Fitur “Pay Later” atau bayar nanti telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, menjadi salah satu pilihan pembayaran yang sangat populer. Sejarah pay later ini cukup menarik, karena diawali dengan konsep cicilan atau utang yang sudah ada sejak zaman dulu.
Penasaran dengan sejarah lengkap dari pay later? Jika ingin tahu informasi selengkapnya, yuk simak pembahasan AwanApps berikut!
Baca juga: Pay Later Tanpa Galau, Tips Mengelola Cicilan dari Fintech dengan Bijak
Sejarah Pay Later yang Perlu Diketahui

Pay later memang banyak dipilih masyarakat karena memberikan kemudahan, terutama yang berhubungan dengan transaksi online. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait sejarah dari pay later atau bayar nanti, berikut ulasan AwanApps!
Awal Mula Pay Later: Dari Cicilan Kasir
Sebelum kita mengenal pay later seperti sekarang ini, pembayaran cicilan sudah digunakan oleh toko-toko ritel. Sebagai contoh, banyak toko elektronik atau barang-barang mewah yang menawarkan sistem cicilan tanpa bunga untuk pelanggan yang tidak mampu membayar penuh di awal. Hal ini sangat mempermudah konsumen dalam membeli barang dengan cara mencicil pembayaran dalam beberapa bulan.
Namun, sistem ini memiliki keterbatasan, seperti memerlukan pertemuan fisik di toko dan proses persetujuan yang memakan waktu. Dengan berkembangnya teknologi, sistem cicilan mulai bertransformasi menjadi lebih cepat dan lebih fleksibel.
Sejarah Pay Later, Perkembangan Pay Later di Era Digital
Dengan masuknya internet dan smartphone, perkembangan fintech memungkinkan sistem “buy now, pay later” semakin mudah diakses. Banyak perusahaan fintech mulai menawarkan produk pay later melalui aplikasi mobile yang memungkinkan pengguna membeli barang sekarang dan membayar nanti dengan cicilan ringan tanpa bunga yang tinggi.
Model bisnis ini sangat menarik bagi generasi milenial dan Gen Z, yang mengutamakan kenyamanan dan kecepatan. Pay later menjadi pilihan pembayaran yang praktis dan mudah, terutama di sektor e-commerce. Anda tidak perlu lagi mengajukan pinjaman ke bank atau mengisi formulir yang rumit. Semua bisa dilakukan dalam beberapa langkah saja.
Pay Later di Berbagai Platform E-Commerce
Pay later kini tidak hanya digunakan untuk membeli barang di toko fisik, tetapi juga di platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan banyak lainnya. Banyak toko online yang kini menyediakan opsi pay later sebagai metode pembayaran, memberi kenyamanan lebih kepada pengguna.
Berbagai aplikasi fintech juga bekerja sama dengan platform e-commerce ini untuk menyediakan fitur pay later yang memungkinkan konsumen membeli barang dengan mudah tanpa harus khawatir tentang pembayaran langsung.
Dampak Pay Later pada Konsumen dan Industri
Fenomena pay later telah mengubah cara kita berbelanja. Konsumen bisa membeli barang yang mereka inginkan tanpa perlu langsung mengeluarkan uang. Namun, ini juga memunculkan masalah seperti tingginya angka utang konsumsi dan masalah pengelolaan keuangan yang buruk.
Selain itu, dengan semakin banyaknya penyedia layanan pay later, persaingan di industri fintech semakin ketat. Ini mendorong inovasi dan memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen untuk memilih layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pay later telah berkembang pesat dari sistem cicilan sederhana menjadi bagian penting dari ekosistem e-commerce dan fintech. Setelah mengetahui sejarah pay later, penting bagi pengguna untuk bijak dalam menggunakan fitur ini agar tidak terjebak dalam utang yang berlebihan.
Baca juga: Mari Kulik: Trend Fintech 2025, Apa yang Harus Kita Persiapkan?