Jagat dunia maya Indonesia dihebohkan karena identitas Bjorka yang perlahan kian terungkap. Setelah satu pekan menggemparkan warganet akibat aksinya yang meretas data negara, hacker Bjorka membuat Kominfo kelimpungan.
Bagaimana tidak? Bjorka membocorkan miliaran data warga Indonesia serta sejumlah pejabat publik disertai dengan deretan informasi rahasia lainnya di akun Twitter dan Telegram. Diketahui, data yang bocor tersebut hasil retasan data Indihome dan registrasi SIM Card.
Tak luput juga, ia mengungkapkan opininya terhadap betapa semrawutnya pemerintahan Indonesia. Melalui akun Twitter Bjorka, ia mengunggah Tweet:
“This is a new era to demonstrate differently. Nothing would change if fools were still given enormous power. The supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politician and not someone from the armed forces. Because they are just stupid people,” tulisnya.
(ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. karena mereka hanyalah orang-orang bodoh.)
Tak sedikit orang mengagumi aksi hacker Bjorka karena menyuarakan opini dengan aksi demo yang berbeda. Saat kabar identitas Bjorka terungkap, sudah pasti ini membuat siapapun penasaran pada sosok di balik hacker tersebut. Berikut beberapa petunjuk yang dilansir dari berbagai sumber, yaitu:
Baca juga: Mau Detoks Media Sosial? Berikut Cara Rehat dari Instagram!
Bjorka Bukan Hacker Ulung
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD mengungkapkan, bahwa timnya sudah memiliki alat untuk melacak keberadaan Hacker Bjorka. Beliau mengatakan, bahwa Bjorka bukanlah peretas yang ulung.
Dilansir dari laman CNN Indonesia, disimpulkan bahwa Bjorka sebenarnya tidak punya keahlian membobol yang sungguh-sungguh. Aksi yang dilakukan Bjorka dianggap sebagai teguran untuk pemerintah agar berhati-hati terhadap keamanan data di Indonesia.
Bjorka Berbasis di Polandia
Lewat akun Twitter-nya, Bjorka memberi umpan agar masyarakat bisa mengetahui dari mana ia berasal. Ia mengunggah Tweet yang berbunyi, “yea catch me if you can. Email: [email protected]”. Dengan begitu, otomatis keberadaannya bisa dilacak melalui alamat email yang ia sertakan.
Jika dilihat secara gamblang, akun Twitter Bjorka telah bergabung sejak September 2022 dengan lokasi Warsaw, Polandia. Hal ini belum bisa dipercaya sepenuhnya karena lokasi tersebut hanya sebatas klaim dari hacker ini. Apalagi, tak bisa dipungkiri ada kemungkinan besar Bjorka memakan Jaringan Personal Maya (VPN).
Punya Teman Asal Indonesia
Banyak yang tidak percaya kalau Bjorka adalah orang Polandia. Pasalnya, ia membongkar dan beropini tentang sistem pemerintahan di Indonesia. Sederet pejabat penting juga diserang, seperti Erick Thohir, Luhut Binsar Pandjaitan, Puan Maharani, Tito Karnavian, hingga Jokowi.
Namun, ia berkata dalam cuitannya lewat @bjorkanism bahwa dirinya memiliki hubungan dekat dengan teman yang merupakan orang Indonesia di Polandia. Di dalam cuitan tersebut tertulis, bahwa teman beliau ini merupakan korban kebijakan 1965 yang sudah tidak diakui lagi sebagai warga negara Indonesia.
“I have a good indonesian friend in warsaw, and he told me a lot about how messed up indonesia is. I did this for him (Saya punya teman orang Indonesia yang baik di warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Saya melakukan ini untuk dia),” tulisnya.
Dari tulisannya, Bjorka melakukan aksi peretasan yang menghebohkan warganet demi temannya ini. Maka dari itu, banyak cuitannya yang menyinggung tentang permasalahan politik hingga ekonomi di Indonesia.
Walaupun sudah banyak petunjuk agar identitas Bjorka terungkap, namun sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi kebenaran pastinya. Bagaimana pun juga, aksi yang dilakukan Bjorka termasuk kedalam kejahatan siber yang tidak patut dilakukan. Bagaimana menurutmu? Bagikan opinimu di kolom komentar, ya!
Baca juga: 3 Tips Merapikan Salinan Teks dari PDF ke Microsoft Word