Inovasi dalam dunia fintech tidak pernah berhenti, termasuk cara orang mengelola uang. Dari sistem pembayaran nirkontak hingga investasi otomatis, teknologi keuangan terus menghadirkan cara-cara baru dan menarik bagi masyarakat untuk mengelola uang mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada berbagai inovasi fintech yang secara signifikan mengubah perilaku dan pola manajemen keuangan pribadi. Lalu, bagaimana cara orang-orang mengelola keuangan dalam dunia fintech? Bagi yang ingin tahu berbagai inovasinya, berikut ulasan lengkap AwanApps!
Baca juga: Ini Dia Alasan Fintech Tingkatkan Akses Keuangan, Wajib Catat!
Cara Orang Mengelola Uang Dalam Dunia Fintech
Artikel ini akan membahas beberapa inovasi fintech terbaru yang paling menarik dan bagaimana mereka memengaruhi cara orang mengelola uang sehari-hari.
Robo-Advisors: Investasi Tanpa Ribet
Salah satu inovasi paling revolusioner dalam fintech adalah robo-advisors, sebuah layanan otomatis yang menawarkan saran dan manajemen investasi secara digital tanpa campur tangan manusia. Robo-advisors menggunakan algoritma yang canggih untuk menentukan portofolio investasi yang optimal berdasarkan profil risiko dan tujuan keuangan pengguna.
Platform seperti Betterment dan Wealthfront adalah contoh robo-advisors yang populer di berbagai negara. Pengguna cukup memasukkan informasi dasar mengenai tujuan finansial mereka, seperti pensiun atau membeli rumah, dan sistem akan otomatis mengatur alokasi dana mereka ke berbagai instrumen investasi. Dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan manajer investasi tradisional, robo-advisors membuka akses investasi untuk masyarakat luas, terutama mereka yang sebelumnya merasa investasi terlalu rumit atau memakan waktu.
Pembayaran Tanpa Kartu: Teknologi Contactless
Pembayaran tanpa kartu, atau contactless payment, menjadi semakin populer berkat inovasi fintech yang memungkinkan orang untuk membayar hanya dengan menyentuh ponsel atau perangkat wearable mereka di terminal pembayaran. Teknologi ini biasanya menggunakan NFC (Near Field Communication) atau QR code untuk memproses transaksi.
Apple Pay, Google Pay, dan Samsung Pay adalah contoh aplikasi dompet digital yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran nirkontak dengan mudah. Dengan hanya membawa ponsel, pengguna dapat membayar di toko, restoran, atau bahkan transportasi umum tanpa perlu mengeluarkan kartu fisik. Teknologi ini semakin populer, terutama selama pandemi COVID-19, ketika orang lebih memilih metode pembayaran yang minim kontak fisik.
Selain itu, di beberapa negara berkembang, sistem pembayaran berbasis QR code seperti Alipay dan WeChat Pay telah menjadi norma, menggantikan kebutuhan uang tunai bahkan di pasar tradisional. Ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi pengguna, sekaligus mengurangi risiko pencurian atau kehilangan kartu.
Bank Digital: Layanan Keuangan Serba Online
Bank digital atau neobank telah mengubah industri perbankan tradisional dengan menawarkan layanan perbankan sepenuhnya melalui aplikasi mobile tanpa memiliki cabang fisik. Beberapa bank digital terkenal seperti Chime, Revolut, dan N26 telah menarik perhatian jutaan pengguna di seluruh dunia karena kemudahan akses, transparansi, dan biaya yang lebih rendah dibandingkan bank konvensional.
Bank digital ini menawarkan beragam layanan, mulai dari rekening tabungan dan kartu debit hingga fitur investasi dan pengelolaan anggaran. Salah satu keunggulan utama bank digital adalah kemampuannya untuk memberikan notifikasi transaksi secara real-time, memungkinkan pengguna untuk mengontrol keuangan mereka dengan lebih baik.
