Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat Indonesia kini semakin terbiasa dengan transaksi digital, termasuk kehadiran cashless society. Dari berbelanja online hingga membayar tagihan, hampir semua aktivitas sehari-hari dapat dilakukan tanpa uang tunai, atau yang lebih dikenal dengan istilah cashless society.
Dalam hal ini, generasi muda Indonesia menjadi bagian penting dari perubahan ini. Tapi, seberapa siap mereka untuk menghadapi masyarakat yang sepenuhnya tanpa uang tunai? Mari kita bahas lebih dalam.
Baca juga: Menatap Masa Depan Pendidikan Indonesia, Inovasi Edutech Berbasis Keterampilan Digital
Bagaimana Dampak Kehadiran Cashless Society?

Cashless society adalah sebuah kondisi di mana uang tunai (kertas atau koin) tidak lagi digunakan secara luas, dan transaksi dilakukan sepenuhnya melalui metode pembayaran digital. Masyarakat hanya menggunakan sistem pembayaran elektronik seperti e-wallet (dompet digital), kartu kredit, atau transfer bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi mereka sehari-hari.
Beberapa negara maju sudah berada pada tahap ini, dengan penggunaan uang tunai yang semakin menurun. Di Indonesia, meskipun penggunaan uang tunai masih sangat dominan, tren penggunaan pembayaran digital semakin berkembang pesat.
Aplikasi e-wallet seperti OVO, GoPay, DANA, dan LinkAja sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang, terutama generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi. Karena itu, adanya cashless society bisa memberikan dampak besar bagi para pengguannya, berupa kemudahan pembayaran.
Mengapa Generasi Muda Lebih Akur dengan Cashless Society?
Generasi muda Indonesia, terutama milenial dan Gen Z, adalah kelompok yang paling cepat beradaptasi dengan teknologi. Mereka hidup di era digital di mana segala sesuatunya serba online. Hal ini membuat mereka lebih mudah untuk beralih ke sistem pembayaran digital daripada generasi sebelumnya.
Kemudahan dan Kepraktisan
Generasi muda sangat menghargai kemudahan dan kepraktisan. Transaksi digital memungkinkan mereka untuk berbelanja, membayar tagihan, dan mentransfer uang tanpa harus membawa uang tunai. Bahkan, dengan menggunakan aplikasi e-wallet, mereka bisa mengakses berbagai layanan dalam satu platform, mulai dari ojek online, makanan, hingga belanja online. Ini jelas lebih praktis dibandingkan harus membawa uang tunai atau kartu kredit.
Kehadiran Cashless Society, Tingkat Literasi Digital yang Tinggi
Dengan akses internet yang semakin luas dan penetrasi smartphone yang hampir merata, generasi muda Indonesia memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka sudah terbiasa menggunakan aplikasi untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk transaksi keuangan. Ini membuat mereka lebih siap untuk mengadopsi cashless society yang mengandalkan sistem digital.
Keamanan dan Transaksi yang Lebih Aman
Cashless society menawarkan tingkat keamanan yang lebih baik. Pembayaran melalui aplikasi e-wallet dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan seperti PIN, autentikasi dua faktor (2FA), dan sidik jari. Ini membuat generasi muda merasa lebih aman dalam bertransaksi dibandingkan dengan membawa uang tunai yang rentan terhadap kehilangan atau pencurian.
Tantangan yang Dihadapi Generasi Muda Indonesia dalam Menghadapi Cashless Society
Meskipun generasi muda Indonesia terlihat lebih siap untuk beralih ke cashless society, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam proses transisi ini.
Akses Terbatas ke Teknologi
Walaupun tingkat penetrasi smartphone di Indonesia sudah cukup tinggi, tidak semua orang memiliki akses ke teknologi terbaru. Masih banyak masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, yang kesulitan untuk mengakses internet atau memiliki perangkat yang mendukung aplikasi pembayaran digital. Hal ini tentu menjadi tantangan dalam menciptakan masyarakat yang sepenuhnya cashless.
