Selama pandemi Covid-19 ini, pastinya sejumlah protokol kesehatan perlu dilaksanakan. Bukan hanya memakai masker dan mencuci tangan, tetapi juga menghindari kerumunan. Akan tetapi, kesadaran masyarakat untuk tidak berkerumun ini masih sangat sulit. Apalagi saat mereka berada di tempat-tempat wisata. Banyaknya wisatawan, tentu membuat para petugas tidak dapat mengecek secara mendetail terkait protokol kesehatan tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan inovasi berupa blimp drone.
Baca juga: Gojek Siapkan Inovasi Layanan Terbaru, Semakin Mudah!
Mengenal Inovasi Blimp Drone
Blimp drone ini diciptakan oleh tiga orang mahasiswa Fakultas Teknik. Tim mahasiswa Fakultas Teknik UNY tersebut terdiri dari Dheni Leo, Zulhakim Seftiyana Roviyan, dan Silvia Larasatul Masyitoh.
“Kami membuat alat ini sebagai upaya mitigasi penyebaran Covid-19 berbasis internet of things,” ujar Dhani, perwakilan tim, dikutip dari laman resmi UNY, Selasa (01/03).
Menurut Dheni, blimp drone sendiri merupakan salah satu jenis Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang dibuat berbahan dasar balon udara. UAV ini pun dikenal sebagai pesawat tanpa awak yang menggunakan gaya aerodinamik untuk terbang.
Lewat keunggulan tersebut, tentu akan memudahkan petugas untuk memantau para wisatawan. Petugas tidak perlu lagi memantau penerapan protokol kesehatan secara manual. Sebab, blimp drone ini telah dirancang untuk diterapkan di titik-titik keramaian di tempat wisata.
Kemudian, alat blimp drone tersebut pun juga terintegrasi dengan Cloud System. Hal tersebut membuat data yang didapatkan bisa diakses oleh petugas wisata maupun pemerintah daerah dengan mudah.
Selanjutnya, Silvia, anggota tim, menambahkan, dalam penerapannya alat ini akan terbang secara autonomous sesuai dengan waypoint yang telah ditandai. Blimp drone ini akan melakukan scanning serta capturing menggunakan kamera digital dan thermal.
“Hasil dari capturing menggunakan kamera digital akan diolah sebagai deteksi jarak pada kerumunan dan masker yang dikeluarkan dalam bentuk audio peringatan,” ujarnya.
Sementara hasil kamera thermal, akan dikeluarkan dalam bentuk gambar yang divisualisasikan pada dashboard berbentuk web aplikasi. Apalagi data tersebut dapat dengan mudah diakses oleh pemerintah daerah maupun petugas wisata untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut.
Dheni menambahkan, bahwa dengan hadirnya inovasi ini, diharapkan dapat membantu menegakkan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata sehingga bisa terkontrol.
“Upaya mencegah dan mengurangi Covid-19 ini pun menjadi berjalan lebih efektif,” pungkasnya.