Selain itu, banyak bank digital yang menawarkan fitur unik seperti cashback, penghapusan biaya overdraft, atau bahkan bunga yang lebih tinggi untuk tabungan. Ini menjadi daya tarik bagi generasi milenial dan Gen Z yang lebih mengutamakan kemudahan dan efisiensi dalam mengelola uang mereka.
Cara Orang Mengelola Uang, Pinjaman Peer-to-Peer (P2P Lending)
Pinjaman peer-to-peer (P2P lending) adalah salah satu inovasi fintech yang menghubungkan peminjam dan pemberi pinjaman secara langsung melalui platform online, tanpa perlu melalui bank atau lembaga keuangan tradisional. Ini memberi kesempatan bagi orang-orang yang mungkin tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman dari bank untuk tetap mendapatkan dana.
Platform seperti LendingClub dan Funding Circle memungkinkan peminjam untuk mengajukan pinjaman, sementara investor dapat memilih proyek mana yang ingin mereka danai. P2P lending menjadi alternatif yang menarik karena suku bunga yang lebih kompetitif dan proses yang lebih cepat dibandingkan pinjaman tradisional. Di sisi lain, investor juga bisa mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan menaruh uang mereka di tabungan bank.
Namun, seperti halnya semua investasi, P2P lending juga memiliki risiko, terutama terkait dengan gagal bayar. Oleh karena itu, banyak platform P2P kini menawarkan asuransi atau perlindungan tambahan untuk mengurangi risiko tersebut.
Cryptocurrencies dan Stablecoins: Uang Digital Masa Depan?
Cryptocurrencies seperti Bitcoin, Ethereum, dan berbagai stablecoin (mata uang kripto yang dipatok pada aset stabil seperti dolar AS) semakin diakui sebagai bagian dari lanskap keuangan modern. Dengan teknologi blockchain sebagai tulang punggungnya, cryptocurrency menawarkan sistem keuangan yang terdesentralisasi dan independen dari lembaga pemerintah atau perbankan tradisional.
Stablecoin, seperti Tether (USDT) atau USD Coin (USDC), memberikan solusi yang lebih stabil dibandingkan cryptocurrency lainnya, karena nilainya dipatok pada mata uang fiat yang stabil. Hal ini menjadikannya pilihan populer untuk transaksi digital dan penyimpanan nilai.
Meskipun adopsi mata uang kripto masih berkembang, teknologi ini sudah mulai mengubah cara orang berinvestasi dan bertransaksi secara global. Bahkan beberapa perusahaan besar telah mulai menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin atau cryptocurrency lainnya, menjadikannya lebih terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Inovasi AI dan Big Data: Personalisasi Keuangan
Kecerdasan buatan (AI) dan big data memainkan peran besar dalam meningkatkan personalisasi layanan keuangan. Dengan memanfaatkan data transaksi pengguna, fintech dapat memberikan saran yang lebih tepat mengenai bagaimana mereka harus mengelola uang, mulai dari pengelolaan anggaran hingga investasi.
Misalnya, aplikasi seperti Mint dan YNAB menggunakan data transaksi untuk membantu pengguna mengatur anggaran secara otomatis, memberikan notifikasi ketika pengeluaran melebihi batas, dan memberikan wawasan tentang kebiasaan pengeluaran. AI juga digunakan dalam sektor investasi, di mana algoritma dapat menganalisis tren pasar dan memberikan rekomendasi investasi yang sesuai dengan profil risiko pengguna.
Inovasi fintech terus berkembang dan menghadirkan solusi yang lebih efisien, aman, dan nyaman bagi masyarakat dalam mengelola uang mereka. Dari robo-advisors hingga mata uang kripto, setiap inovasi membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan uang.
Itu dia beberapa cara orang mengelola uang di dunia fintech yang semakin berkembang. Seiring kemajuan teknologi, kita bisa berharap lebih banyak lagi inovasi fintech yang akan muncul dan membawa revolusi keuangan lebih jauh lagi.
Baca juga: Hati-Hati FOMO! Ini 8 Kesalahan Berinvestasi dengan Platform Fintech