Ketergantungan Pada Jaringan Internet
Cashless society sangat bergantung pada koneksi internet yang stabil. Di beberapa daerah, masalah jaringan internet yang belum merata atau lemah menjadi kendala. Tanpa koneksi internet yang memadai, transaksi digital tidak dapat dilakukan dengan lancar. Ini menjadikan sistem cashless kurang efisien bagi sebagian orang, terutama di daerah yang sulit dijangkau sinyal.
Keamanan Cyber
Meskipun pembayaran digital lebih aman dalam beberapa hal, risiko keamanan cyber tetap ada. Pembobolan akun, penipuan melalui phishing, dan pencurian data pribadi menjadi ancaman nyata yang harus diwaspadai. Generasi muda yang terlalu percaya diri dengan kemudahan teknologi terkadang tidak menyadari potensi ancaman digital yang bisa merugikan.
Kebiasaan Membawa Uang Tunai
Meskipun sudah banyak generasi muda yang menggunakan e-wallet, kebiasaan membawa uang tunai masih kuat di masyarakat. Banyak orang yang merasa lebih nyaman menggunakan uang tunai karena mereka merasa bisa langsung melihat dan mengendalikan pengeluaran mereka. Ini menjadi salah satu hambatan dalam mendorong transisi ke cashless society.
Bagaimana Mengatasi Tantangan Tersebut?
Untuk mewujudkan cashless society yang inklusif dan aman, generasi muda Indonesia perlu menyadari tantangan yang ada dan mulai beradaptasi dengan perubahan ini. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Peningkatan Infrastruktur Teknologi
Pemerintah dan sektor swasta harus terus berupaya untuk meningkatkan infrastruktur teknologi, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan internet. Hal ini bisa dilakukan dengan memperluas jaringan 4G atau bahkan 5G, serta memperkenalkan teknologi berbasis satelit untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Edukasi Keamanan Digital
Meningkatkan kesadaran tentang keamanan digital sangat penting untuk melindungi generasi muda dari risiko kejahatan cyber. Edukasi tentang cara menghindari phishing, melindungi data pribadi, dan mengenali aplikasi yang aman harus diberikan sejak dini. Ini akan membantu mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam bertransaksi secara digital.
Mendorong Penggunaan Uang Elektronik Secara Bertahap
Pemerintah dan perusahaan fintech perlu bekerja sama untuk mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk beralih menggunakan uang elektronik secara bertahap. Ini bisa dilakukan dengan memberikan insentif atau promo menarik bagi pengguna baru aplikasi pembayaran digital, serta memperluas jangkauan layanan untuk memudahkan pengguna.
Kehadiran Cashless Society, Integrasi dengan Sistem Keuangan Nasional
Untuk mewujudkan cashless society secara menyeluruh, penting untuk mengintegrasikan sistem pembayaran digital dengan sistem keuangan nasional. Hal ini akan memudahkan transaksi antar bank, antar platform e-wallet, dan mempercepat adopsi sistem cashless di Indonesia.
Meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, generasi muda Indonesia menunjukkan kesiapan yang cukup besar untuk beradaptasi dengan cashless society. Mereka yang sudah terbiasa menggunakan teknologi dan aplikasi digital dalam kehidupan sehari-hari akan semakin mudah dalam beralih ke sistem pembayaran tanpa uang tunai.
Dengan dukungan infrastruktur yang lebih baik, edukasi tentang keamanan digital, dan sistem yang lebih inklusif, kehadiran cashless society bisa menjadi kenyataan di Indonesia. Generasi muda tidak hanya menjadi penggerak perubahan ini, tetapi juga menjadi contoh bagi generasi yang lebih tua untuk ikut beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Tren Teknologi Masa Depan yang Bakal Mengguncang Dunia