Ingin Sukses Jualan? Yuk Optimalisasikan Voice Commerce untuk Toko Online Kamu

voice commerce untuk toko online
Isi Tabel

Saat ini, berbelanja telah memasuki era baru dengan kemunculan voice commerce untuk toko online, di mana pelanggan dapat membeli produk hanya dengan perintah suara. Teknologi ini, yang didukung oleh asisten suara seperti Amazon Alexa, Google Assistant, dan Siri, telah mengubah cara kita berbelanja, membuatnya lebih praktis dan intuitif.

Pada tahun 2024, voice commerce menjadi salah satu tren utama yang mendorong transformasi di industri e-commerce. Untuk mengetahui info seputar voice commerce, berikut penjelasan lengkap AwanApps!

Baca juga: Mari Kulik: Apa Itu Personalisasi E-Commerce dengan Kecerdasan Buatan

Mengapa Voice Commerce untuk Toko Online Penting?

Ilustrasi Voice Commerce untuk Toko Online. (Sumber: Unsplash)

Voice commerce adalah proses pembelian barang atau layanan secara online melalui perintah suara. Teknologi ini memanfaatkan pengenalan suara yang canggih untuk memahami dan merespons permintaan konsumen. 

Sebagai contoh, pengguna dapat berkata, “Alexa, pesan deterjen yang biasa saya beli,” dan sistem secara otomatis akan memproses pesanan berdasarkan riwayat pembelian.

Kemudahan ini tidak hanya menawarkan pengalaman belanja yang cepat, tetapi juga mempermudah orang dengan keterbatasan fisik untuk mengakses layanan e-commerce tanpa memerlukan perangkat layar sentuh.

  1. Kenyamanan Maksimal
    Dengan voice commerce, pengguna tidak perlu mengetik atau mencari produk secara manual. Mereka cukup menggunakan suara untuk menemukan dan membeli produk yang diinginkan. Hal ini sangat berguna saat multitasking, seperti memasak atau mengemudi.
  2. Personalisasi yang Lebih Baik
    Voice commerce sering kali terintegrasi dengan teknologi AI, yang memungkinkan pengalaman belanja menjadi lebih personal. Sistem ini dapat merekomendasikan produk berdasarkan kebiasaan dan preferensi pelanggan.
  3. Adopsi Teknologi yang Semakin Meluas
    Menurut laporan Statista, pada tahun 2024 lebih dari 60% rumah tangga di Amerika Serikat memiliki perangkat pintar yang mendukung asisten suara. Tren ini juga mulai menyebar ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia, dengan meningkatnya penggunaan Google Assistant di perangkat Android.

Tantangan dalam Implementasi Voice Commerce

Meskipun menjanjikan, voice commerce menghadapi beberapa tantangan besar:

1. Keterbatasan Teknologi Bahasa

Salah satu hambatan terbesar adalah pengenalan bahasa dan dialek lokal. Di Indonesia, misalnya, sistem voice commerce sering kesulitan memahami berbagai aksen dan bahasa daerah. Hal ini membuat teknologi ini belum bisa sepenuhnya diandalkan oleh semua pengguna.

2. Keamanan dan Privasi

Proses pembayaran menggunakan suara memerlukan autentikasi yang kuat untuk mencegah penyalahgunaan. Namun, banyak konsumen masih merasa ragu untuk memberikan data pribadi mereka melalui perangkat pintar karena kekhawatiran tentang privasi.

3. Kurangnya Visualisasi Produk

Voice commerce tidak menawarkan tampilan visual produk, sehingga pengguna mungkin merasa kurang yakin saat membeli barang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Untuk kategori tertentu seperti pakaian atau dekorasi rumah, visualisasi sangat penting.

Strategi Optimalisasi Voice Commerce untuk E-Commerce

Untuk menghadapi tantangan tersebut, pelaku e-commerce dapat mengadopsi beberapa strategi:

1. Peningkatan Teknologi NLP (Natural Language Processing)

Dengan pengembangan NLP, sistem voice commerce dapat memahami berbagai bahasa, aksen, dan konteks secara lebih akurat. Google dan Amazon terus berinvestasi dalam teknologi ini untuk meningkatkan kemampuan asisten suara mereka.

2. Integrasi dengan Augmented Reality (AR)

Meskipun voice commerce tidak menyediakan visualisasi, integrasi dengan teknologi AR dapat memberikan gambaran produk kepada pelanggan melalui perangkat lain, seperti smartphone atau kacamata pintar.

3. Penguatan Sistem Keamanan

Autentikasi suara berbasis biometrik dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Selain itu, opsi pembayaran tambahan seperti kode OTP (one-time password) dapat digunakan untuk memastikan transaksi aman.

4. Kolaborasi dengan Platform Lokal

Di Indonesia, e-commerce dapat berkolaborasi dengan startup teknologi lokal untuk mengembangkan voice commerce yang lebih relevan dengan kebutuhan dan preferensi konsumen Indonesia.

Masa Depan Voice Commerce

Tren voice commerce diprediksi akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Di masa depan, kita mungkin akan melihat integrasi yang lebih luas antara voice commerce dan teknologi lain seperti IoT (Internet of Things).

Bayangkan lemari es pintar yang dapat memesan bahan makanan secara otomatis ketika stok menipis, atau speaker pintar yang mengingatkan Anda untuk membeli ulang barang kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, pengembangan algoritma AI yang lebih canggih akan memungkinkan voice commerce untuk memahami niat pengguna secara lebih mendalam, bahkan ketika permintaan mereka kurang spesifik. Sebagai contoh, pelanggan dapat berkata, “Pesan makanan untuk makan malam,” dan sistem akan merekomendasikan pilihan berdasarkan preferensi diet, anggaran, dan waktu pengiriman.

Voice commerce adalah langkah besar dalam evolusi belanja online, menawarkan kenyamanan yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, tantangan seperti bahasa, keamanan, dan visualisasi produk perlu diatasi melalui inovasi teknologi dan pendekatan yang lebih personal.


Itu dia beberapa informasi terkait voice commerce untuk toko online milik kmau. Dengan adopsi yang terus meningkat dan pengembangan teknologi yang semakin maju, voice commerce akan menjadi bagian integral dari cara kita berbelanja di masa depan.

Baca juga: Ngaku Global, Tapi Pusing! Ini Tantangan E-Commerce di Era Globalisasi

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments