Beberapa orang belum mengetahui alasan sustainability dalam e-commerce. Ya, industri e-commerce berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, di balik kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan, sektor ini membawa tantangan besar bagi lingkungan, seperti limbah kemasan, jejak karbon dari pengiriman, hingga proses produksi yang tidak ramah lingkungan. Untuk mengetahui alasannya, berikut pembahasan lengkap AwanApps!
Baca juga:
Beberapa Alasan Sustainability dalam E-Commerce
Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya menjaga bumi, tren sustainability dalam e-commerce menjadi sorotan utama sepanjang tahun 2024. Tren ini tidak hanya menjadi peluang bagi brand untuk menarik perhatian konsumen, tetapi juga tanggung jawab besar untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau.
Sustainability atau keberlanjutan dalam e-commerce merujuk pada praktik yang mendukung upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari penggunaan bahan daur ulang untuk kemasan hingga pengadopsian energi terbarukan dalam operasional logistik.
Menurut laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO), industri e-commerce menyumbang emisi karbon yang signifikan dari proses pengiriman cepat atau same-day delivery. Di sisi lain, riset yang dilakukan oleh PwC pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 64% konsumen global cenderung membeli dari brand yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan. Artinya, sustainability kini bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga strategi bisnis.
Praktik Keberlanjutan yang Sedang Tren di E-Commerce
Kemasan Ramah Lingkungan
Kemasan adalah salah satu kontributor terbesar limbah dari sektor e-commerce. Brand kini berlomba-lomba mencari solusi inovatif seperti menggunakan bahan biodegradable, kompos, atau daur ulang. Perusahaan seperti Amazon telah meluncurkan program “Frustration-Free Packaging,” yang dirancang untuk meminimalkan penggunaan bahan berlebih. Selain itu, brand lokal seperti Toko Loka juga memanfaatkan kemasan kertas yang dapat didaur ulang, sekaligus mengedukasi pelanggan tentang cara membuang limbah dengan benar.
Pengiriman yang Berkelanjutan
Pengiriman cepat memang sangat memanjakan pelanggan, tetapi sering kali melibatkan penggunaan transportasi dengan jejak karbon tinggi. Tren sustainability di tahun 2024 mendorong perusahaan untuk menggunakan kendaraan listrik atau opsi pengiriman ramah lingkungan. Di beberapa negara, pengiriman dengan sepeda dan drone mulai menjadi solusi inovatif. Selain itu, program pengiriman kolektif (consolidated delivery) juga membantu mengurangi frekuensi perjalanan kurir.
Produk Ramah Lingkungan
Banyak konsumen kini beralih ke produk yang dibuat dengan bahan ramah lingkungan atau diproduksi secara etis. Platform seperti Etsy mendukung pengrajin lokal yang menghasilkan produk berkelanjutan. Selain itu, banyak marketplace besar seperti Zalora dan Shopee mulai menghadirkan kategori khusus “Eco-Friendly” untuk mempermudah pelanggan menemukan produk berkelanjutan.
Offsetting Carbon Footprint
Beberapa e-commerce kini menawarkan program “carbon offsetting” kepada pelanggannya. Melalui fitur ini, pelanggan dapat menyumbang biaya tambahan untuk mendukung proyek pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon atau konservasi hutan. Shopify adalah salah satu pelopor yang telah meluncurkan inisiatif ini melalui program “Shopify Sustainability Fund.”
Tantangan dalam Mengadopsi Tren Sustainability
Meskipun tren sustainability membawa dampak positif, adopsinya tidak tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar adalah biaya yang lebih tinggi. Penggunaan bahan ramah lingkungan sering kali lebih mahal dibandingkan bahan konvensional. Selain itu, implementasi energi terbarukan dalam operasional logistik membutuhkan investasi besar yang sulit dijangkau oleh bisnis kecil dan menengah.
Selain itu, konsistensi dalam mendidik pelanggan juga menjadi tantangan. Banyak konsumen yang belum memahami pentingnya keberlanjutan atau cara memilih produk yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, brand harus aktif memberikan edukasi melalui kampanye dan promosi kreatif.
Masa Depan Sustainability dalam E-Commerce
Masa depan sustainability dalam e-commerce akan terus berkembang seiring dengan tekanan dari konsumen dan regulasi pemerintah. Beberapa negara, seperti Uni Eropa, telah memperkenalkan undang-undang baru yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan jejak karbon mereka secara transparan. Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih serius mengadopsi praktik berkelanjutan.
Teknologi juga akan memainkan peran penting. Artificial Intelligence (AI) dapat membantu e-commerce mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi limbah produksi, hingga mengidentifikasi produk yang paling efisien secara lingkungan. Sementara itu, blockchain dapat digunakan untuk melacak asal-usul produk dan memastikan transparansi rantai pasok.
Tren sustainability dalam e-commerce bukan sekadar gaya hidup, tetapi kebutuhan mendesak untuk menjaga bumi yang kita huni. Dengan langkah kecil seperti memilih produk ramah lingkungan, mendukung pengiriman berkelanjutan, atau mendaur ulang kemasan, konsumen dapat menjadi bagian dari perubahan besar.
Bagi perusahaan, komitmen terhadap keberlanjutan bukan hanya cara untuk menarik pelanggan, tetapi juga tanggung jawab sosial yang harus diemban. Di tengah perubahan iklim dan meningkatnya polusi, belanja online harus menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.
Itu dia beberapa informasi seputar alasan sustainability dalam e-commerce yang penting untuk diketahui. Jika ingin tahu informasi seputar e-commerce lainnya, kamu bisa cek artikel terbaru di laman AwanApps ya!
Baca juga: