Yuk Mengenal Apa Itu Fenomena Ghost Cart, Kenapa Banyak Orang Hobi Nambahin Keranjang Tapi Gak Checkout?

fenomena ghost cart
Isi Tabel

Tahukah kamu apa itu fenomena ghost cart dan pernah nggak sih kamu merasa senang banget saat melihat barang-barang yang kamu suka ada di keranjang belanja online, tapi akhirnya malah nggak jadi checkout? Meski tidak menyelesaikan transaksi, kenapa banyak orang yang masih terus menambah barang ke keranjang belanja mereka? Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang fenomena yang satu ini!

Baca juga: Challenge 30 Hari Tanpa Belanja Online, Siapa yang Berani Coba?

Apa Itu Fenomena Ghost Cart?

Ilustrasi Fenomena Ghost Cart. (Sumber: Maucash)

Ghost cart atau keranjang hantu adalah fenomena di mana seseorang menambahkan banyak barang ke dalam keranjang belanja online, namun akhirnya tidak menyelesaikan proses checkout. Mereka mungkin meluangkan waktu untuk memilih produk, menambahkannya ke keranjang, bahkan memasukkan informasi pengiriman, tetapi ketika sampai di langkah terakhir, mereka malah memilih untuk meninggalkan keranjang belanja tersebut tanpa membeli apa-apa.

Fenomena ini bukan hanya masalah bagi konsumen, tetapi juga bagi penjual atau pemilik toko online, karena mereka kehilangan potensi penjualan. Namun, ada alasan mengapa hal ini bisa terjadi, dan beberapa faktor yang mempengaruhinya patut untuk kita simak.

Rasa Takut Akan Pembelian Impulsif

Salah satu alasan terbesar mengapa orang menambahkan barang ke keranjang belanja mereka tetapi tidak membeli adalah karena mereka takut untuk membuat keputusan impulsif. Banyak orang suka browsing dan menambahkan barang ke keranjang hanya untuk melihat-lihat atau membuat daftar barang yang mereka inginkan di masa depan.

Namun, pada akhirnya mereka merasa ragu atau takut menyesal setelah membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Jadi, mereka memilih untuk meninggalkan keranjang belanja sebagai bentuk pengendalian diri.

Faktor Harga dan Perbandingan Belanja

Selain itu, banyak orang yang cenderung menambah barang ke keranjang belanja karena ingin membandingkan harga terlebih dahulu. Mereka mungkin ingin mencari diskon, promo, atau membandingkan harga di beberapa toko online lain sebelum membuat keputusan akhir.

Keputusan untuk tidak checkout juga sering kali disebabkan oleh perasaan bahwa mereka bisa mendapatkan harga yang lebih baik di tempat lain. Proses membandingkan harga ini sering kali menyebabkan seseorang menunda keputusan untuk membeli, sehingga barang-barang di keranjang akhirnya hanya menjadi “ghost cart” yang kosong.

Pengalaman Pengguna yang Tidak Menyenangkan

Terkadang, faktor teknis di toko online juga bisa membuat konsumen meninggalkan keranjang belanja mereka. Misalnya, proses checkout yang rumit, keharusan untuk membuat akun terlebih dahulu, atau masalah pembayaran yang tidak diinginkan. Ketika pengalaman belanja online terasa merepotkan, banyak konsumen yang akhirnya membatalkan transaksi mereka dan memilih untuk tidak melanjutkan pembelian.

Faktor-faktor ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pemilik toko online. Pengalaman pengguna yang mulus dan cepat bisa sangat mempengaruhi tingkat konversi dan mengurangi jumlah keranjang yang tertinggal.

Fenomena Ghost Cart, Rasa Takut Akan Pembelian Yang Tidak Terlihat

Pada dasarnya, banyak orang yang menambahkan barang ke keranjang belanja sebagai bentuk “pengumpulan” barang virtual, yang memungkinkan mereka untuk menilai apa yang ingin mereka beli nanti. Sebagian besar orang suka mencari tahu tentang produk-produk baru dan membuat keputusan belanja mereka secara bertahap.

