Dibalik Kesuksesan Startup, Ada Berbagai Fase Dilewati!

Ilustrasi para perintis startup yang sedang memulai fase-fase perkembangan. (sumber: Pexels)
Isi Tabel

Membangun suatu bisnis startup untuk meraih kesuksesan, pastinya tidak semudah membalikan kedua telapak tangan. Butuh waktu yang banyak dengan perjuangan yang panjang. Mulai dari ide hingga dapat mengembangkan bisnis tersebut ke jenjang yang lebih tinggi, seperti membuat anak perusahaan atau sampai ke mancanegara. 

Dalam startup juga terdapat beberapa fase pengembangan yang perlu dilewati oleh perintis dan timnya. Fase apa saja yang harus dilewati oleh para perintis beserta co-founder lainnya untuk membangun suatu startup? Seberapa penting fase-fase tersebut dalam kesuksesan suatu startup? Yuk, kita simak dibalik kesuksesan startup, ternyata deretan fase yang perlu dilewati!

Baca juga: Deretan Iklan 4 Startup Ini Kreatif dan Inovatif!

Lewati Pre Startup, Demi Mencapai Kesuksesan

Untuk mencapai kesuksesan, para perintis perlu melewati fase pertama yang bernama pre startup. Tahap ini yang menjadi awal bagi sebuah startup. Mungkin bagi kamu yang suka berinovasi dan membuat ide baru akan senang banget untuk berada di fase ini. Pre startup berguna bagi para perintis untuk memulai ide dan konsep. Kemudian, bagaimana mengembangkannya untuk dapat lanjut ke fase berikutnya. 

Dalam fase ini, terdapat dua komponen utama dan satu komponen tambahan yang harus diwujudkan. Dua komponen utama tersebut adalah ide (ideation) dan konsep (concepting). Komponen utama ini merupakan fase yang pasti dilewati oleh setiap perintis yang menjadi sebuah dasar dimulainya suatu startup. Ide adalah suatu inovasi yang dicetus oleh perintis dengan motivasi memecahkan suatu masalah atau membuat sesuatu yang baru. Sementara konsep, fase pembentukan ide menjadi beberapa bagian menjadi suatu visi dan misi. Dimana hal tersebut merupakan komponen tambahan yang menjadi dasar dari dua komponen utama itu. 

Dengan kata lain, ide harus sejalan dengan visi dan tujuan dibentuknya startup tersebut. Untuk menjelaskan apa yang ingin dibentuk atau masalah apa yang ingin diselesaikan. Berbeda dengan konsep yang harus sejalan dengan misi, sehingga bisa menjelaskan strategi perintis untuk mewujudkan visi tersebut. Fase ini sudah termasuk mencari dan merekrut beberapa staff untuk memulai startup dengan komitmen ringan.

Startup

Selanjutnya, demi kesuksesan perusahaan rintisan itu, mereka perlu menghadapi fase Startup. Fase tersebut akan muncul, ketika usai membentuk ide, konsep, serta visi dan misi yang jelas. Dalam fase ini startup yang dirintis mulai berjalan. Tim perintis diharapkan dapat melakukan dua komponen utama, yaitu komitmen (commitment) dan validasi (validating).

Komponen pertama yang perlu dilewati perintis dalam fase startup adalah komitmen. Betul banget, para pekerjanya harus berkomitmen di startup yang sedang mereka bangun. Lebih tepatnya, pada komponen ini, tim sudah bisa memastikan bahwa para pekerjanya adalah orang-orang yang berkomitmen. Kemudian, telah terbagi tugasnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Jadi, pekerjaan dapat dilakukan dengan stabil. 

Komponen kedua adalah validasi. Setelah memiliki keseimbangan dari SDM-nya, sebuah startup membutuhkan pembuktian dari hasil kerja SDM tersebut dengan mencoba memasuki pasar yang telah tersedia. Pada komponen ini, diharapkan startup dapat mengembangkan produk atau layanannya yang bisa menarik massa untuk menggunakannya.

Dalam fase ini, tim yang bekerja diharapkan sudah dapat mengembangkan produk atau layanan yang ditawarkan. Hal tersebut biasa disebut dengan Minimum Viable Product (MVP). Selain itu, tim juga harus mulai mencari validasi pasar yang jelas dan baik bagi startup untuk melanjutkan ke fase berikutnya. Biasanya, situasi itu disebut dengan Product Market Fit.

Dibalik Kesuksesan Startup Ada Fase Growth

Dibalik startup yang telah besar, pastinya mereka melewati fase terakhir, yakni Growth atau pertumbuhan dari bisnis startup tersebut. Tahap ini menjadi target yang paling tinggi saat membangun startup. Sebab, fase ini menjadi kontrol dan dapat membawa startup ke jenjang berikutnya, yakni sebagai suatu bisnis yang bisa membentuk cabang.

Dalam Growth terdapat dua komponen utama, yaitu penskalaan (scaling) dan pembangunan (establishing). Penskalaan merupakan tahap dimana startup sudah dapat menunjukkan perkembangan. Kemudian, memperlihatkan pertumbuhan dalam pasar bisnis dan dapat melakukan percepatan scale-up ke jenjang yang lebih tinggi.

Sedangkan, pembangunan atau establishing adalah tahap sebuah startup sudah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang stabil dan jelas. Pada tahap ini, sebuah startup sudah tidak perlu ‘mencari’ sumber pendapatan atau validasi pasar. Sebab, secara berkelanjutan akan mendapatkannya. 

Setelah tahap itu, tim perintis memiliki dua pilihan. Pertama, pilihan untuk meneruskan startup-nya hingga waktu yang mereka tentukan sendiri. Kedua, pilihan keluar (exit) untuk membangun perusahaan yang besar sebagai versi startup. Tentunya, dengan ide dan konsep yang lebih matang atau baru dari sebelumnya.


Itulah beberapa fase dibalik kesuksesan startup yang perlu dilewati. Bagaimana teman-teman, terutama yang sedang mikirin untuk membuat startup, nih. Apa kalian sudah siap untuk melewati fase-fase itu? Tenang, dibalik usaha dan kesabaran yang keras, pasti akan muncul kesuksean bila teman-teman tetap bersemangat. Di samping fase itu, kalian tetap perlu menyiapkan kebutuhan legal sebagai kendaraan untuk mencapai destinasi, yakni kesuksesan. Semoga teman-teman semakin termotivasi untuk terus berkarya, ya! 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments