Ingin Berbisnis? Kenali Dulu Perbedaan Dropship dan Reseller

perbedaan dropship dan reseller - awanapps.com
Isi Tabel

Sistem dropship dan reseller menjadi kunci dari permasalahan kurang modal untuk berjualan lewat e-commerce. Kedua sistem ini sama-sama menjual kembali produk milik orang lain. Namun apa sih perbedaan antara dropship dan reseller?

Sistem dropship adalah teknik dimana para pelaku bisnis atau penjual tidak perlu menyimpan stok barang yang banyak di rumah mereka. Hal ini karena penjual langsung meneruskan orderan dan detail pengiriman kepada produsen, distributor, atau supplier yang sudah bekerjasama dengannya.

Sedangkan sistem reseller adalah pedagang yang membeli barang dari produsen atau distributor dengan tujuan menjualnya kembali kepada konsumen akhir.

Baca juga: 4 Pekerjaan yang Muncul Akibat Maraknya ECommerce

Pendapat lain mengatakan, reseller adalah kegiatan perdagangan dimana seseorang membeli barang untuk dijual kembali dan mendapatkan beberapa manfaat perbedaan harga. Di sisi produsen, bermitra dengan reseller adalah cara efektif untuk lakukan pemasaran. Hal ini karena dapat menjual produk dalam jumlah besar dengan cepat.

Sementara itu dari sisi reseller, model bisnis ini adalah kesempatan yang sangat menguntungkan. Alasannya karena tidak perlu repot mengeluarkan modal untuk memproduksi barang atau jasa sendiri, cukup memasarkan produk yang dihasilkan oleh produsen.

Letak perbedaan antara dropship dan reseller ternyata tidak hanya pada bagian stok barang saja. Untuk lebih jelasnya lagi, kalian bisa mengikuti penjelasan berikut:

Modal yang dikeluarkan

Antara sistem dropship dan reseller, besaran jumlah modal yang dikeluarkan tidak sama seperti pengertian yang telah dijelaskan pada uraian diatas. Untuk seorang reseller, modal yang dikeluarkan lumayan besar karena diharuskan memiliki ruangan yang besar untuk stok barang.

Hal ini tentu berbeda dengan sistem dropship, modal yang dikeluarkan hanya pulsa dan kuota internet saja. Hal ini karena memang untuk pihak dropshipper (orang yang melakukan sistem dropship) ini tidak perlu melakukan penyetokan barang. Jika Anda ingin menjalankan sebuah bisnis tanpa harus mengeluarkan banyak modal, maka menjadi dropshipper bisa jadi pilihan yang tepat.

Perbedaan Keuntungan Dropship dan Reseller

Perbedaan jumlah keuntungan juga terlihat antara sistem dropship dengan reseller. Untuk pihak reseller tentunya akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan pihak dropshipper. Hal ini karena pihak reseller mendapatkan harga yang jauh lebih kompetitif. Caranya yaitu dengan melakukan pembelian produk yang hendak dijual pada jumlah yang cukup banyak pada pihak supplier, distributor, maupun produsen.

Dengan cara tersebut, pihak reseller bisa lebih leluasa pada saat akan menjual produk atau barang-barangnya. Meski memberikan harga dengan selisih yang cukup tinggi. Semakin memberikan selisih harga yang cukup besar, tentunya keuntungan yang didapatkan lebih banyak.

Dari segi strategi pemasaran

Dropshipper dan reseller memiliki letak perbedaan dari segi strategi pemasarannya. Reseller akan menawarkan produk dan barang yang dijualnya secara langsung maupun online kepada konsumen atau pembeli. Hal ini dikarenakan untuk pihak reseller mempunyai stok barang yang jauh lebih besar. Sehingga reseller bisa menerima permintaan barang yang lebih besar pula.

perbedaan dropship dan reseller - awanapps.com
http://unsplash.comIlustrasi Barang Sampai ke Pelanggan

Sementara itu, strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak dropshipper yaitu hanya bisa dilakukan melalui online. Misalnya saja seperti Facebook, Instagram, website, Twitter atau pun ikut periode promo yang disenggelarakan oleh pihak e-commerce. Hal ini karena droshipper tidak menyetok barang banyak atau menyetok barang di pihak ketiga. Apabila dropshipper mendapatkan pembeli maka dropshipper akan menghubungi supplier untuk membeli barang yang dipesan oleh pembelinya.

Baca juga: Hapus Barang Ini dari Daftar Belanja Online-mu!

Fokus pekerjaannya

Jika dilihat dari segi fokus pekerjaannya, reseller mempunyai tugas mencari calon pembeli untuk barang-barang atau produk yang sudah distok. Lalu dilanjutkan dengan pengemasan barang dan melakukan pengiriman sesuai alamat pembelinya, apabila reseller juga melakukan penjualan secara online.

Untuk fokus pekerjaan dari dropshipper, tidak ribet seperti reseller. Hal ini karena dropshipper tidak perlu melakukan packing barang ataupun pengirimannya. Dropshipper hanya memiliki tugas memasarkan produk atau barangnya saja, kemudian apabila ada pembelian maka hanya menghubungi pihak supplier saja.

Perbedaan Resiko Dropship dan Reseller

Resiko yang didapatkan antara sistem dropship dengan reseller tentu tidaklah sama. Reseller mempunyai tingkat kerugian yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada pihak dropshipper. Salah satu penyebabnya yaitu reseller melakukan penyimpanan stok barang dalam jumlah banyak, sehingga apabila tidak terjual reseller mengalami kerugian besar.

Dropshipper tidak memiliki resiko kerugian apabila produk yang dijualnya tidak laku. Hal ini dikarenakan pihak dropshiper tidak melakukan penyetokan barang. Namun, dropshipper perlu memastikan apakah barang yang dikirim oleh supplier itu sama dengan yang dipesan oleh pembeli dari dropshipper, baik produk dan jumlah produk yang dipesen pembeli dari dropshipper.


Menjalankan bisnis online tidak hanya menjadi reseller atau dropshipper saja. Masih ada banyak bisnis online yang bisa dijalankan, terutama bagi para pemula..

Namun perlu diingat, untuk bisa menjalankan bisnis secara online, kalian harus menjalin kerjasama dengan pihak yang tepat. Hal ini untuk menjauhkan diri kalian dari kerugian, sebagai pelaku bisnis online. Nah, bagaimana menurut Anda? Dengan mempertimbangkan perbedaan antara dropship dan reseller, Anda bisa memilih mana yang cocok untuk Anda. Tentu saja dengan menyesuaikan kapasitas Anda sebagai calon penjual online baik lewat media sosial maupun di e-commerce.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments