Para orang-orang yang bekerja di perusahaan rintisan atau startup mungkin mengetahui apa itu angel investor. Biasanya angel investor menjadi investor terakhir yang paling diharapkan bagi pendiri startup untuk mendapat pendanaan.
Pengertian Angel Investor
Angel investor ialah individu yang memiliki kekayaan cukup banyak hingga bersedia untuk menyediakan dana untuk suatu perusahaan rintisan. Sebagai imbalannya, perusahaan rintisan akan memberikan sahamnya untuk investor tersebut.
Dana yang disediakan investor ini dapat berupa suntikan dana investasi satu kali, untuk membantu perusahaan rintisan memulai dan melanjutkan bisnisnya.
Dalam beberapa kasus, keberadaan angel investor menjadi pilihan terakhir ketika startup mendapat kesulitan pinjaman dari perbankan. Hal ini juga bisa terjadi saat startup tidak menarik minat venture capital. Besaran dana yang disuntikkan oleh investor ini bervariatif, umumnya berkisar antara 25.000 sampai 500.000 dollar AS.
Baca juga: Mengenal Inkubator di Indonesia untuk Start Up mu
Jenis Angel Investor
Angel investor terbagi menjadi dua. Pertama, yang memiliki hubungan dengan pendiri perusahaan rintisan. Kedua, yang tidak memiliki hubungan dengan pendiri dari perusahaan rintisan, tapi tertarik dengan bisnis tersebut.
Seperti namanya, angel investor bisa saja berasal dari kerabat dekat, mulai dari keluarga hingga teman. Walaupun tampaknya cukup mudah didapat, tipikal investor ini yang berasal dari keluarga biasanya dipengaruhi oleh rasa emosional, yang bisa sewaktu-waktu merugikan pemilik perusahaan.
Sementara itu, bila angel investor berasal dari teman, bisa menjadi pilihan yang bagus karena kamu bisa turut membangun bisnis bersama dengan teman dan temanmu membantumu mencari pendanaan lainnya.
Professional angel investor umumnya berasal dari latar belakang pekerja profesional di bidang tertentu seperti akuntan, insinyur, pembisnis, dan lain-lain. Mereka berinvestasi pada beberapa perusahaan yang sesuai dengan minatnya. Selain itu, mereka juga kerap memberikan layanan kepada perusahaan tersebut dalam bentuk bantuan hukum, akuntansi, dan sebagainya.
Sejarah
Munculnya istilah “angel investor” sebenarnya berasal dari Teater Broadway di New York City, Amerika Serikat yang pernah di ambang kebangkrutan. Individu-individu kaya raya di Amerika Serikat menyisihkan dana mereka, agar teater itu tidak bangkrut.
Hingga suatu ketika seorang profesor bernama William Wetzel, melakukan penelitian bagaiamana startup mendapatkan dana dari para individu kaya raya tersebut. Dari sinilah muncul istilah “angel investor”.
Di Amerika Serikat, untuk menjadi seorang angel investor, harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Securities Exchange Commission’s (SEC). Pihak SEC mensyarakatkan figur seorang angel investor mesti memiliki kekayaan minimal US$1 juta atau pendapatan sebesar US$200 ribu per tahun.
Sumber pendanaan para angel ini pun harus berasal dari kekayaan mereka sendiri. Hal ini berbeda dengan perusahaan modal ventura, yang mengumpulkan sejumlah investor untuk membiaya satu proyek atau satu perusahaan rintisan tertentu. Uang dari investor ini jauh lebih menarik daripada bentuk pendanaan lain yang lebih ganas.
Sektor Mana Saja Diminati Para Investor di 2021?
Jika kamu berencana mendirikan startup, sebaiknya membaca prediksi dari CEO Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro (5/1/2021). Prediksi ini menyebutkan soal tren sektor yang diminati para investor, termasuk angel investor di tahun 2021.
Menurut Eddi, di tahun 2020, investor memiliki minat di sektor teknologi finansial, e-commerce, logistik, dan edutech. Ditambah sektor baru, yaitu di bidang teknologi kesehatan dan asuransi kesehatan. Hal ini karena pandemi Covid-19, membuat masyarakat peduli betapa pentingnya kesehatan.
Selain dua sektor kesehatan itu, kemungkinan investor juga akan tertarik menggelontorkan uang di bidang agrikultur pada 2021. Sebab saat ini, masyarakat memerlukan ketahanan pangan. Para investor tidak hanya berinvetasi di hulu pertanian tapi di hilir juga akan merambah ke jasa pengiriman produk pertanian.
Eddi mengatakan, jika pandemi memang mengubah bisnis model para perusahaan rintisan. Khususnya bagi perusahaan rintisan dengan dana terbatas dan menawarkan layanan utama, yang bersifat tatap muka.
Baca juga: Agar Tetap Eksis, Ini 6 Strategi Startup di Masa Pandemi
Perkiraan Tren Investor
Menurut Eddi, selama pandemi Covid-19, perusahaan rintisan harus berakrobat dan melakukan kegiatan yang kreatif, dalam menghemat dana dan tidak bakar uang untuk menghamburkan uang tunai yang mereka miliki.
Sementara itu, Eddi menyebutkan di tahun 2020 aktivitas investasi memang sedikit menurun. Pada 2019 dari data yang didapatkannya, pendanaan masuk mencapai 3 miliar dollar AS. Tapi pada tahun 2020 turun sekitar 2 miliar dollar AS atau hanya berinvestasi sebesar 1 miliar dollar AS. Sementara itu transaksi pendanaan di tahun 2020 hanya sekitar 60 kali.
“Kita lihat saja 2021, bagaimana appetite untuk venture capital dan investor lainnya dalam mendanai startup, terutama startup yang besar. Ada beberapa transaksi besar yang akan terjadi di tahun ini,” kata Eddi.
Saat ini, para perusahaan pendanaan masih menuggu aksi angel investor atau investor tahun ini. Apabila rencana pembangun bisnis startup kalian jauh dari prediksi sektor tersebut, lebih baik dipikirkan lagi. Kamu juga bisa melakukan teknik wait and see hingga perekonomian Indonesia pulih dari pamdemi Covid-19.