi sama seperti ChatGPT. Bedanya, Bard dapat memberikan beberapa alternatif jawaban yang bisa dipilih pengguna. Bard dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas, mengakselerasi beragam ide dan menjawab rasa penasaran tentang apa saja.
Selain itu, Bard juga dilengkapi dengan “Google It” yang memudahkan penggunanya untuk mengakses pencarian informasi terkini dari internet. Hal ini dapat digunakan untuk memeriksa sumbernya, seperti Wikipedia.
Bard akan diluncurkan secara bertahap. Bard juga didesain yang nantinya dapat mengidentifikasi beragam bahasa.
Di versi awal ini, Bard hanya dapat merespon dengan teks. Belum ada kemampuan audio visual yang seperti dimiliki ChatGPT versi terbaru. Tetapi, Google menjanjikan kemampuan tersebut akan segera dihadirkan.
Bagi Google, Bard menjadi proyek yang penting. Bahkan, Google meminta karyawannya menyisihkan waktu untuk terus melakukan uji coba interaksi terhadap Bard.
Google juga terbuka dan mempersilakan pengguna awalnya untuk memberikan masukan terhadap performa Bard sebelum akhirnya dapat disebarluaskan ke pasar global. Tak salah jika kita mengharapkan lebih banyak perkembangan menarik di bidang ini pada tahun-tahun mendatang.
Bagaimana tanggapanmu setelah mengenal Bard, produk kecerdasan buatan dari Google ini? Yuk, berikan opinimu di kolom komentar!
Baca juga: Naik Level! Inilah Daftar Chrome Extension untuk ChatGPT!