7 Kasus Kebocoran Data yang Menggemparkan Masyarakat Indonesia

kasus kebocoran data yang menggemparkan
Isi Tabel

Kasus kebocoran data yang menggemparkan tentu membuat siapa saja merasa takut. Di era digital saat ini, kebocoran data menjadi salah satu isu yang cukup mengkhawatirkan.

Indonesia, dengan semakin banyaknya pengguna internet dan penyimpanan data online, tidak luput dari masalah ini. Lantas, apa saja kasus-kasus kebocoran data yang cukup menghebohkan? Jika ingin informasi selengkapnya, berikut ulasan lengkap AwanApps!

Baca juga: 8 Trik Tingkatkan Keamanan Transaksi Digital, Anti Bocor Pokoknya Guys!

Beberapa Kasus Kebocoran Data yang Menggemparkan

Ilustrasi Kasus Kebocoran Data yang Menggemparkan. (Sumber: Unsplash)

Mari kita ulas tujuh kasus kebocoran data terbesar yang pernah terjadi di tanah air, yang menunjukkan betapa rentannya data kita jika tidak dilindungi dengan baik.

Kebocoran Data BPJS Kesehatan (2020)

Salah satu kasus paling menghebohkan adalah kebocoran data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada tahun 2020. Data pribadi sekitar 279 juta peserta, termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan informasi kesehatan, berhasil bocor dan dijual di dark web.

Kebocoran ini menimbulkan keresahan di masyarakat, mengingat data tersebut sangat sensitif dan penting. Banyak orang menjadi khawatir tentang penyalahgunaan data mereka.

Kasus Kebocoran Data Tokopedia (2020)

Tokopedia, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, juga pernah mengalami kebocoran data yang cukup signifikan. Pada Mei 2020, data lebih dari 91 juta pengguna, termasuk alamat email, nama, dan kata sandi yang terenkripsi, bocor dan dijual secara online.

Meskipun Tokopedia mengklaim bahwa tidak ada informasi kartu kredit yang bocor, kasus ini tetap membuat banyak pelanggan merasa tidak aman dan meragukan perlindungan data mereka.

Kebocoran Data KPU (2020)

Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga tidak terhindar dari kebocoran data. Pada bulan Desember 2020, data pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang diadakan sebelumnya bocor dan beredar di internet.

Data yang bocor termasuk nama, alamat, dan nomor identitas pemilih. Kebocoran ini menjadi masalah serius, mengingat pentingnya data pemilih dalam demokrasi dan proses pemilihan umum yang adil.

Kebocoran Data e-HAC (2020)

Pada tahun yang sama, aplikasi e-HAC (Electronic Health Alert Card) yang digunakan untuk melacak kesehatan penumpang selama pandemi COVID-19 mengalami kebocoran.

Data pribadi lebih dari 1,4 juta pengguna, termasuk informasi kesehatan dan riwayat perjalanan, terungkap. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan informasi kesehatan di tengah situasi darurat kesehatan global.

Kasus Kebocoran Data yang Menggemparkan, Kebocoran Data 3,7 Juta Pelanggan Gojek (2021)

Gojek, salah satu platform layanan ojek online terbesar, juga tidak lepas dari kasus kebocoran data. Pada 2021, data sekitar 3,7 juta pelanggan bocor dan dijual di forum daring.

Meskipun data yang bocor tidak terlalu sensitif, tetapi termasuk informasi dasar seperti nama, nomor telepon, dan alamat email, ini tetap membuat pengguna merasa was-was dan meragukan keamanan data mereka.

Kebocoran Data 1,3 Juta Pengguna Grab (2021)

Tak jauh berbeda dengan Gojek, Grab juga mengalami kebocoran data. Pada tahun 2021, informasi pribadi sekitar 1,3 juta pengguna bocor dan dijual secara online. Data yang bocor mencakup nama, alamat, dan informasi lain yang dapat digunakan untuk penipuan.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya bagi platform digital untuk menjaga keamanan data pengguna agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Kebocoran Data Dinas Dukcapil (2021)

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) di berbagai daerah juga pernah mengalami kebocoran data. Pada 2021, laporan menyebutkan bahwa data lebih dari 20 juta penduduk bocor dan beredar di internet.

Data ini mencakup informasi pribadi yang sangat sensitif, seperti nomor KTP, alamat, dan status pernikahan. Kebocoran ini sangat mengkhawatirkan karena dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kasus-kasus kebocoran data di Indonesia menunjukkan betapa rentannya data pribadi kita di era digital. Dari lembaga pemerintah hingga perusahaan swasta, tidak ada yang benar-benar aman dari ancaman ini.

Penting bagi setiap individu dan organisasi untuk menyadari risiko dan meningkatkan langkah-langkah keamanan dalam pengelolaan data. Melindungi data pribadi bukan hanya tanggung jawab lembaga, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai pengguna.


Itu dia beberapa kasus kebocoran data yang menggemparkan Indonesia. Pastikan untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan data agar ke depannya kita bisa terhindar dari kebocoran data yang merugikan.

Baca juga: Jaga Data Pribadi Kamu Yuk! Lewat 8 Tips Tingkatkan Keamanan Digital InI

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments