Kenapa Sih Pay Later Bikin Ketagihan? Yuk Mari Analisa Lebih Lanjut!

pay later bikin ketagihan
Isi Tabel

Fitur Pay Later atau bayar nanti kini semakin populer di kalangan pengguna internet, khususnya di aplikasi e-commerce dan fintech. Dengan sistem ini, kamu bisa membeli barang sekarang dan membayarnya di kemudian hari tanpa bunga dalam jangka waktu tertentu.

Pada awalnya, Pay Later terlihat seperti solusi praktis yang membantu mengelola pengeluaran. Namun, tanpa disadari, kebiasaan ini bisa membuat kamu terjebak dalam jeratan utang dan kesulitan keuangan. Yuk, simak kenapa Pay Later bisa bikin ketagihan dan bagaimana cara keluar dari jeratannya!

Baca juga: Mudah dan Praktis, Begini Cara Bayar Lazada Paylater dengan DANA

Apa Saja Alasan Pay Later Bikin Ketagihan?

Ilustrasi Pay Later Bikin Ketagihan. (Sumber: Atome)

Pay later memang menjadi pilihan banyak orang ketika ingin mendapatkan kemudahan saat bertransaksi secara online. Namun, ternyata ada beberapa alasan lain mengapa pay later dipilih, antara lain sebagai berikut:

Kemudahan Akses yang Menggoda

Salah satu alasan utama mengapa Pay Later membuat orang ketagihan adalah kemudahan aksesnya. Dalam beberapa aplikasi e-commerce, Pay Later hanya membutuhkan beberapa klik untuk mengaktifkannya. Kamu bisa langsung membeli barang tanpa harus mengeluarkan uang di muka. Rasanya sangat menggoda karena kamu tidak perlu menunggu sampai gajian atau menabung untuk membeli barang yang kamu inginkan.

Kemudahan ini sering membuat pengguna merasa seperti mendapatkan “keistimewaan” bisa membeli barang lebih dulu, tanpa mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau apakah kamu mampu membayarnya dalam jangka waktu yang ditentukan.

Terperangkap dalam Cicilan

Fitur Pay Later biasanya menawarkan cicilan tanpa bunga jika dibayar dalam jangka waktu tertentu, seperti 30 hari atau 3 bulan. Meskipun terlihat menarik, banyak orang yang akhirnya terjebak dengan cicilan yang menumpuk. Ketika satu tagihan Pay Later sudah dibayar, pengguna seringkali tergoda untuk membeli lagi dan menggunakan Pay Later di pembelian selanjutnya.

Cicilan yang ringan dan tanpa bunga dalam waktu dekat membuat banyak orang merasa tidak keberatan untuk menggunakannya. Padahal, jika terus-menerus dilakukan, utang akan menumpuk dan menyebabkan masalah keuangan yang serius. Rasanya cicilan kecil ini tidak memberatkan, tetapi kalau sudah banyak barang yang dibeli dengan sistem yang sama, jumlahnya bisa jadi sangat besar.

Alasan Pay Later Bikin Ketagihan, FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO atau ketakutan akan ketinggalan seringkali menjadi pemicu dalam menggunakan Pay Later. Dalam banyak situasi, e-commerce atau aplikasi finansial menawarkan promo menarik yang hanya berlaku dalam waktu terbatas, seperti diskon besar, cashback, atau produk limited edition. Hal ini membuat kamu merasa harus segera membeli, apalagi kalau kamu bisa memanfaatkan Pay Later dan tidak perlu langsung mengeluarkan uang.

Tentu saja, setelah melakukan pembelian impulsif tersebut, kamu merasa puas karena berhasil mendapatkan barang dengan harga diskon. Namun, saat tiba waktunya membayar tagihan, kamu justru merasa tertekan karena harus mengeluarkan uang yang sudah seharusnya dialokasikan untuk keperluan lainnya.

Penundaan Pembayaran yang Menjadi Kebiasaan

Pay Later memberikan keleluasaan dalam menunda pembayaran, yang membuat pengguna merasa lebih nyaman. Misalnya, kamu bisa menunda pembayaran selama 30 hari atau lebih, dan itu memberi kamu waktu untuk mengatur uang yang akan dibayarkan. Penundaan ini secara tidak langsung membentuk kebiasaan, di mana kamu terbiasa menunda pembayaran dan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Lama kelamaan, kamu jadi merasa tidak ada masalah dalam menunda pembayaran. Padahal, kebiasaan ini justru memperburuk kondisi keuangan. Kamu mungkin merasa bahwa pembayaran bisa selalu ditunda tanpa konsekuensi yang besar, tetapi pada akhirnya semua tagihan harus dilunasi dengan bunga atau biaya tambahan.

