Startup Bobobox, Hotel Kapsul yang Bersinar Kala Pandemi

Ilustrasi startup Bobobox bersinar di kala pandemi. (sumber: blog Bobobox)
Isi Tabel

Kehadiran virus corona memang meruntuhkan banyak bidang, khususnya pariwisata dan hospitality. Banyak perusahaan yang bergerak di kedua bidang tersebut krisis hingga bangkrut karena merugi. Namun, hal itu nampaknya tidak berlaku bagi startup Bobobox. Sebaliknya, layanan jaringan hotel kapsul itu justru bersinar selama pandemi.

Sejak muncul tahun 2018 di Bandung, Bobobox memang sudah jadi perbincangan banyak orang. Sebab, konsep penginapannya unik, yakni berupa hotel berbentuk kapsul modular berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Jadi, semuanya sangat canggih karena serba teknologi. Keunikan itu pun menawarkan pengalaman berbeda bagi para traveler.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan startup akomodasi semakin melesat dan melakukan ekspansi ke berbagai kota besar di Indonesia. Hingga saat ini, startup Bobobox sudah memiliki ratusan pods (kamar) dari 13 cabang yang tersebar di 5 kota. Mulai dari kota Bandung, Jakarta, Semarang, Solo, hingga Yogyakarta.

Baca juga: 12 Pilihan Marketplace Kecantikan Lengkap dan Terpercaya

Starup Bobobox Bertahan di Kala Pandemi

Salah satu penerapan protokol kesehatan di Bobobox

Menariknya, perkembangan dari Bobobox ini lancar-lancar saja tanpa menemui hambatan berarti. Padahal, 2020 bisa dibilang tahun terberat bagi industri perhotelan. Di saat banyak penyedia layanan hotel sedang krisis bahkan sampai bangkrut seperti Airy Rooms. Namun, Bobobox sebagai penyedia layanan penginapan justru bersinar.

Startup Bobobox Tingkat Okupansi Tetap Tinggi dan Dapat Investor

Ilustrasi tamu Bobobox

Mengutip dari media online Kontan, tingkat okupansi startup Bobobox saat pandemi masih berada di kisaran 50-60%. Artinya, hanya turun sedikit dari pra-covid yang mencapai 80-90%. Catatan yang luar biasa itu pun menarik perhatian investor.

Benar saja, pada Mei 2020, Bobobox berhasil meraih pendanaan seri A senilai USD 11.5 juta atau setara dengan Rp170 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Horizons Ventures dan Alpha JWC Ventures. CEO dan Co-Founders Bobobox, Indra Gunawan mengatakan, pendanaan ini digunakan untuk meningkatkan startup secara keseluruhan. Dengan cara memperkuat sistem operasional dan manufaktur.

Buka 2 Cabang Baru Secara Virtual

Tiga bulan sejak mendapatkan pendanaan seri A, Bobobox semakin menunjukkan perkembangannya dengan membuka cabang baru. Kedua cabang tersebut terletak di kawasan strategis, yakni di Malioboro, Yogyakarta dan Juanda, Jakarta Jakarta Pusat.  

Menariknya, peluncuran dua cabang baru ini dilakukan secara virtual lewat Instagram @bobobox_id. Acara tersebut dibuka oleh CEO Bobobox Indonesia, Indra Gunawan dan President Bobobox, Antonius Bong pada 28 Agustus 2020.

Dalam peluncuran tersebut, selain dimeriahkan oleh Feel Koplo dan Indah Kusuma, ada juga room tour. Tujuannya jelas, untuk memperkenalkan seperti apa pods atau kamar Bobobox di dua cabang yang baru dibuka.

Buka Cabang Hotel Kapsul di Solo

Membuka dua cabang di pertengahan tahun tampaknya memang belum cukup bagi startup Bobobox. Jelang akhir tahun 2020, startup ini kembali melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru di kota yang belum dirambah, yakni Solo.

Peluncuran cabang ke-13 di Solo ini ditujukan untuk mendukung dan memperkuat konektivitas di Kawasan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar). Seperti diketahui, Bobobox sebelumnya memang sudah memiliki cabang di Yogyakarta dan Semarang.

Selain itu, peluncuran cabang di Solo ini diharapkan jadi enabler bagi pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di kedua daerah yang terhambat karena pandemi. Indra pun menambahkan, hingga kuartal IV 2020 kemarin, tingkat okupansi Bobobox kembali menuju 80%. Artinya, angka tersebut mendekati rata-rata tingkat okupansi seperti sebelum pandemi.

Mengetahui apa yang dilakukan oleh Bobobox selama pandemi, bagi orang awam tentu membuat bertanya-tanya mengapa okupansi bisa tetap tinggi. Kemudian, bisa terus berkembang seolah tidak terkena dampak virus corona.

Berdasarkan berita yang ditayangkan oleh Suara.com, Antonius Bong selaku President Bobobox mengatakan hotel kapsul punya kelebihan sendiri. Di antaranya adalah harga terjangkau, memberikan rasa aman, dan lokasinya yang dipilih sangat strategis.

Protokol Kesehatan di Bobobox

Protokol kesehatan di Bobobox dilakukan secara ketat

Selain itu, melansir dari Kompas.com, protokol kesehatan (prokes) yang dilakukan sangatlah ketat sesuai dengan anjuran pemerintah. Mulai dari mewajibkan semua tamu dan karyawan menggunakan masker, serta mengurai jumlah kursi dan meja di area komunal. Kemudian, tidak ada kontak antara tamu dengan karyawan saat check-in ataupun check-out. Lalu, menyediakan kotak UVC untuk sterilisasi kunci loker, dan sistem AC yang aman karena tiap pods memiliki jalur pipa masing-masing.

Satu lagi yang paling penting adalah inspeksi atau melakukan pemeriksaan, pembersihan pods secara rutin. Terlebih, inspeksi hotel kapsul dikatakan lebih mudah dibandingkan akomodasi atau penginapan lain. Sebab, Bobobox memiliki ruangan yang lebih kecil sehingga mudah dibersihkan. Jadi, saat membersihkan satu pod (kamar) hanya butuh waktu 10-15 menit.


Dengan konsep yang menarik dan penerapan protokol kesehatan secara ketat, nggak heran kalau banyak orang tertarik dengan Bobobox. Apalagi startup Bobobox ini sangar bersinar di kala pandemi. Setelah ini, tentu kamu jadi penasaran dan ingin mencobanya, kan?

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments