Belanja Daring Meningkat, Prospek E-Commerce “Cerah”

Ilustrasi prospek e-commerce dan belanja daring meningkat. (Sumber: Freepik)
Isi Tabel

Di Indonesia, e-commerce menjadi platform belanja yang banyak diminati masyarakat. Berdasarkan laporan SYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company, prospek platform e-commerce tetap positif di Tanah Air seiring dengan peningkatan belanja daring konsumen. 

Country Director Meta Indonesia, Pieter Lydian menyebutkan, bahwa hal ini turut dipengaruhi oleh konsumen digital Indonesia yang memanfaatkan banyak saluran terintegrasi. Ini membuat prospek e-commerce semakin cerah di Indonesia. Mulai dari video hingga business messaging dalam proses pembeliannya.

“Kami melihat video dan business messaging terus bertumbuh dan memainkan peran penting untuk pembelian konsumen di Indonesia,” ujarnya dilansir dari laman Antara.

Lydian mengungkapkan, bahwa orang Indonesia menghabiskan sekitar 44% lebih waktunya untuk mengonsumsi video. Sementara sisanya, sekitar 55% lebih banyak dihabiskan oleh mereka untuk mengirim pesan.

Baca juga: Tips Hindari Impulsive Buying Biar Dompet Tidak Boncos

Penggunaan Teknologi untuk Belanja Daring di Indonesia

Tingginya prospek e-commerce tentunya dipengaruhi oleh tingginya tingkat penggunaan teknologi di Indonesia. Lebih dari 30% responden Indonesia mengatakan, bahwa video merupakan salah satu dari tiga saluran teratas untuk menemukan dan mengevaluasi produk. Saluran teratas untuk penemuan video pendek adalah iklan di media sosial, postingan media sosial organik, dan iklan streaming video yang memicu tingginya presentase belanja daring.

Apalagi, Indonesia juga terdepan di kurva regional dalam hal adopsi teknologi baru. Meski masih tahap awal, metaverse merupakan babak baru dari inovasi teknologi yang akan memberikan banyak harapan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dalam satu tahun terakhir sekitar 72% responden Indonesia telah menggunakan teknologi metaverse. Variasi dalam jenis teknologi terkait metaverse di Indonesia ini, termasuk cryptocurrency (46%), AR (34%), dan dunia virtual (29%). Hal ini diikuti oleh teknologi NFT dan VR.

“Metaverse akan membuka peluang baru bagi orang, komunitas, dan bisnis. Selain itu, kami akan terus fokus pada kesiapan infrastruktur, membangun ekosistem untuk kreator, peningkatan keterampilan, dan peningkatan alat untuk mempersiapkan talenta-talenta Indonesia,” ungkapnya.


Menurut Lydian, bisnis dan jenama dapat memanfaatkan peluang ini dalam upaya memberikan pengalaman belanja daring yang mulus dan terintegrasi. Dengan begitu, kondisi seperti ini menunjukkan prospek cerah untuk bisnis e-commerce. Jadi, para konsumen dapat melangkah antara kanal online dan offline dengan lancar di era saat ini.

Baca juga: Fitur Shopee “Pilih Lokal” Bantu Perluas Bisnis UMKM Lokal

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments