Tahun 2020 bisa dibilang sebagai tahun yang sangat sulit bagi perekonomian dunia karena merebaknya wabah virus corona. Namun, nampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi bidang ekonomi digital di kawasan ASEAN. Hal itu dibuktikan dengan adanya 12 startup unicorn di Asia Tenggara selama tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19.
Mengutip dari media online CNBC Indonesia, kepastian Asia Tenggara memiliki 12 startup unicorn diketahui setelah dirilisnya laporan e-Conomy SEA 2020 pada 24 November 2020 lalu. Laporan yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company itu mengungkapkan pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara cukup tangguh dan mumpuni karena ditopang sektor e-commerce dan media online.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak startup di Asia Tenggara yang nilai valuasinya lebih dari USD 1 miliar alias bergelar unicorn. Lantas, perusahaan rintisan apa saja yang dimaksud? Berikut ini 12 startup unicorn di Asia Tenggara selama tahun 2020.
Bigo Live (Singapura)
Unicorn pertama adalah startup yang mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, yakni Bigo Live. Perusahaan yang bergerak di bidang video siaran langsung ini memang sempat viral di media sosial dan jadi pembicaraan banyak orang. Sebab, di aplikasi ini terdapat konten berbau pornografi saat live. Meski begitu, aplikasi ini sudah berstatus unicorn sejak 2019.
Gojek (Indonesia)
Siapa yang tidak tahu Gojek? Rasa-rasanya, hampir semua orang di Indonesia pasti pernah mencoba aplikasi moda transportasi online satu ini. Startup yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini benar-benar sangat membantu kebutuhan masyarakat. Selain itu, inovasi yang dilakukan Gojek membuat mereka jadi startup Indonesia pertama yang menyandang status unicorn. Kini, Gojek juga menjadi yang pertama dalam meraih gelar decacorn, bervaluasi lebih dari USD 10 miliar.
Grab (Singapura)
Selanjutnya, masih ada startup yang bergerak di bidang moda transportasi online bernama Grab. Startup yang satu ini juga merupakan saingan utama dari Gojek. Perusahaan asal Singapura ini bahkan jadi startup tersukses di Singapura. Sebab, kini telah memiliki nilai valuasi sebesar USD 14.3 miliar. Hal ini berarti startup tersebut termasuk dalam kategori decacorn.
Traveloka Masuk Kategori Unicorn
Ilustrasi logo startup Traveloka
Walaupun hospitality dan travel adalah dua sektor yang bisa dikatakan terkena dampak yang paling telak karena pandemi. Namun, ternyata Traveloka tetap eksis. Bahkan, cukup mengejutkan karena startup ini masih termasuk dalam salah satu startup berlabel unicorn di Asia Tenggara.
Bukalapak (Indonesia)
Semua tentu tahu dan pernah mendengar yang namanya Bukalapak. Ya, startup asli Indonesia yang bergerak di bidang pasar elektronik atau e-commerce ini memang tidak diragukan lagi popularitasnya. Sejak didirikan oleh Achmad Zaky pada 2010, Bukalapak sudah mampu dan masih terus bersaing di tengah banyaknya e-commerce di Indonesia.
Startup Tokopedia Masuk Golongan Unicorn
Selain Bukalapak, e-commerce dari Indonesia lainnya yang juga berstatus unicorn adalah Tokopedia. Justru, pasar elektronik yang identik dengan warna hijau ini sudah lebih dulu menyandang gelar tersebut. Hingga kini Tokopedia menjadi startup terbesar kedua di Indonesia.
Startup Unicorn Lazada (Singapura)
Jika Indonesia punya Tokopedia dan Bukalapak, Singapura pun tak mau kalah. Negara berjuluk Kota Singa itu memiliki satu e-commerce yang kini juga jadi salah satu e-commerce terpopuler di ASEAN, yakni Lazada.
SEA Group Jadi Startup Unicorn
Startup di Asia Tenggara selanjutnya yang mendapatkan status unicorn di tahun 2020 adalah SEA Group. Perusahaan publik asal Singapura ini merupakan induk perusahaan dari e-commerce Shopee. Selain e-commerce, SEA Group juga memiliki dua lini bisnis di bidang lain, yakni video game dan dompet digital. Ya, perusahaan ini induk usaha dari Garena dan SEAMoney.
Razer (Singapura)
Perusahaan gaming dari Singapura bernama Razer
Buat kamu yang gemar main game online, pasti tahu dan sangat familiar dengan Razer. Perusahaan asal Singapura ini memang terkenal sebagai perusahaan teknologi khususnya peralatan gaming yang jempolan. Mengingat kepopulerannya yang sudah mendunia, tidak mengherankan bila Razer telah berlabel unicorn saat ini.
VNG Corporation (Vietnam)
Selain Singapura dan Indonesia, startup Vietnam pun tak mau kalah dalam persaingan unicorn di Asia Tenggara. VNG Corporation adalah perusahaan digital teknologi terbesar di Vietnam yang bergerak di banyak bidang. Mulai dari platform digital, game online, streaming musik, dan pembayaran digital.
OVO (Indonesia)
Pada tahun 2019 lalu, dompet digital dari Indonesia, OVO berhasil menjadi startup lokal kelima yang memperoleh gelar unicorn. Perkembangannya yang begitu mengagumkan sampai saat ini membuat startup milik Lippo Group ini jadi fintech terbesar di Indonesia.
VNPay (Vietnam)
Startup terakhir yang baru ditetapkan sebagai unicorn pada tahun 2020 ini adalah VNPay. Perusahaan VNPay berasal dari Vietnam yang bergerak di bidang fintech, tepatnya dompet digital.
Itulah 12 startup unicorn di Asia Tenggara selama tahun 2020. Dilihat dari masing-masing bidang perusahaannya, tentu cukup wajar dan tidak mengherankan, ya. Mengingat selama pandemi, masyarakat jadi sering memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya dengan cara berbelanja online.