Namun, mereka mungkin merasa tidak yakin tentang kualitas barang atau ketidakpastian tentang pengiriman atau kebijakan pengembalian. Karena itu, mereka sering memilih untuk menunggu atau melanjutkan pencarian mereka sebelum benar-benar membuat keputusan.

Peran Pemasaran dan Taktik “Keranjang Tertinggal”

Bagi toko online, fenomena ghost cart ini bisa menjadi peluang yang sangat berharga. Beberapa toko menerapkan taktik pemasaran untuk menarik kembali pelanggan yang meninggalkan keranjang mereka, seperti mengirimkan email atau notifikasi untuk mengingatkan mereka tentang barang yang ada di keranjang.

Beberapa bahkan menawarkan diskon atau penawaran khusus kepada mereka yang meninggalkan keranjang, untuk memotivasi mereka agar melanjutkan pembelian. Hal ini dikenal dengan istilah “keranjang tertinggal” atau “abandoned cart recovery.” Para pemilik toko online menggunakan teknik ini untuk mengonversi pengunjung yang sudah menambahkan barang ke keranjang mereka menjadi pelanggan yang akhirnya melakukan pembelian.

FOMO (Fear of Missing Out) dan Keterbatasan Waktu

Fenomena ghost cart juga seringkali dipengaruhi oleh konsep FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut kehilangan kesempatan. Banyak toko online yang menawarkan penawaran terbatas atau stok terbatas untuk menarik minat konsumen.

Namun, meskipun produk tersebut ada di keranjang, konsumen sering kali merasa ragu dan menunda checkout, khawatir bahwa barang tersebut akan terjual habis. Rasa ragu ini akhirnya membuat mereka tidak segera melakukan transaksi, meskipun secara mental mereka sudah “memiliki” barang tersebut di keranjang.

Fenomena Ghost Cart, Psychology of Decision-Making

Sebenarnya, ada faktor psikologis yang mendalam yang memengaruhi perilaku konsumen saat berbelanja online. Salah satunya adalah apa yang disebut dengan “effort justification,” di mana orang merasa lebih baik setelah membuat keputusan yang membutuhkan banyak usaha.

Dalam konteks ini, konsumen merasa lebih puas setelah melalui proses belanja yang lebih panjang atau rumit, yang membuat mereka merasa bahwa pembelian tersebut lebih bernilai. Namun, pada akhirnya, rasa ragu dan ketakutan akan menyesal setelah membeli bisa menyebabkan mereka meninggalkan keranjang tanpa checkout.

Kenapa Ini Penting Bagi Penjual?

Bagi penjual atau pemilik toko online, memahami fenomena ghost cart sangat penting. Mengidentifikasi dan memahami alasan di balik keputusan konsumen yang tidak menyelesaikan checkout bisa membantu mereka untuk meningkatkan strategi pemasaran dan pengalaman pengguna.

Dengan memberikan penawaran yang lebih menarik, menyederhanakan proses checkout, atau menggunakan strategi pengingat seperti email atau notifikasi, penjual bisa mengurangi tingkat keranjang yang tertinggal dan meningkatkan peluang penjualan.

Fenomena ghost cart memang merupakan hal yang wajar terjadi dalam belanja online, tetapi memahami alasan di baliknya bisa memberi kita wawasan lebih dalam tentang perilaku konsumen. Baik itu karena keraguan, perbandingan harga, atau pengalaman pengguna yang tidak menyenangkan, banyak faktor yang bisa memengaruhi keputusan untuk tidak menyelesaikan pembelian.


Sudah paham apa itu fenomena ghost cart, bukan? Bagi kamu yang berjualan online, jangan lupa untuk selalu memantau dan memahami hal ini agar bisa mengoptimalkan penjualan!

Baca juga: Barang Murah Tapi Gak Murahan, Ini Cara Pilih Produk Berkualitas di E-commerce

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments