Sebagai seorang perempuan, kita seringkali mendengar beberapa tuntutan dari keluar dari keluarga hingga lingkungan sekitar. Perempuan dituntut untuk harus bisa masak dan bertutur kata yang lembut. Akibat tuntutan seperti itu, muncul sebuah istilah good girl syndrome.
Dilansir dari laman Envision Wellness, istilah sindrom good girl ini merujuk pada kondisi seseorang yang memaksakan diri untuk selalu berbuat baik dalam hal apapun. Hal ini dilakukan agar dapat menyenangkan orang lain, tanpa memikirkan perasaan sendiri.
Sikap seperti ini membuatnya cenderung menghindari kritik, konflik, penolakan, dan kesalahan. Menjadi wanita baik hati, tentu merupakan sikap terpuji. Namun, bila tindakan tersebut dilakukan dengan terpaksa.
Apalagi mengorbankan perasaan dan merugikan diri sendiri, sikap ini pun dinilai tak patut untuk dipelihara. Lebih parahnya, sindrom “good girl” ini dapat berpengaruh pada kondisi mental orang tersebut.
Mereka merasa dituntut oleh lingkungan untuk menjadi orang baik. Hingga merasa harus terus-menerus memberikan yang terbaik. Rasa cemas pun menghantui mereka, sebab terlalu memikirkan pendapat orang lain tentang dirinya.
Kondisi seperti ini tentu akan membuat seseorang menjadi depresi. Apalagi saat individu tersebut tak mampu memenuhi keinginan orang-orang disekitarnya. Bukan hanya itu, mereka akan merasa tertekan karena tidak nyaman dengan dirinya sendiri.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Sindrom Peter Pan pada Pria Dewasa
Cara Mengatasi Good Girl Syndrome
Meski begitu, dikutip dari laman Psychology Today, ternyata ada beberapa langkah yang dapat dilakukan seseorang agar terlepas dari cengkraman sindrom good girl . Pertama, kita bisa mulai katakan “tidak” pada sesuatu yang memang tak nyaman.
Tentunya, disertakan alasan konkrit menolak hal tersebut. Dengan tindakan seperti itu, kita pun menjadi berani menyampaikan sebuah pendapat. Apalagi bila sesuatu yang diminta itu dapat merugikan dirimu sendiri.
Selanjutnya, bangun rasa percaya diri. Lewat rasa tersebut, kita akan lebih fokus pada kelebihan yang dimiliki. Lalu, kita bisa menggeluti keterampilan atau hobi baru yang diinginkan. Dengan begitu, seseorang akan lebih percaya diri pada kemampuan yang dimiliki.
Ketiga, para pengidap sindrom good girl ini harus berani mengungkapkan jalan hidup yang dimiliki. Setiap orang tentu memiliki pilihan hidup yang berbeda-beda. Tidak ada salahnya saat orang lain memberikan wejangan tentang jalan hidup. Meski begitu, semua keputusan ada di tangan kalian.
Terakhir, perlakukan orang lain sebagaimana diri kalian ingin diperlakukan. Melepas “good girl syndrome”, bukan berarti berubah menjadi seseorang yang bersikap kasar atau buruk. Kita tetap bersikap sopan dan hormat kepada orang lain. Akan tetapi, kita tidak akan lagi melakukan sesuatu yang hanya mengorbankan diri sendiri.
Dengan melepas bayang-bayang sindrom “good girl”, tentu kita dapat menjadi diri sendiri dan hidup bahagia tanpa tertekan oleh label tersebut. Yuk, jadi diri sendiri tanpa perlu memenuhi ekspektasi orang lain!
Baca juga: Tips Menghadapi Perasaan Loneliness