Risiko berinvestasi jangka pendek termasuk hal yang penting untuk dipahami para investor. Ya, berinvestasi memang merupakan salah satu cara yang populer untuk menambah nilai kekayaan dan mencapai tujuan keuangan.
Akan tetapi, tidak semua investasi sama, terutama ketika berbicara tentang jangka waktu. Lalu, apa saja risiko yang dihadapi saat melakukan investasi jangka pendek? Jika penasaran dengan berbagai risikonya, simak ulasan lengkap AwanApps berikut!
Baca juga: Simak, Ini Dia Panduan Memilih Jenis Investasi yang Tepat Bagi Pemula
Risiko Berinvestasi Jangka Pendek yang Perlu Diketahui
Salah satu pilihan yang banyak dipertimbangkan oleh investor adalah investasi jangka pendek karena menawarkan potensi keuntungan dalam waktu singkat. Namun, di balik iming-iming keuntungan cepat, ada berbagai risiko yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk terjun dalam investasi ini, antara lain:
Fluktuasi Pasar Tinggi
Salah satu risiko utama dari berinvestasi jangka pendek, yakni fluktuasi pasar yang lebih tinggi. Pergerakan harga dalam jangka pendek bisa sangat volatil yang berarti nilai investasi bisa berubah dengan cepat dalam waktu singkat.
Bagi investor jangka pendek, fluktuasi pasar ini bisa menjadi tantangan yang cukup besar. Untuk mengurangi risiko ini, penting bagi investor untuk memahami kondisi pasar, memantau perkembangan berita, serta memiliki strategi yang matang sebelum membuat keputusan investasi.
Tingkat Pengembalian yang Tidak Pasti
Investasi jangka pendek cenderung menawarkan tingkat pengembalian yang tidak pasti. Karena tujuan dari investasi ini, yaitu untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat di mana ada risiko bahwa investor tidak akan mencapai target pengembaliannya.
Misalnya, dalam investasi saham jangka pendek, investor mungkin berharap untuk menjual saham dengan keuntungan setelah beberapa minggu atau bulan. Akan tetapi, jika kondisi pasar memburuk dan nilai saham bisa turun, investor terpaksa menjual dengan kerugian atau menunggu lebih lama dari rencana awal.
Biaya Transaksi yang Tinggi
Salah satu aspek yang sering diabaikan oleh investor jangka pendek adalah **biaya transaksi** yang bisa cukup tinggi. Dalam investasi jangka pendek, investor cenderung melakukan jual beli aset lebih sering dibandingkan dengan investasi jangka panjang. Setiap kali membeli atau menjual aset, investor dikenakan biaya transaksi seperti komisi broker atau biaya administrasi.
Biaya transaksi ini bisa menggerus keuntungan yang diperoleh dari investasi, terutama jika keuntungan yang dihasilkan relatif kecil. Investor perlu mempertimbangkan biaya ini dalam perencanaan investasinya dan memilih instrumen yang menawarkan biaya transaksi rendah untuk memaksimalkan keuntungan.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko di mana investor sulit menjual asetnya pada harga pasar yang wajar. Dalam investasi jangka pendek, likuiditas sangat penting karena investor biasanya ingin menjual asetnya dengan cepat untuk mengambil keuntungan atau menghindari kerugian.
Namun, tidak semua aset mudah untuk dijual kembali dalam waktu singkat. Misalnya, dalam pasar properti atau obligasi yang kurang likuid, menjual aset dengan cepat bisa menjadi tantangan besar, dan investor mungkin harus menjualnya dengan harga lebih rendah.
Ketergantungan Pada Waktu
Ketika melakukan investasi jangka pendek, maka akan sangat bergantung pada timing. Keuntungan dalam berinvestasi jangka pendek biasanya didapatkan dari membeli dan menjual aset pada waktu yang tepat.
Sayangnya, tak ada yang bisa memprediksi pergerakan pasar dengan akurasi sempurna. Apabila investor membeli aset saat harga tinggi dan menjualnya ketika harga turun, hal ini akan berdampak buruk pada portofolio investasi.
Itu dia beberapa risiko berinvestasi jangka pendek yang penting untuk diketahui. Dengan perencanaan yang baik, investasi jangka pendek bisa tetap menguntungkan meskipun penuh tantangan.
Baca juga: 5 Manfaat Investasi Bagi Perusahaan, Dapat Meningkatkan Pertumbuhan dan Keberlanjutan!