Alasan Pay Later Bikin Ketagihan, Keinginan untuk Memenuhi Gaya Hidup Konsumtif

Kehidupan digital yang serba cepat dan mudah membuat kamu semakin mudah terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif. Melihat teman atau influencer di media sosial yang sering memamerkan barang-barang baru, kamu merasa terdorong untuk memiliki barang serupa. Sistem Pay Later memberi kesempatan untuk membeli barang-barang tersebut, meskipun kadang kamu belum cukup uang untuk membayarnya. Ini memberi ilusi bahwa kamu bisa mengikuti gaya hidup tersebut tanpa harus menunggu menabung terlebih dahulu.

Namun, keinginan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif ini sering kali membuat kamu lupa untuk memikirkan dampak finansial jangka panjang dari kebiasaan belanja tanpa perencanaan yang matang.

Bunga yang Tersembunyi dan Denda Keterlambatan

Meskipun banyak aplikasi menawarkan cicilan tanpa bunga untuk jangka waktu tertentu, jika kamu tidak bisa membayar tepat waktu, bunga yang dikenakan bisa sangat tinggi. Seringkali, bunga dan denda keterlambatan tidak terlalu terlihat pada awalnya. Namun, setelah tagihan mulai jatuh tempo, kamu baru sadar bahwa bunga yang dikenakan bisa membuat jumlah utang membengkak jauh lebih besar.

Selain itu, beberapa aplikasi Pay Later juga mengenakan biaya admin atau biaya tambahan yang dapat membebani tagihan kamu, membuat pembayaran menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, penting untuk selalu membaca syarat dan ketentuan, termasuk bunga dan biaya lainnya, agar tidak terkejut saat menerima tagihan.

Cara Keluar dari Jeratan Pay Later

Sekarang kamu sudah tahu betapa menggoda dan berbahayanya fitur Pay Later. Lalu, bagaimana cara keluar dari jeratnya? Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba:

Buat Anggaran yang Ketat

Langkah pertama untuk keluar dari jeratan Pay Later adalah dengan membuat anggaran yang lebih ketat. Tentukan pengeluaran bulananmu dengan jelas dan pastikan kamu hanya membeli barang-barang yang benar-benar diperlukan. Dengan memiliki anggaran yang terencana, kamu akan lebih mudah mengontrol keinginan untuk menggunakan Pay Later.

Bayar Utang Pay Later Sebelum Menggunakan Lagi

Jika kamu sudah terlanjur memiliki utang di Pay Later, prioritaskan untuk membayar tagihan tersebut. Cobalah untuk melunasi utang yang ada agar kamu tidak terjebak dalam utang yang terus menumpuk. Hindari menggunakan Pay Later untuk transaksi baru sampai kamu benar-benar mampu membayar utang yang ada.

Tunda Keinginan Belanja

Cobalah untuk menunda keinginan belanja selama beberapa hari atau minggu. Jika setelah waktu yang ditentukan kamu masih merasa bahwa barang yang ingin dibeli sangat dibutuhkan, barulah pertimbangkan untuk membeli. Hal ini akan membantu kamu menghindari belanja impulsif dan memberi ruang untuk memikirkan apakah belanja tersebut benar-benar diperlukan.

Gunakan Pembayaran yang Lebih Terencana

Jika kamu tetap ingin membeli barang tetapi tidak memiliki dana langsung, pertimbangkan untuk menggunakan metode pembayaran lain yang lebih terencana, seperti menabung terlebih dahulu atau menggunakan kartu kredit dengan bunga yang lebih rendah, jika memungkinkan. Dengan begitu, kamu tetap bisa mengatur pembayaran tanpa terjebak dalam utang yang menumpuk.

Berhenti Menggunakan Pay Later untuk Belanja

Jika kamu merasa Pay Later sudah terlalu sering digunakan dan mulai menjadi kebiasaan buruk, lebih baik berhenti menggunakan fitur ini sama sekali. Cobalah untuk beralih ke metode pembayaran yang lebih disiplin dan terencana. Dengan begitu, kamu akan lebih bisa mengendalikan pengeluaran dan menghindari utang yang menumpuk.

Pay Later memang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas dalam berbelanja, tetapi jika tidak digunakan dengan bijak, fitur ini bisa menjadi perangkap yang mengganggu stabilitas keuangan. Ketagihan Pay Later bisa mengarah pada utang yang menumpuk, bunga tinggi, dan denda yang membebani.


Itu dia beberapa informasi terkait alasan pay later bikin ketagihan yang perlu kamu pahami. Dalam hal ini, penting bagi kamu untuk menyusun anggaran yang matang, membayar utang tepat waktu, dan menghindari belanja impulsif.

Baca juga: Ini Alasan Sustainability dalam E-Commerce yang Penting untuk Diketahui

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments