Automatic Solar Hidroponik Bertenaga Surya Karya ITS

Ilustrasi automatic solar hidroponik karya mahasiswa ITS. (Sumber: Dok. ITS)
Isi Tabel

Selama pandemi Covid-19 terjadi banyak masyarakat yang menghabiskan waktunya dengan bercocok tanam di rumah. Hidroponik menjadi salah satu metode bercocok tanam yang banyak digemari. Dengan metode hidroponik, masyarakat tak perlu lagi bercocok tanam menggunakan tanah.

Apalagi budidaya hidroponik ini tak memerlukan lahan yang luas untuk bercocok tanam. Sebab itu, budidaya hidroponik ini dinilai cocok diterapkan di pekarangan rumah.

Meski terbilang simpel caranya, ternyata lahan terbatas dan pemoborosan listrik akibat pengairan adalah masalah yang kerap dirasakan petani hidroponik. Untuk menjawab persoalan itu, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang alat bernama Automatic Solar Hidroponik.

“Kami mencoba menghasilkan alat Automatic Solar Hidroponik yang berbasis energi surya dengan kontrol nutrisi dan pH. Dengan alat ini, kami berusaha membantu para petani tersebut untuk mengatasi permasalahannya,” ujar Geraldy Rizko Adhira Putra, perwakilan tim, dikutip dari laman ITS, Kamis (05/05).

Baca juga: Mindfulness, Teknik Mengatasi Stres di Kalangan Pekerja

Mengenal Automatic Solar Hidroponik

Awalnya, Geraldy bersama tim melakukan survei ke Kampung Hidroponik Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. Mereka melihat para petani di sana masih menggunakan pengairan secara manual.

Selain itu, pengecekan pH air secara tidak berkala dan pemberian nutrisi secara konvensional. Akibatnya, kualitas sayur menjadi tidak maksimal dan memerlukan biaya operasional yang tinggi. Oleh karena itu, tim ITS merancang alat agar penggunaan lahan hidroponik dapat lebih efektif dan efisien.

“Saat itu kami melihat sel surya berpotensi menghasilkan teknologi modern dengan kompetensi yang baik, sehingga dirancanglah Automatic Solar Hidroponik ini,” ujar mahasiswa asal Malang tersebut.

Geraldy menjelaskan, bahwa sel surya ini termasuk ke dalam sumber yang tidak linier. Tentunya, hal tersebut berbeda dengan sumber energi lainnya. Daya yang dihasilkan akan bergantung pada radiasi dan temperatur lingkungan.

Untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan, perlu adanya metode agar sel surya bekerja pada titik maksimalnya. Metode tersebut selanjutnya lazim disebut dengan Maximum Power Point Tracking (MPPT).

Laki-laki yang lahir tahun 2000 itu menyebut, alat ini dilengkapi dengan baterai, arduino, solar panel, dan Solar Charge Controller (SCC). Lalu, terdapat sistem timer yang befungsi sebagai pengatur waktu penyalaan pompa. Jadi, pompa menjadi tidak mudah panas dan umur pakaianya lebih panjang,

“Yang terpenting, sistem ini juga dapat mengurangi pemanfaatan sumber energi listrik yang berlebih,” terangnya.

Selain timer, alat ini juga memiliki sensor pH dan nutrisi pada pompa. Sensor ini berguna untuk memerintah alat agar dapat menyuplai nutrisi dan pH ke tanaman hidroponik.

Nah, pompa ini difungsikan sebagai alat untuk mengalirkan air ke pipa-pipa tanaman tersebut. Kemudian, aliran itu akan dikembalikan lagi ke sebuah tandon besar.


Dengan kehadiran Automatic Solar Hidroponik, para mahasiswa ITS pun berhasil membantu para petani di Simomulyo untuk memudahkan pekerjaannya. Jika sebelumnya mereka harus bekerja secara manual, namun kini bisa dilakukan secara otomatis dan modern.

“Lewat inovasi ini, untuk masa mendatang kami akan berusaha mengembangkan alat tersebut agar bisa digunakan juga oleh seluruh masyarakat Indonesia. Jadi, bisa berguna untuk membantu produktivitas hasil panen,” pungkasnya.

Baca juga: FUZER, Alat Steriliasai Buah Karya Mahasiswa ITS

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments