Sejarah perkembangan e-commerce penting untuk diketahui, terutama bagi para pebisnis pemula. E-commerce, atau perdagangan elektronik, telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita.
Dari berbelanja di toko fisik hingga menggunakan aplikasi untuk membeli barang hanya dengan beberapa klik, perubahan cara kita berbelanja ini sangat dramatis. Untuk mengetahui sejarahnya, yuk simak pembahasan lengkap AwanApps berikut!
Baca juga: 6 Kesalahan dalam Mengelola Toko E-commerce yang Menghambat Pertumbuhan Bisnis
Sejarah Perkembangan E-Commerce yang Perlu Diketahui
Perjalanan e-commerce tidaklah sesederhana itu. Mari kita telusuri sejarah e-commerce dari awal hingga menjadi marketplace digital global yang kita kenal sekarang.
Awal Mula E-commerce
Sejarah e-commerce dapat ditelusuri kembali ke tahun 1960-an ketika sistem komputer mulai digunakan untuk melakukan transaksi bisnis. Saat itu, bisnis besar mulai menggunakan Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirimkan dokumen bisnis seperti faktur dan order pembelian secara elektronik. Namun, ini masih jauh dari apa yang kita kenal sebagai e-commerce saat ini.
Pada tahun 1970-an, konsep yang lebih dekat dengan e-commerce muncul dengan pengenalan sistem point-of-sale (POS). Sistem ini mempermudah proses penjualan di toko fisik. Namun, internet yang merupakan pondasi utama bagi e-commerce modern baru muncul pada tahun 1980-an. Di sinilah awal mula perubahan besar dalam cara orang berbelanja.
Era Internet dan Peluncuran Situs Pertama
Pada tahun 1991, internet dibuka untuk penggunaan publik, dan inilah titik balik dalam sejarah e-commerce. Pada tahun yang sama, situs web pertama untuk e-commerce, bernama “Book Stacks Unlimited,” diluncurkan, menjual buku secara online. Meskipun masih sederhana, peluncuran situs ini menandai langkah pertama ke arah e-commerce yang lebih luas.
Kemudian, pada tahun 1994, NetMarket menjadi platform pertama yang memungkinkan transaksi jual beli secara online menggunakan metode pembayaran yang aman. Ini merupakan langkah besar, karena memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian secara online dengan rasa aman. Tahun yang sama juga melihat peluncuran Amazon.com, yang awalnya hanya menjual buku, tetapi dengan cepat berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di dunia.
Pertumbuhan dan Inovasi
Memasuki akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an, e-commerce mulai mengalami pertumbuhan yang pesat. Perusahaan-perusahaan baru bermunculan, dan banyak bisnis tradisional mulai menyadari potensi penjualan online. eBay, yang diluncurkan pada tahun 1995, memperkenalkan model lelang online, memungkinkan individu untuk membeli dan menjual barang satu sama lain. Ini mengubah cara orang melihat transaksi, di mana konsumen tidak hanya menjadi pembeli, tetapi juga penjual.
Era ini juga melihat perkembangan teknologi pembayaran online yang lebih aman, seperti PayPal, yang didirikan pada tahun 1998. Dengan hadirnya metode pembayaran yang aman, lebih banyak orang mulai merasa nyaman untuk berbelanja secara online.
Ledakan E-commerce dan Krisis Dot-com
Namun, tidak semua berjalan mulus. Pada tahun 2000, gelembung dot-com pecah, mengakibatkan banyak perusahaan e-commerce bangkrut. Meskipun demikian, e-commerce tidak hilang. Sebaliknya, perusahaan yang bertahan mulai beradaptasi dan meningkatkan layanan mereka.
Banyak dari mereka mulai fokus pada pengalaman pelanggan, menawarkan pengiriman yang lebih cepat, dan memperbaiki antarmuka pengguna di situs web mereka. Ini adalah waktu di mana pengguna internet mulai mengharapkan pengalaman berbelanja yang lebih baik.
Era Marketplace Digital
Memasuki tahun 2010-an, kita melihat munculnya model bisnis baru dalam e-commerce: marketplace. Perusahaan seperti Alibaba dan Amazon tidak hanya menjual produk mereka sendiri, tetapi juga menyediakan platform bagi penjual pihak ketiga untuk menjual produk mereka. Ini membuka pintu bagi banyak pengusaha kecil untuk menjangkau pelanggan di seluruh dunia tanpa perlu membangun situs web mereka sendiri.
Di Indonesia, kemunculan marketplace lokal seperti Tokopedia dan Bukalapak memberikan peluang bagi para penjual lokal untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Kemudahan dalam melakukan transaksi dan variasi produk yang ditawarkan membuat e-commerce semakin diminati.
Teknologi dan Tren Baru
Seiring berkembangnya teknologi, e-commerce terus beradaptasi. Pengenalan mobile commerce (m-commerce) memungkinkan pengguna untuk berbelanja melalui ponsel pintar mereka, menjadikan berbelanja semakin mudah dan praktis. Aplikasi belanja mulai bermunculan, memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan personal.
Selain itu, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan analisis data mulai digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Dengan memanfaatkan data pelanggan, perusahaan dapat memberikan rekomendasi produk yang lebih tepat dan personal.
Masa Depan E-commerce
Saat ini, e-commerce terus berkembang dengan kehadiran teknologi baru, termasuk augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), yang memberikan pengalaman belanja yang lebih imersif. Konsep social commerce juga mulai mendapatkan perhatian, di mana platform media sosial berfungsi sebagai tempat untuk berbelanja.
Dengan semakin banyaknya orang yang beralih ke belanja online, terutama setelah pandemi COVID-19, masa depan e-commerce terlihat cerah. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan teknologi akan terus berkembang dan menjadi pemimpin di industri ini.
Dari awal yang sederhana sebagai sistem pertukaran data hingga menjadi marketplace digital global, sejarah e-commerce adalah cerita tentang inovasi, adaptasi, dan pertumbuhan. E-commerce tidak hanya mengubah cara kita berbelanja, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi bisnis di seluruh dunia.
Itu dia sejarah perkembangan e-commerce yang penting untuk dipahami. Dengan teknologi yang terus berkembang, kita dapat menantikan masa depan yang menarik dalam dunia e-commerce.
Baca juga: Simak, Ini 5 Keunggulan E-Commerce Dibandingkan Marketplace dalam Berbisnis